Gerhard E. Lenski. Struktur Sistem Pelapisan

Saling berkaitan dengan dinamika atau proses sistem pelapisan sebagaimana diuraikan sebelumnya yaitu aspek-aspek struktural dari sistem. Di sini Lenski menaruh perhatian atas sistem yang terdiri dari tiga unit: individu, kelas, dan sistem kelas. Individu-individu membentuk kelas-kelas dan ini merupakan tingkat analisa yang dasar. Pada giliranya lalu bersatu membentuk sistem kelas. Berbagai individu, kelas, dan sistem kelas yang benar-benar ada bekerjasama satu sama lain serta terlibat dalam persaingan memperoleh sumber-sumber yang langka.

Lenski (1966:74-75) membatasi kelas sebagai “pengelompokan orang di dalam masyarakat yang berada dalam posisi yang sama dalam hal kekuatan atau beberapa bentuk spesifik dari kekuasaan, privilese dan prestise”. Tetapi dalam karyanya fokus pembahasan Lenski yaitu kelas kekuasaan, yang dianggapnya memilih distribusi privilise dan prestise dalam masyarakat dengan surplus barang-barang yang berarti. Bagi Lenski, kelas yaitu kelas kekuasaan (power class).

Walaupun kelas kekuasaan ini sanggup bervariasi, mulai dari pemimpin industri hingga pada anggota suatu Yunta—militer dan buruh-buruh pabrik yang terorganisir, tetapi masing-masing kelompok menduduki posisi yang sama ibarat dalam definisi Weberian klasik perihal kemungkinan orang atau kelompok melakukan kehendak mereka walaupun dilawan oleh pihak lain. Kelas didefinisikan di dalam hubungannya dengan tingkat kekuasaan yang dimiliki dalam mengendalikan sumber-sumber yang langka.

Dalam masyarakat industri yang kompleks, seseorang sanggup menjadi anggota dari sejumlah kelas. Keanggotaan kelas itu harus dilihat sebagai tanda-tanda multidimensi. Dengannya, dalam masyarakat industri kelas merupakan tanda-tanda yang lebih kompleks, di mana individu-individu secara serentak menjadi anggota sejumlah kelas, yang masing-masing dengan potensi kekuatan yang berbeda.

Setiap kelas mempunyai variasi dan peringkat imbas terhadap contohnya buruh-buruh pabrik, atau negro. Tetapi dalam kaitan kekuasaan kedua kelompok itu sanggup disebut sebagai kelas. Walaupun di dalam maupun di antara kelas-kelas itu terdapat aneka macam penjenjangan, akan tetapi para anggota kelas tetap merupakan kesatuan yang menduduki posisi sederajat dalam suatu kaitan kepentingan tertentu dan akan saling berhadapan sekiranya kepentingan tersebut tidak mempunyai kelas.

Kelas sebagaimana diuraikan di atas lalu membentuk sistem kelas. Lenski membatasi sistem kelas sebagai “hirarki kelas-kelas yang tersusun dalam jenjang beberapa kriteria tunggal”. Makara semua aggota masyarakat berada dalam jenjang setiap kelas yang tunggal. Misalnya dalam suatu masyarakat hipotesis;sistem kelas politis sanggup terdiri dari 10 persen elit atau pimpinan, 20 persen birokrat, 50 persen politis dan 20 persen yaitu musuh rezim. Dalam masyarakat fiksi ini, sistem kelas kekayaan sanggup diberi jenjang, 10 persen kaum kaya, 25 persen kelas menengah, 45 persen kaum miskin, 20 persen kaum melarat. Sistem kelas menurut pekerjaan sanggup diberi jenjang dari tuan tanah, petani bebas, pegawai, pedagang, ke petani dan pengrajin, dan jadinya pengangguran dan pengemis. Dengan demikian Lenski mencoba menunjukkan bahwa struktur sistem distribusi itu sedemikian rupa sehingga sanggup saja persaingan atas sumber-sumber yang langka tak hanya berlangsung di antara individu-individu dan kelas-kelas di antara sistem kelas. Lenski mengutip sebuah ilustrasi dari sebuah ikhtiar untuk menyamakan kesempatan memperoleh pendidikan yang akan memperbesar kepentingan sistem kelas atas dasar pendidikan. Sebaliknya akan mengurangi kepentingan sistem kelas atas dasar rasial atau jenis kelamin. Ilustrasi lain perihal usaha di antara sistem kelas sanggup dilihat di dalam negara totaliter, di mana keanggotaan sistem kelas politik bertambah dengan mengorbankan sistem-sistem lain, khususnya sistem kekayaan. Prestise dan privilise diberikan kepada anggota partai yang berstatus tinggi ketimbang ibarat dalam sistem kapitalis pada mereka yang mempunyai kekayaan besar.

Gambaran Lenski perihal sistem pelapisan yang secara struktural terdiri dari aneka macam individu, kelas dan sistem kelas itu sangat ruwet betapapun mencerminkan keragaman masyarakat industrial. Dia melihat pelapisan sebagai “sistem yang terdiri dari roda-roda yang saling bersinggungan” sebuah citra keterkaitan dan saling ketergantungan yang jelas-jelas berasal dari kaum fungsionalisme struktural. Di samping mengakui aktualitas dinamika stratifikasi dalam kehidupan yaitu antagonisme dan permusuhan—yang dihubungkannya dengan ciri-ciri struktural suatu masyarakat.


Berdasarkan postulat-postulat yang diketengahkan pada struktur dinamika sistem-sistem distribusi, Lenski (1966:85) secara logis menyimpulkan beberapa proposisi yang sanggup diuji. Di antara proposisi-proposisi tersebut adalah:
1. “...tingkat perbedaan dalam sistem-sistem distribusi secara eksklusif akan berbeda dengan ukuran surplus suatu masyarakat”.


2. “...kecepatan mobilitas vertikal...secara eksklusif akan cenderung berbeda dengan kecepatan perubahan sosial dan teknologi”.


3. “...tingkat permusuhan kelas akan berbanding terbalik dengan tingkat mobilitas ke atas” (upward mobility).

Dengan memakai aneka macam monograf antropologis dan histrois maupun aneka macam studi sosiologis, Lenski lalu melangkah mengkaji postulatnya dan proposisi yang berasal dari sana dicocokkan dengan aneka macam tipe sosial. Tipe-tipe sosial yang dipilih Lenski yaitu masyarakat berburu dan meramu, masyarakat pertanian sederhana, masyarakat agraris, dan masyarakat industri.


Download di Sini


Sumber.
Poloma, Margaret M. 1979. Sosiologi Kontemporer. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.


Baca Juga
1. Gerhard E. Lenski. Strukur dan Konflik dalam Perspektif Evolusioner
2. Gerhard E. Lenski. Struktur Dinamika Sistem Distribusi
3. Gerhard E. Lenski. Pembuktian Tesis Stratifikasi

Belum ada Komentar untuk "Gerhard E. Lenski. Struktur Sistem Pelapisan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel