Bentuk Tempat Terhadap Pembentukan Nkri
Munculnya Dukungan dari Berbagai Daerah terhadap Pembentukan Negara dan Pemerintahan Republik Indonesia. Sebagai wujud pemberian terhadap proklamasi kemerdekaan dan terbentuknya negara dan pemerintahan Republik Indonesia, di banyak sekali tempat muncul agresi unjuk semangat kemerdekaan.
Mereka menyatakan diritunduk dan setia kepada pemerintah Republik Indonesia. Mereka juga melarang pegawai-pegawai Jepang memasuki kantor pemerintah Republik Indonesia. Dukungan terhadap proklamasi dan pembentukan negara serta pemerintah Republik Indonesia, antara lain hadir dari Yogyakarta, Sumatera, dan Sulawesi Utara.
1.Keraton Yogyakarta
Pada tanggal 20 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengku Buwana IX dari Yogyakarta mengirimkan telegram ke Jakarta. Isi telegram menyatakan bahwa Kasultanan Yogyakarta sanggup bangkit di belakang pimpinan Sukarno-Hatta. Pada tanggal 5 September 1945, pemberian itu dipertegas dengan pengumuman Amanat Pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwana IX yang isinya sebagai diberikut:
- Kasultanan Yogyakarta yaitu kerajaan yang ialah tempat istimewa di wilayah negara Republik Indonesia.
- Sebagai kepala daerah, Sri Sultan Hamengku Buwana IX memegang pemerintahan di wilayah Kasultanan Yogyakarta.
- Kasultanan Yogyakarta memiliki hubungan eksklusif dengan pemerintah pusat.
Di dalam mengatur pemerintahan tempat Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwana IX bertanggung balasan eksklusif kepada Presiden Republik Indonesia. Sri Sultan Hamengku Buwana IX memerintahkan supaya penduduk Kasultanan Yogyakarta mengindahkan amanat tersebut. Pernyataan tersebut dilaksanakan oleh Sri. Sultan Hamengku Buwana IX secara konsekuen dan konsisten.
2. Sumatera
Beberapa pemimpin Sumatera yang mendengar diberita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak sanggup berbuat banyak alasannya yaitu ketatnya pengawasan. Jepang. Pada ketika itu, tentara Jepang memang masih berkuasa penuh di Sumatera, khususnya wilayah Sumatera Timur.
Teuku Mohammad Hassan yang sudah dilantik menjadi Gubernur Sumatera juga tidak sanggup melaksanakan acara sebagaimana mestinya. Usaha Teuku Mohammad Hassan yang dimenolong Dr. M. Amir untuk membentuk Komite Nasional Indonesia juga tidak sanggup dilaksanakan. Hanya Panitia Kebangsaan yang sempat mereka bentuk.
Namun, gelora kemerdekaan Indonesia yang sudah menyebar ke mana-mana mendorong para cowok Sumatera Timur untuk bergerak. Munculnya semangat kebangsaan yang tinggi mengakibatkan para cowok bergerak dari Jalan Jakarta No. 6 Medan di bawah pimpinan A. Tahir, Abdul Malik Munir, dan M.K. Yusni mendukung berdirinya pemerintahan Republik Indonesia.
Berbagai agresi coret-coret dan plakat yang ditempel di gedung-gedung, tiang-tiang listrik, gerbong kereta api, dan tempat stra-tegis lainnya meliputi pemberian terhadap pembentukan pemerintahan Republik Indonesia. Melihat pemberian rakyat yang demikian besar dan tanpa kenal takut, pada tanggal 3 Oktober 1945 Teuku Mohammad Hassan selaku gubernur dengan resmi mengumumkan dimulainya pemerintahan Republik Indonesia di Sumatera dengan Medan sebagai ibu kota provinsinya. Penduduk Bukittinggi pun tidak ketinggalan mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tanggal 29 September 1945, bendera Merah Putih sudah berkibar di Bukittinggi.
3. Sulawesi Utara
Sulawesi Utara tidak sempat menghirup udara kemerdekaan alasannya yaitu sebelum Sekutu datang untuk mengambil alih kekuasaan, wilayah itu sudah diduduki oleh Belanda (NICA). Perasaan anti-Belanda dengan sendirinya sudah tumbuh di hati rakyat Sulawesi Utara.
Pada tanggal 14 Februari 1946, para cowok Sulawesi Utara di bawah pimpinan Ch.Ch. Taulu mengadakan pemberontakan untuk mendirikan pemerintahan RI di Sulawesi Utara. Awalnya, pemberontakan itu muncul di Manado yang lalu menyebar ke Tondano, Bitung, dan Boolaang Mangondow.
Daftar Pustaka: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Belum ada Komentar untuk "Bentuk Tempat Terhadap Pembentukan Nkri"
Posting Komentar