Maurice Blondel
Riwayat hidup dan karyanya
Maurice Blondel lahir di kota Dijon pada tahun 1861. Ia mencar ilmu di Lycee di kota asalnya dan pada tahun 1881 diterima di Ecole normale superieure di Paris. Konon dalam kelasnya ia ialah satu-satunya mahasiswa yang berasal dari “daerah”, dalam arti tidak tamat dari salah satu Lycee di Paris. Dua profesor yang menghipnotis Blondel dengan cara yang paling mendalam ialah E. Beutroux dan L. Olle-Laprune.
Yang pertama menjadi pembimbing tesisnya dan yang kedua alasannya ialah pengajarannya memberi wangsit kepada Blondel untuk mengambil “perbuatan”—suatu tema yang tidak tradisional—sebagai pokok penyelidikan tesisnya. Setelah studinya selesai ia bekerja sebagai guru filsafat pada Lycees di Chaumont, Montauban, dan Aix-en-Provence. Sementara itu ia mempersiapkan tesisnya untuk memperoleh gelar docteur es lettres (doktor negara). Pada tahun 1893 ia mempertahankan tesis yang berjudul L’action. Essai d’une critique d ela vie et d’une science de la pratique (Perbuatan. Percobaan untuk menyusun suatu kritik mengenai kehidupan dan suatu ilmu mengenai praktek). Sebagai tesis kecil ia menambah lagi sebuah karangan dalam bahasa Latin De vinculo substantiali et de substantia composita apud leibnitium (Tentang kaitan substansial dan ihwal substansi beragam dalam filsafat Leibniz*).
Buku L’ action menarik banyak perhatian dan memancing banyak diskusi. Dalam suasanya intelektualisme di kalangan filsafat akademis pada waktu itu, Blondel sudah mengalami kesulitan saat ia menyatakan niatnya untuk menentukan tema “perbuatan” bagi suatu tesis filsafat. Tetapi Boutroux selalu melindungi dia. Keyakinan Blondel yang dirumuskan dalam tesisnya ialah bahwa perbuatanlah yang memberi kesatuan dinamis kepada kehidupan insan dan bukan pemikiran. Dalam filsafat Blondel “perbuatan” memainkan peranan yang seolah-olah dengan “eksistensi” dalam eksistensialisme kemudian dan berdasarkan segi tertentu ia memelopori aneka macam tema dalam filsafat modern yang akan menjadi sentral dalam eksistensialisme itu.
Pada tahun 1895 ia diangkat sebagai dosen di Universitas Lille dan tahun berikutnya sebagai profesor di Universitas Aix-en-Provence. Di situ ia mengajar hingga tahun 1927, saat ia mengundurkan diri alasannya ialah alasan kesehatan. Sampai meninggalnya pada tahun 1949 ia menetap di Aix-en-Provence, sehingga di Prancis tidak jarang ia dijuluki “filsuf dari Aix”.
Dalam sebuah majalah ia menerbitkan serangkaian artikel berjudul Lettre sur les exigences de la pensee moderne en matiere d’apologetique et sur la methode de la philosophie dans I’etude du probleme religieux (1896) (Surat ihwal tuntutan-tuntutan pemikiran modern di bidang apologetika dan ihwal metode filsafat dalam mempelajari permasalahan religius). Bersama dengan L’action artikel-artikel ini mengakibatkan banyak diskusi ihwal hubungan antara filsafat dan agama. Ini menjadikan Blondel diserang dari dua pihak. Orang Kristen menuduh beliau dikarenakan telah merasionalisasi agama dan menjadikan agama Kristen semacam filsafat; sedangkan filsafat akademis mengemukakan keberatan bahwa ia mengingkari otonomi filsafat dan mencampuradukkan filsafat dengan agama. Dalam beberapa artikel dan banyak surat Blondel menjelaskan maksudnya. Agaknya alasannya ialah merasa letih alasannya ialah begitu banyak salah paham dan serangan-serangan yang tidak adil (ia contohnya dituduh telah mendukung aliran modernisme, suatu fatwa sesat yang banyak menggelisahkan kalangan Kristen pada waktu itu), sehabis sekitar tahun 1896 Blondel berdiam diri. Ia hanya menulis lagi ihwal sejarah filsafat dan menghindari tema-tema yang mengakibatkan kontroversi.
Pada tahun 1934 terbitlah dalam dua jilid judul buku La Pensee (Pemikiran). Dengan itu mulai suatu periode gres dalam karier Blondel sebagai filsuf, saat ia sudah berumur 73 tahun. Tetapi karya-karya ini tidak merupakan sesuatu yang gres begitu saja, alasannya ialah hanya memberi buah hasil terakhir refleksi filosofisnya selama empat puluh tahun. Pada tahun 1935 menyusul lagi L’Etre et les etres (Ada dan Adaan-Adaan) dan pada tahun 1936-1937 L’action (Perbuatan), dua jilid, suatu refleksi yang seluruhnya gres ihwal tema tesisnya dulu. Buku-buku ini tolong-menolong membentuk suatu trilogi yang membicarakan tiga tema utama bagi filsafat berdasarkan Blondel, yaitu Pemikiran, Ada, dan Perbuatan.
Beberapa tahun kemudian trilogi tadi dilanjutkan dengan suatu karya lain lagi dan alasannya ialah itu menjadi tertralogi. Karya gres itu berjudul La philosophie et I’esprit chretien (Filsafat dan suasana pemikiran Kristen) tetapi dari tiga jilid yang direncanakan hanya jilid pertama dan kedua yang terselesaikan (1944 dan 1946). Blondel sendiri menekankan bahwa karya terakhir ini dihentikan dipandang terlepas dari tiga karya terdahulu, malah seakan menyelesaikan tiga karya dari tahun 30-an itu.
Sesudah meninggalnya, diterbitkan lagi beberapa karangan yang tidak dipublikasikan selama hidupnya dan buku berisikan surat-surat (kepada L. Labertonniere, seorang Pater Oratorian yang menjadi sahabatnya selama tiga puluh tahun, A. Valensin dan P. Teilhard de Chardin*). Blondel ialah salah seorang filsuf Kristen terbesar dalam periode ke-20 dan bagi banyak teman seiman ia menawarkan suatu alternatif, jikalau mereka kurang tertarik dengan Neothomisme yang menjadi aliran lebih banyak didominasi dalam kalangan Kristen pada waktu itu.
Sumber
Bertens. K. 2001. Filsafat Barat Kontemporer; Prancis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Download
Baca Juga
Maurice Blondel. Perbuatan Sebagai Kaitan Substansial
Maurice Blondel lahir di kota Dijon pada tahun 1861. Ia mencar ilmu di Lycee di kota asalnya dan pada tahun 1881 diterima di Ecole normale superieure di Paris. Konon dalam kelasnya ia ialah satu-satunya mahasiswa yang berasal dari “daerah”, dalam arti tidak tamat dari salah satu Lycee di Paris. Dua profesor yang menghipnotis Blondel dengan cara yang paling mendalam ialah E. Beutroux dan L. Olle-Laprune.
Buku L’ action menarik banyak perhatian dan memancing banyak diskusi. Dalam suasanya intelektualisme di kalangan filsafat akademis pada waktu itu, Blondel sudah mengalami kesulitan saat ia menyatakan niatnya untuk menentukan tema “perbuatan” bagi suatu tesis filsafat. Tetapi Boutroux selalu melindungi dia. Keyakinan Blondel yang dirumuskan dalam tesisnya ialah bahwa perbuatanlah yang memberi kesatuan dinamis kepada kehidupan insan dan bukan pemikiran. Dalam filsafat Blondel “perbuatan” memainkan peranan yang seolah-olah dengan “eksistensi” dalam eksistensialisme kemudian dan berdasarkan segi tertentu ia memelopori aneka macam tema dalam filsafat modern yang akan menjadi sentral dalam eksistensialisme itu.
Pada tahun 1895 ia diangkat sebagai dosen di Universitas Lille dan tahun berikutnya sebagai profesor di Universitas Aix-en-Provence. Di situ ia mengajar hingga tahun 1927, saat ia mengundurkan diri alasannya ialah alasan kesehatan. Sampai meninggalnya pada tahun 1949 ia menetap di Aix-en-Provence, sehingga di Prancis tidak jarang ia dijuluki “filsuf dari Aix”.
Dalam sebuah majalah ia menerbitkan serangkaian artikel berjudul Lettre sur les exigences de la pensee moderne en matiere d’apologetique et sur la methode de la philosophie dans I’etude du probleme religieux (1896) (Surat ihwal tuntutan-tuntutan pemikiran modern di bidang apologetika dan ihwal metode filsafat dalam mempelajari permasalahan religius). Bersama dengan L’action artikel-artikel ini mengakibatkan banyak diskusi ihwal hubungan antara filsafat dan agama. Ini menjadikan Blondel diserang dari dua pihak. Orang Kristen menuduh beliau dikarenakan telah merasionalisasi agama dan menjadikan agama Kristen semacam filsafat; sedangkan filsafat akademis mengemukakan keberatan bahwa ia mengingkari otonomi filsafat dan mencampuradukkan filsafat dengan agama. Dalam beberapa artikel dan banyak surat Blondel menjelaskan maksudnya. Agaknya alasannya ialah merasa letih alasannya ialah begitu banyak salah paham dan serangan-serangan yang tidak adil (ia contohnya dituduh telah mendukung aliran modernisme, suatu fatwa sesat yang banyak menggelisahkan kalangan Kristen pada waktu itu), sehabis sekitar tahun 1896 Blondel berdiam diri. Ia hanya menulis lagi ihwal sejarah filsafat dan menghindari tema-tema yang mengakibatkan kontroversi.
Pada tahun 1934 terbitlah dalam dua jilid judul buku La Pensee (Pemikiran). Dengan itu mulai suatu periode gres dalam karier Blondel sebagai filsuf, saat ia sudah berumur 73 tahun. Tetapi karya-karya ini tidak merupakan sesuatu yang gres begitu saja, alasannya ialah hanya memberi buah hasil terakhir refleksi filosofisnya selama empat puluh tahun. Pada tahun 1935 menyusul lagi L’Etre et les etres (Ada dan Adaan-Adaan) dan pada tahun 1936-1937 L’action (Perbuatan), dua jilid, suatu refleksi yang seluruhnya gres ihwal tema tesisnya dulu. Buku-buku ini tolong-menolong membentuk suatu trilogi yang membicarakan tiga tema utama bagi filsafat berdasarkan Blondel, yaitu Pemikiran, Ada, dan Perbuatan.
Beberapa tahun kemudian trilogi tadi dilanjutkan dengan suatu karya lain lagi dan alasannya ialah itu menjadi tertralogi. Karya gres itu berjudul La philosophie et I’esprit chretien (Filsafat dan suasana pemikiran Kristen) tetapi dari tiga jilid yang direncanakan hanya jilid pertama dan kedua yang terselesaikan (1944 dan 1946). Blondel sendiri menekankan bahwa karya terakhir ini dihentikan dipandang terlepas dari tiga karya terdahulu, malah seakan menyelesaikan tiga karya dari tahun 30-an itu.
Sesudah meninggalnya, diterbitkan lagi beberapa karangan yang tidak dipublikasikan selama hidupnya dan buku berisikan surat-surat (kepada L. Labertonniere, seorang Pater Oratorian yang menjadi sahabatnya selama tiga puluh tahun, A. Valensin dan P. Teilhard de Chardin*). Blondel ialah salah seorang filsuf Kristen terbesar dalam periode ke-20 dan bagi banyak teman seiman ia menawarkan suatu alternatif, jikalau mereka kurang tertarik dengan Neothomisme yang menjadi aliran lebih banyak didominasi dalam kalangan Kristen pada waktu itu.
Sumber
Bertens. K. 2001. Filsafat Barat Kontemporer; Prancis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Download
Baca Juga
Maurice Blondel. Perbuatan Sebagai Kaitan Substansial
Belum ada Komentar untuk "Maurice Blondel"
Posting Komentar