Ruang Lingkup. Sosiologi Perempuan (Woman Sociology)

Lahir dan berkembangnya sosiologi wanita, di mana sejarah perintisannya sejalan dengan perkembangan gerakan feminisme yang dipelopori oleh Mary Wollstonecraft* dalam bukunya A Vindication of The Right of Women (1779), kendati akar-akar historisnya sanggup dilacak semenjak lahirnya sosiologi sebagai disiplin akademik. Sosiologi perempuan merupakan suatu perspektif menyeluruh wacana keanekaragaman pengalaman yang terstruktur bagi kaum wanita, dengan mendefinisikan sosiologi perempuan dalam arti pola-pola ketidakadilan yang terstruktur, khususnya kerangka stratifikasi gender*. Di samping itu, secara eksplisit adanya pengintegrasian penelitian yang progresif mengenai tugas gender dari disiplin sosiologi. Bidang kajian ini bergerak ke arah suatu evaluasi sistematis wacana seluruh wanita, termasuk perempuan kulit berwarna, perempuan kelas pekerja, perempuan lanjut usia, dan sebagainya.
Singkatnya, yang dilakukan oleh kaum perempuan ialah menyebarkan suatu sosiologi oleh dan untuk perempuan (Ollenburger dan Moore, 1996:v).

Dilihat dari perspektif pendorong teori sosiologi perempuan tersebut, terdiri atas tiga kelompok kontributor aliran sosiologi utama yang terpilih.
a. Kelompok teoretisi positivis atau fungsionalis, menegaskan bahwa tatanan alamiah dominasi pria sebagai suatu perbedaan terhadap argumen-argumen mengenai hak-hak kaum wanita. Auguste Comte* percaya bahwa perempuan secara konstitusional bersifat inferior terhadap pria sebab kedewasaan mereka berakhir pada masa kanak-kanak. Oleh sebab itu, Comte percaya bahwa perempuan menjadi subordinat pria manakala dia menikah.

Baca Juga


b. Kelompok para teoretisi konflik, melukiskan sistem-sistem penindasan yang secara sistematis membatasi kaum wanita. Karl Marx* melihat masyarakat secara konstan berubah komposisinya, kekuatan antitesis mengakibatkan perubahan sosial melalui ketegangan dan usaha antarkelas yang bertentangan. Karena itu, kemajuan sosial diisi oleh usaha dan upaya keras yang menciptakan konflik sosial menjadi inti dari proses sejarah. Di sinilah Marx menulis mengenai eksploitasi tenaga kerja yang menjadikan alienasi dan pembentukan kelas yang saling berlawanan. Dalam goresan pena Marx dan Engels (1970) mereka menulis wacana perempuan sebagai alat produksi. “Akan tetapi, komunitas Anda akan memasukkan komunitas perempuan dan mengutuk semua borjuis secara serempak. Seorang borjuis melihat istrinya sebagai alat produksi belaka. Ia mendengar bahwa alat-alat produksi biasanya dieksploitasi; dan tentu saja tidak ada kesimpulan lain, apa yang biasa terjadi pada kebanyakan alat produksi, menimpa pula pada kaum wanita. Ia tidak pernah menyangsikan bahwa tujuan bahu-membahu yaitu menjauhkan status perempuan sebagai alat produksi belaka.


c. Kelompok alternatif, yakni kelompok penggagas karya sosial dan interaksionis. Kelompok ini dipimpin oleh Jane Addams yang bermukim di pemukiman kumuh Chicago West Side dari tahun 1800-an dan awal 1900-an (Addams, 1910). Yang membuka Hull House pada tahun 1889, mendahulukan pembukaan Universitas Chicago tahun 1892. Model pemukiman tersebut yaitu egalitarian, dominasi kewanitaan, dan pragmatis. Jaringan kerja para penggagas sosial dan akademikus yang sering mengunjungi Hull House, termasuk John Dewey* dan George Herbert Mead* banyak memperlihatkan donasi pada perkembangan pragmatisme Chicago yang menggabungkan ilmu pengetahuan objektif pengamatan dengan isu-isu etik dan watak untuk menghasilkan suatu masyarakat yang adil dan bebas (Deegan, 1988:6).


Download


Baca Juga
1. John Dewey (1859-1952)
2. George Herbert Mead
3. Patricia Hill Collins
4. Dorothy E. Smith
5. Konsep Sosiologi. Patriarki
6. Feminisme

Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Ruang Lingkup. Sosiologi Perempuan (Woman Sociology)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel