Gorgias

Riwayat hidup
Gorgias lahir di Leontinoi di Sisilia sekitar tahun 483. Rupanya mula-mula ia murid Empedokles*, lalu dipengaruhi oleh dialektika Zeno. Pada tahun 427 ia tiba ke Athena sebagai duta kota asalnya untuk meminta derma melawan kota Syrakusa. Sebagai Sofis ia mengelilingi kota-kota Yunani, terutama Athena, di mana ia mengalami sukses besar, lantaran luar biasa fasih lidahnya. Ia dijunjung tinggi sebagai guru dan memiliki banyak murid. Ia meninggal pada usia 108 tahun, kira-kira pada tahun 375.

Ajaran
Gorgias menulis suatu buku yang berjudul Tentang yang tidak ada atau perihal alam. Dalam buku ini ia mempertahankan tiga pendirian: [1] tidak ada sesuatu pun; [2] seandainya sesuatu ada, maka itu tidak sanggup dikenal; [3] seandainya sesuatu sanggup dikenal, maka pengetahuan itu tidak sanggup disampaikan kepada orang lain. Ketiga pendirian ini disokong dengan banyak argumen. Soalnya ialah bagaimana kita harus mengerti maksud Gorgias.

Ada sejarawan yang beropini bahwa yang ia maksud memang ibarat diucapkannya dengan ketiga pendirian ini. Kalau demikian Gorgias bukan saja menganut skeptisisme (anggapan bahwa kebenaran tidak sanggup diketahui), melainkan juga memihak pada nihilisme (anggapan bahwa tidak ada sesuatu pun atau bahwa tidak ada sesuatu pun yang bernilai). Tetapi sulit sekali untuk membayangkan bahwa pendirian-pendirian itu mengandung maksud Gorgias sendiri. Agaknya ia ingin menyindir metode berargumentasi yang digunakan mazhab Elea dengan menawarkan bahwa cara berargumentasi mereka sanggup diteruskan hingga menjadi mustahil.

Dalam tradisi Yunani diceritakan bahwa setelah mengarang karya yang disebut di atas, Gorgias berbalik dari filsafat dan mulai mencurahkan perhatiannya kepada ilmu retorika. Kita masih memiliki dua pidato yang dikarang Gorgias. Mungkin kedua pidato itu disisipkan sebagai pola dalam suatu buku pegangan mengenai ilmu retorika, tetapi buku itu tidak ada lagi. Retorika dianggap Gorgias sebagai seni untuk meyakinkan ("the art of persuasion"). Dari alasannya yaitu itu tidak cukup mengemukakan alasan-alasan yang diarahkan kepada nalar budi, tetapi juga perasaan harus disentuh. Gorgias membuat gaya bahasa yang mempraktekan prinsip ini.

Di antara murid-murid Gorgias tentu harus disebut Isokrates, spesialis berpidato yang ternama di Yunani. Ia akan membuka suatu sekolah untuk ilmu retorika di Athena, yang menjadi tentangan besar untuk sekolah Plato* yang disebut "Akademia".


Download di Sini


Sumber.
Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. Yogyakarta

Belum ada Komentar untuk "Gorgias"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel