Revolusi
Konsep revolusi menunjuk pada suatu pengertian wacana perubahan sosial politik yang radikal, berlangsung cepat, dan besar-besaran. Hal itu berbeda dengan konsep evolusi yang lebih mengacu pada perubahan yang berlangsung secara perlahan-lahan, tetapi pasti. Diskriminasi dua konsep ini penting untuk dipahami akseptor asuh semoga secara kritis bisa membedakannya secara sempurna dan akurat.
Kata revolusi pertama kali muncul dalam teks politik di Italia kurun ke-14, berarti waktu itu berkaitan dengan penggulingan pemerintahan resmi yang gotong royong tidak begitu banyak berimplikasi terhadap perubahan politik mendasar. Namun, semenjak Revolusi Prancis 1789, terminologi revolusi semakin banyak dikenal dan selalu dihubungkan dengan perubahan mendadak serta berjangkauan luas (Gordon, 1964: 927).
Dilihat dari aspek penyebabnya secara umum, berdasarkan Skocpol (1979) tidak muncul dari tingkat deprivasi atau disekuilibrium yang parah. Revolusi justru terjadi dikala aneka macam kesulitan perang dan krisis keuangan negara berhasil diatasi, namun mempunyai institusi-institusi yang rentan terhadap revolusi. Skocpol yang mengidentifikasi tiga ciri kelembagaan yang menyebabkan kerentanan revolusi tersebut, yaitu
1. Lembaga militer negara sangat inferior terhadap militer negara-negara pesaingnya
2. Elite yang otonom bisa menentang atau menghadang implementasi budi yang dijalankan pemerintah pusat
3. Kaum petani mempunyai organisasi pedesaan yang otonom
Elemen-elemen di atas dalam aneka macam kombinasinya telah berperan dalam memunculkan revolusi-revolusi besar di masa-masa modern pada beberapa negara, di antaranya Prancis tahun 1789, Meksiko tahun 1910, Cina tahun 1911, Rusia tahun 1917, Indonesia tahun 1945, Argentina tahun 1989, Cile tahun 1989, dan sebagainya.
Download
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
Kata revolusi pertama kali muncul dalam teks politik di Italia kurun ke-14, berarti waktu itu berkaitan dengan penggulingan pemerintahan resmi yang gotong royong tidak begitu banyak berimplikasi terhadap perubahan politik mendasar. Namun, semenjak Revolusi Prancis 1789, terminologi revolusi semakin banyak dikenal dan selalu dihubungkan dengan perubahan mendadak serta berjangkauan luas (Gordon, 1964: 927).
1. Lembaga militer negara sangat inferior terhadap militer negara-negara pesaingnya
2. Elite yang otonom bisa menentang atau menghadang implementasi budi yang dijalankan pemerintah pusat
3. Kaum petani mempunyai organisasi pedesaan yang otonom
Elemen-elemen di atas dalam aneka macam kombinasinya telah berperan dalam memunculkan revolusi-revolusi besar di masa-masa modern pada beberapa negara, di antaranya Prancis tahun 1789, Meksiko tahun 1910, Cina tahun 1911, Rusia tahun 1917, Indonesia tahun 1945, Argentina tahun 1989, Cile tahun 1989, dan sebagainya.
Download
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta

Belum ada Komentar untuk "Revolusi"
Posting Komentar