Ruang Lingkup. Sosiologi Perkotaan (Urban Sociology)
Sosiologi urban atau perkotaan ialah studi sosiologi yang memakai aneka macam statistik di antara populasi dalam kota-kota besar. Kajiannya terutama dipusatkan pada studi wilayah perkotaan di mana zona industri, perdagangan, dan tempat tinggal terpusat. Praktik ini menunjukan efek penggunaan tata ruang dan lingkungan kota* besar dalam beberapa lokasi atau tempat miskin sebagai balasan atas beberapa kultur, etnis, dan bahasa yang berbeda, suatu mutu hidup yang rendah, beberapa kelompok kesukuan yang berbeda dan untuk mengungkap suatu standar hidup rendah, terutama bahwa semua fenomena-fenomena sosial ke arah disorganisasi sosial. Walau tidak dipungkiri justru di kota terdapat banyak kelompok-kelompok sosial masyarakat elite, menengah, dan profesional.
Sosiologi perkotaan gres dimulai di Eropa, perintisannya semenjak tahun 1920-an dan 1930-an walaupun resminya semenjak awal tahun 1970-an yang lalu menyebar ke aneka macam wilayah khususnya Amerika Serikat. Hal itu pun memengaruhi studi masyarakat lainnya hingga ke kota-kota besar di Jepang pada tahun 1970-an. Selama dua puluh tahun semenjak pengenalannya dari Barat. Dapat dibagi menjadi tiga tahapan.
a. Periode dari 1977-1985, saat sosiologi urban Prancis, terutama sekali teori Manuael Castell pernyataannya sangat berpengaruh.
b. Dari tahun 1986-1992, memusatkan pada teori pergerakan sosial dan konsep global di kota besar dalam suatu konteks pembaruan, terutama kota-kota di Jepang.
c. Dari tahun 1922 hingga sekarang, ditandai oleh suatu perubahan bentuk sosiologi perkotaan dalam suatu teori ruang kemasyarakatan di bawah globalisasi yang telah begitu besar memengaruhi pekerjaan David Harvey (Kazutaka Hashimoto, 2002). Beberapa tema yang relevan dalam kajian sosiologi urban tersebut, di antaranya populasi, geopolitik, ekonomi, dan lain-lain.
Mazhab Chicago ialah suatu mazhab yang besar lengan berkuasa besar dalam studi sosiologi perkotaan ini. Setelah mempelajari kota-kota besar pada awal masa ke-20 dan 21, Mazhab Chicago masih mempunyai peranan penting. Banyak dari inovasi mereka yang berharga telah menempatkan efek mazhab tersebut sehingga masih dominan. Bahkan belakangan ini telah berkembang Sosiologi Perkotaan Baru di bawah efek goresan pena Mark Gottdiener dan Ray Hutchison (2006) yang menyajikan teks terobosan mereka dalam suatu edisi gres ketiga, kini dengan sepenuhnya meninjau kembali dan mengefektifkan dengan memperlihatkan bagi para mahasiswa suatu kajian yang menandaskan secara terintegrasi pada topik-topik aktual. Buku tersebut diorganisir secara terpadu dengan perspektif paradigma sociospatial yang mempertimbangkan tugas yang dimiliki oleh faktor-faktor sosial, menyerupai ras, kelas, jenis kelamin, gaya hidup, ekonomi, kultur, dan politik pada pengembangan tempat metropolitan. Studi kasus baru, di mana seluruh teks menghadirkan pekerjaan yang paling terbaru di dalam bidang ini, menyerupai halnya terminologi kunci dan diskusi yang mempertanyakan masing-masing perubahan terbaru.
Perubahan gres itu mencakup kajian globalisme, suburbanisasi, tempat yang multicentered sebagai format gres yang berkenaan dengan perkembangan kota-kota baru, urbanisme yang baru, dan perspektif kritis pada perencanaan dan kebijakan.
Di Amerika Serikat dan beberapa kota* besar Eropa Barat, penduduk kota sering dianalogikan sebagai suatu eufimisme untuk menguraikan loncatan kultur modern atau subsets (kumpulan bagian) kultur kulit hitam; yang menjadi deskripsi kelompok sebagai tipe suku bangsa penduduk kota*. Hal itu sanggup juga mengacu pada semakin besar ketersediaan wacana sumber daya budaya, menyerupai seni, teater, peristiwa, dan lain-lain, dibanding dengan di tempat pedesaan atau di pinggiran kota. Peneliti yang utama di Mazhab Chicago tersebut, menyerupai Ernest Burgess, Ruth Shonle Cavan, Edward Frankin Frazier, Everett Hughes, Roderick D. Mckenzie, George Herbert Mead*, Robert E. Park*, Walter C. Reckless, Edmin Stherland*, W.I. Thomas*, Frederic Thrasher, Louis Wirth, dan Znaniecki Florian (Wikipedia, 2002).
Download
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
Sosiologi perkotaan gres dimulai di Eropa, perintisannya semenjak tahun 1920-an dan 1930-an walaupun resminya semenjak awal tahun 1970-an yang lalu menyebar ke aneka macam wilayah khususnya Amerika Serikat. Hal itu pun memengaruhi studi masyarakat lainnya hingga ke kota-kota besar di Jepang pada tahun 1970-an. Selama dua puluh tahun semenjak pengenalannya dari Barat. Dapat dibagi menjadi tiga tahapan.
b. Dari tahun 1986-1992, memusatkan pada teori pergerakan sosial dan konsep global di kota besar dalam suatu konteks pembaruan, terutama kota-kota di Jepang.
Baca Juga
Mazhab Chicago ialah suatu mazhab yang besar lengan berkuasa besar dalam studi sosiologi perkotaan ini. Setelah mempelajari kota-kota besar pada awal masa ke-20 dan 21, Mazhab Chicago masih mempunyai peranan penting. Banyak dari inovasi mereka yang berharga telah menempatkan efek mazhab tersebut sehingga masih dominan. Bahkan belakangan ini telah berkembang Sosiologi Perkotaan Baru di bawah efek goresan pena Mark Gottdiener dan Ray Hutchison (2006) yang menyajikan teks terobosan mereka dalam suatu edisi gres ketiga, kini dengan sepenuhnya meninjau kembali dan mengefektifkan dengan memperlihatkan bagi para mahasiswa suatu kajian yang menandaskan secara terintegrasi pada topik-topik aktual. Buku tersebut diorganisir secara terpadu dengan perspektif paradigma sociospatial yang mempertimbangkan tugas yang dimiliki oleh faktor-faktor sosial, menyerupai ras, kelas, jenis kelamin, gaya hidup, ekonomi, kultur, dan politik pada pengembangan tempat metropolitan. Studi kasus baru, di mana seluruh teks menghadirkan pekerjaan yang paling terbaru di dalam bidang ini, menyerupai halnya terminologi kunci dan diskusi yang mempertanyakan masing-masing perubahan terbaru.
Download
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
Belum ada Komentar untuk "Ruang Lingkup. Sosiologi Perkotaan (Urban Sociology)"
Posting Komentar