Perbedaan Evaluasi Tradisional Dan Evaluasi Autentik

Memilih respon ke mendemonstrasikan kerja : pada evaluasi tradisional, siswa biasanya diberi beberapa pilihan (misalnya tes pilihan ganda, benar-salah, memasangkan jawaban) lalu diminta untuk MEMILIH balasan benar dari yang disediakan. Sebaliknya, pada evaluasi autentik siswa diminta MENDEMONSTRASIKAN pemahamannya dengan menuntaskan kiprah yang menerapkan pemahaman tersebut.

Suasana tiruan ke kehidupan faktual : sangatlah jarang dalam kehidupan sehari-hari kita diminta menentukan dari empat kemungkinan untuk memperlihatkan kemampuan kita dalam satu hal. Hal yang sering adalah, sebagaimana dalam evaluasi autentik, kita dituntut untuk mendemonstrasikan kemampuan kita dengan cara melaksanakan sesuatu.

Mengingat pengetahuan ke membangun/menerapkan pengetahuan : evaluasi tradisional sangat efektif untuk mengetahui apakah siswa menguasai pengetahuan. Penilaian autentik, di pihak lain, menuntut siswa untuk menganalisis, mensintesis, dan menerapkan apa yang mereka telah pelajari.

Rancangan guru ke rancangan siswa: pada evaluasi tradisional, siswa dituntut untuk mendemonstrasikan sesuatu yang telah disusun oleh guru/si pembuat tes. Sebaliknya, evaluasi autentik lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan bukti-bukti kemampuan sebagai hasil konstruksi mereka.

Bukti tak pribadi ke bukti pribadi : pada evaluasi tradisional, kita tidak bisa mengetahui apakah siswa sanggup melaksanakan sesuatu dengan pengetahuan yang mereka miliki. Kemampuan siswa menjawab tidak bisa diakui sebagai bukti pribadi dari kemampuan mereka melaksanakan sesuatu. Pada evaluasi autentik, kita sanggup pribadi melihat wujud kemampuan siswa terkait pengetahuan tertentu, alasannya yaitu mereka sanggup melaksanakan sesuatu terkait dengan pengetahuan tersebut.

Mengukur suatu keterampilan atau pengetahuan tertentu secara terpisah tidak akan memperlihatkan citra utuh kompetensi seorang siswa. Untuk mengukur apa yang siswa pelajari, seorang guru membutuhkan metode evaluasi yang sanggup memperlihatkan citra utuh dari kemampuannya. Penilaian autentik sanggup mencerminkan kemampuan utuh; apa yang siswa pelajari, motivasi, serta perilaku belajarnya.

Secara umum, tujuan evaluasi autentik yaitu untuk mengukur kemampuan siswa dalam MENERAPKAN (bukan mengingat) pengetahuan dan keterampilan berpikir mereka dalam memecahkan masalah/tugas yang menyimulasi kehidupan nyata. Secara rinci, tujuan evaluasi autentik yaitu sebagai berikut:
• Mengukur apa yang siswa pelajari, bukan yang mereka tidak pelajari
• Mengembangkan keterampilan siswa untuk merespon
• Meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
• Menginformasikan kepada siswa dan orang renta apa yang akan diukur
• Memberi peluang kepada siswa untuk sanggup menilai sendiri pekerjaannya
• Mengintegrasikan apa yang dipelajari


Download di Sini

Belum ada Komentar untuk "Perbedaan Evaluasi Tradisional Dan Evaluasi Autentik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel