Materi Ujian Nasional Kompetensi Konflik Sosial Dan Integrasi Sosial
H. Konflik Sosial* dan Integrasi Sosial*
Menurut Soerjono Soekanto*, konflik ialah suatu proses sosial dikala seseorang atau sekelompok orang berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan disertai bahaya atau kekerasan.
1. Sebab Terjadinya Konflik Sosial
Faktor penyebab konflik sosial sebagai berikut
a. Perbedaan keyakinan dan pendirian seseorang
b. Perbedaan kebudayaan antarkelompok masyarakat
c. Perbedaan kepentingan antarindividu/kelompok
d. Kesenjangan sosial, yaitu perbedaan yang sangat menonjol pada kemampuan meraih tingkat kesejahteraan
e. Perubahan sosial. Masyarakat yang tidak siap mendapatkan perubahan sosial sanggup mengalami konflik sosial
2. Dampak Terjadinya Konflik Sosial
Konflik sosial sanggup memunculkan dampak nyata dan dampak negatif berikut
a. Dampak positif
1) Memunculkan norma baru
2) Meningkatkan solidaritas kelompok
3) Meningkatkan kekuatan langsung untuk menghadapi banyak sekali situasi konflik
4) Mendorong kesadaran kelompok yang berkonflik untuk melaksanakan kompromi
b. Dampak negatif
1) Menimbulkan perpecahan
2) Melumpuhkan roda perekonomian
3) Meningkatkan keresahan masyarakat
4) Menyebabkan kerusakan sarana dan prasarana umum
5) Menghancurkan harta benda dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa
6) Merusak struktur sosial dalam masyarakat
3. Proses Sosial dalam Penyelesaian Konflik
Konflik hendaknya segera diselesaikan supaya kehidupan masyarakat kembali teratur. Dengan demikian, disintegrasi sosial sanggup dicegah. Proses penyelesaian konflik disebut akomodasi. Akomodasi sanggup dilakukan melalui banyak sekali metode penyelesaian konflik. Penggunaan metode penyelesaian konflik diadaptasi dengan tipe konflik, besarnya konflik, serta dampak yang ditimbulkan.
Adapun beberapa metode penyelesaian konflik sebagai berikut
a. Koersi (coercion), yaitu bentuk fasilitas melalui paksaan fisik atau psikologis
b. Kompromi (compromise), yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam konflik saling mengurangi tuntutan untuk mencapai suatu penyelesaian
c. Arbitrase (arbitration), yaitu cara untuk mencapai sebuah kompromi melalui pihak ketiga yang bersifat formal sebab pihak-pihak yang bertikai tidak bisa menuntaskan duduk kasus sendiri. Pihak ketiga dalam arbitrase berupa majelis arbitrase
d. Mediasi (mediation), yaitu fasilitas yang melibatkan pihak ketiga. Pihak ketiga ini bersifat netral dan tidak berwenang mengambil keputusan untuk menuntaskan masalah
e. Konsiliasi (conciliation), yaitu perjuangan untuk mempertemukan pihak yang bertikai untuk mencapai suatu kesepakatan. Konsiliasi merupakan mediasi yang bersifat lebih formal. Keputusan pihak ketiga dalam konsiliasi bersifat tidak mengikat
f. Rekonsiliasi (reconciliation), yaitu perjuangan menuntaskan konflik pada masa kemudian sekaligus memperbaharui hubungan ke arah perdamaian yang lebih harmonis
g. Stalemate, yaitu proses fasilitas yang terjadi sebab kedua belah pihak mempunyai kekuatan seimbang sehingga pertikaian berhenti dengan sendirinya
h. Transformasi konflik (conflict transformation), yaitu upaya penyelesaian konflik dengan mengatasi akar penyebab konflik sehingga sanggup mengubah konflik yang bersifat destruktif menjadi konflik konstruktif
i. Ajudikasi (ajudication), yaitu penyelesaian konflik di pengadilan
j. Segregasi (segregation), yaitu tiap-tiap pihak memisahkan diri dan saling menghindar untuk mengurangi ketegangan
k. Eliminasi (elimination), yaitu salah satu pihak yang berkonflik tetapkan menyerah atau mengundurkan diri dari konflik
l. Subjugation atau domination, yaitu pihak yang mempunyai kekuatan lebih berpengaruh dan lebih banyak didominasi meminta pihak yang lebih lemah untuk memenuhi keinginannya
m. Keputusan mayoritas (majority rule), yaitu keputusan yang diambil berdasarkan bunyi terbanyak atau melaksanakan voting
n. Konversi, yaitu penyelesaian konflik dengan cara salah satu pihak bersedia menyerah dan mendapatkan pendirian pihak lain
4. Integrasi Sosial*
Integrasi sosial terjadi dikala unsur-unsur masyarakat saling bekerjasama secara intensif dalam banyak sekali bidang kehidupan. Artinya, terjadi pembauran beberapa unsur berbeda sehingga sanggup bekerja sama dengan unsur lain.
a. Proses terwujudnya integrasi
Proses terwujudnya integrasi sosial diawali dengan terjadinya konflik dalam masyarakat. Konflik tersebut kemudian diredam melalui akomodasi. Akomodasi tersebut menghasilkan koordinasi antarpihak yang berkonflik untuk bersatu. Tahap terakhir ialah terjadi asimilasi antarpihak yang menjalin koordinasi
b. Sifat integrasi sosial
Menurut Paulus Wirutomo, integrasi sosial dibedakan menjadi tiga sebagai berikut
1) Integrasi normatif, yaitu integrasi yang terbentuk sebab adanya janji nilai, norma, harapan bersama, dan rasa solidaritas antaranggota masyarakat. Integrasi normatif biasanya terjadi pada masyarakat yang mempunyai solidaritas mekanik (masyarakat sederhana). Integrasi ini berkaitan dengan unsur-unsur budaya sehingga sering disebut integrasi budaya.
2) Integrasi fungsional, yaitu integrasi yang terbentuk berdasarkan kerangka perspektif fungsional, yaitu melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang terintegrasi. Integrasi fungsional biasanya berkembang dalam masyarakat yang mempunyai tingkat spesialisasi kerja tinggi. Jadi, integrasi fungsional menunjukkan bentuk integrasi yang dipersatukan oleh kebutuhan tertentu (ketergantungan fungsional)
3) Integrasi koersif, yaitu integrasi yang terjadi tidak berasal dari janji normatif ataupun ketergantungan fungsional. Integrasi koersif merupakan hasil kekuatan yang mengikat masyarakat secara paksa. Integrasi koersif terbentuk berdasarkan paksaan dari pihak-pihak yang mempunyai kekuasaan dengan memakai forum sosial.
c. Integrasi dan kerukunan
Dalam masyarakat beragam rawan terjadi disintegrasi sosial. Oleh sebab itu, diharapkan upaya mewujudkan kerukunan. Menurut Paulus Wirutomo, kerukunan yang akan membuat integrasi sosial mempunyai beberapa konsep sebagai berikut.
1) Integration (integrasi), yaitu keutuhan atau persatuan. Konsep ini mengolaborasikan antara integrasi nasional dan integrasi sosial. Apabila integrasi sosial terjalin dengan baik, integrasi nasional sanggup dipertahankan.
2) Equilibrium (keseimbangan), yaitu keadaan seimbang dan tidak terjadi kesenjangan yang mengakibatkan gejolak.
3) Stability (stabilitas), yaitu keadaan tenang, mantap, dan mapan. Stability bersifat tidak dinamis sebab adanya kelompok penguasa yang memaksakan stabilitas tersebut.
4) The absence of conflict (keadaan nyaris tanpa konflik), yaitu keadaan yang terjadi sebab adanya kekuatan yang menekan kelompok-kelompok supaya tidak berkonflik. Konflik bergotong-royong tidak sanggup dipisahkan dari masyarakat. Oleh sebab itu, keadaan ini bersifat semu dan tidak realistis.
5) Tolerance (toleransi), yaitu perilaku menahan diri, mendapatkan keadaan, dan tidak menyerang pihak lain. Akan tetapi, kerukunan yang dihasilkan masih bersifat dangkal dan tidak akan berkembang.
6) Solidarity (kesetiakawanan), yaitu kondisi yang lebih baik daripada toleransi. Kondisi ini ditandai dengan adanya perilaku saling membantu dan bersatu dalam kerukunan masyarakat. Akan tetapi, masih terjadi kesenjangan dan eksploitasi yang tersembunyi.
7) Conformity (keteraturan), yaitu kepatuhan anggota masyarakat sehingga mengakibatkan suasana rukun. Akan tetapi, kondisi ini menawarkan kondisi yang pasif dan tidak kritis sehingga sanggup menghambat inovasi.
8) Peace (kedamaian), yaitu kondisi tidak berselisih dan bersifat rukun, tetapi bersifat pasif. Kedamaian hendaknya diwujudkan dengan tindakan yang lebih proaktif.
9) Cohesion (kohesi), yaitu kondisi kesatuan yang kuat, terdapat kerja sama, dan kekompakan. Akan tetapi, dalam kondisi ini terdapat nuansa fanatik kelompok.
10) Compromise (kompromi), yaitu keadaan saling menyerah untuk menghindari konflik.
11) Harmony (harmoni), yaitu keadaan yang menawarkan adanya perbedaan sosial budaya namun bersifat serasi. Kondisi ini merupakan kondisi sosial ideal.
12) Solidity (kekukuhan/kekuatan), yaitu keadaan rukun yang mempunyai daya tahan sehingga tidak gampang goyah atau dipengaruhi oleh pihak lain.
13) Sinergy (sinergi), yaitu bersepakat dan bersatu dalam perbedaan. Semua pihak berlawanan menggabungkan kekuatan untuk menghasilkan kekuatan berlipat ganda. Sinergi ini bersifat win-win solution
d. Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Sosial
Proses integrasi sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorong dan penghambat sebagai berikut
1) Faktor pendorong integrasi sosial
Berikut beberapa faktor pendorong integrasi sosial
a) Rasa ingin memiliki
b) Konsensus
c) Cross-cutting affiliations
d) Cross-cutting loyalities
e) Kesediaan berkorban demi kebaikan bersama
2) Faktor penghambat integrasi sosial
Faktor penghambat integrasi sosial sebagai berikut
a) Kondisi masyarakat yang terisolasi
b) Masyarakat kurang mempunyai ilmu pengetahuan
c) Terdapat perasaan superior salah satu kelompok
1. Download di Sini
2. PPT Materi Ujian Nasional Kompetensi Konflik Sosial dan Integrasi Sosial Klik di Sini
3. Soal-Soal Klik di Sini
4. Soal-Soal Standar Ujian Nasional. Konflik dan Integrasi Sosial Klik di Sini
5. PPT Soal Standar Ujian Nasional dan Pembahasan Kompetensi Konflik dan Integrasi Sosial Klik di Sini
6. Materi Pengayaan Klik di Sini dan di Sini
Menurut Soerjono Soekanto*, konflik ialah suatu proses sosial dikala seseorang atau sekelompok orang berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan disertai bahaya atau kekerasan.
1. Sebab Terjadinya Konflik Sosial
Faktor penyebab konflik sosial sebagai berikut
a. Perbedaan keyakinan dan pendirian seseorang
b. Perbedaan kebudayaan antarkelompok masyarakat
c. Perbedaan kepentingan antarindividu/kelompok
d. Kesenjangan sosial, yaitu perbedaan yang sangat menonjol pada kemampuan meraih tingkat kesejahteraan
e. Perubahan sosial. Masyarakat yang tidak siap mendapatkan perubahan sosial sanggup mengalami konflik sosial
2. Dampak Terjadinya Konflik Sosial
Konflik sosial sanggup memunculkan dampak nyata dan dampak negatif berikut
a. Dampak positif
1) Memunculkan norma baru
2) Meningkatkan solidaritas kelompok
3) Meningkatkan kekuatan langsung untuk menghadapi banyak sekali situasi konflik
4) Mendorong kesadaran kelompok yang berkonflik untuk melaksanakan kompromi
b. Dampak negatif
1) Menimbulkan perpecahan
2) Melumpuhkan roda perekonomian
3) Meningkatkan keresahan masyarakat
4) Menyebabkan kerusakan sarana dan prasarana umum
5) Menghancurkan harta benda dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa
6) Merusak struktur sosial dalam masyarakat
3. Proses Sosial dalam Penyelesaian Konflik
Konflik hendaknya segera diselesaikan supaya kehidupan masyarakat kembali teratur. Dengan demikian, disintegrasi sosial sanggup dicegah. Proses penyelesaian konflik disebut akomodasi. Akomodasi sanggup dilakukan melalui banyak sekali metode penyelesaian konflik. Penggunaan metode penyelesaian konflik diadaptasi dengan tipe konflik, besarnya konflik, serta dampak yang ditimbulkan.
Adapun beberapa metode penyelesaian konflik sebagai berikut
a. Koersi (coercion), yaitu bentuk fasilitas melalui paksaan fisik atau psikologis
b. Kompromi (compromise), yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam konflik saling mengurangi tuntutan untuk mencapai suatu penyelesaian
c. Arbitrase (arbitration), yaitu cara untuk mencapai sebuah kompromi melalui pihak ketiga yang bersifat formal sebab pihak-pihak yang bertikai tidak bisa menuntaskan duduk kasus sendiri. Pihak ketiga dalam arbitrase berupa majelis arbitrase
d. Mediasi (mediation), yaitu fasilitas yang melibatkan pihak ketiga. Pihak ketiga ini bersifat netral dan tidak berwenang mengambil keputusan untuk menuntaskan masalah
e. Konsiliasi (conciliation), yaitu perjuangan untuk mempertemukan pihak yang bertikai untuk mencapai suatu kesepakatan. Konsiliasi merupakan mediasi yang bersifat lebih formal. Keputusan pihak ketiga dalam konsiliasi bersifat tidak mengikat
f. Rekonsiliasi (reconciliation), yaitu perjuangan menuntaskan konflik pada masa kemudian sekaligus memperbaharui hubungan ke arah perdamaian yang lebih harmonis
g. Stalemate, yaitu proses fasilitas yang terjadi sebab kedua belah pihak mempunyai kekuatan seimbang sehingga pertikaian berhenti dengan sendirinya
h. Transformasi konflik (conflict transformation), yaitu upaya penyelesaian konflik dengan mengatasi akar penyebab konflik sehingga sanggup mengubah konflik yang bersifat destruktif menjadi konflik konstruktif
i. Ajudikasi (ajudication), yaitu penyelesaian konflik di pengadilan
j. Segregasi (segregation), yaitu tiap-tiap pihak memisahkan diri dan saling menghindar untuk mengurangi ketegangan
k. Eliminasi (elimination), yaitu salah satu pihak yang berkonflik tetapkan menyerah atau mengundurkan diri dari konflik
l. Subjugation atau domination, yaitu pihak yang mempunyai kekuatan lebih berpengaruh dan lebih banyak didominasi meminta pihak yang lebih lemah untuk memenuhi keinginannya
m. Keputusan mayoritas (majority rule), yaitu keputusan yang diambil berdasarkan bunyi terbanyak atau melaksanakan voting
n. Konversi, yaitu penyelesaian konflik dengan cara salah satu pihak bersedia menyerah dan mendapatkan pendirian pihak lain
4. Integrasi Sosial*
Integrasi sosial terjadi dikala unsur-unsur masyarakat saling bekerjasama secara intensif dalam banyak sekali bidang kehidupan. Artinya, terjadi pembauran beberapa unsur berbeda sehingga sanggup bekerja sama dengan unsur lain.
a. Proses terwujudnya integrasi
Proses terwujudnya integrasi sosial diawali dengan terjadinya konflik dalam masyarakat. Konflik tersebut kemudian diredam melalui akomodasi. Akomodasi tersebut menghasilkan koordinasi antarpihak yang berkonflik untuk bersatu. Tahap terakhir ialah terjadi asimilasi antarpihak yang menjalin koordinasi
b. Sifat integrasi sosial
Menurut Paulus Wirutomo, integrasi sosial dibedakan menjadi tiga sebagai berikut
1) Integrasi normatif, yaitu integrasi yang terbentuk sebab adanya janji nilai, norma, harapan bersama, dan rasa solidaritas antaranggota masyarakat. Integrasi normatif biasanya terjadi pada masyarakat yang mempunyai solidaritas mekanik (masyarakat sederhana). Integrasi ini berkaitan dengan unsur-unsur budaya sehingga sering disebut integrasi budaya.
2) Integrasi fungsional, yaitu integrasi yang terbentuk berdasarkan kerangka perspektif fungsional, yaitu melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang terintegrasi. Integrasi fungsional biasanya berkembang dalam masyarakat yang mempunyai tingkat spesialisasi kerja tinggi. Jadi, integrasi fungsional menunjukkan bentuk integrasi yang dipersatukan oleh kebutuhan tertentu (ketergantungan fungsional)
3) Integrasi koersif, yaitu integrasi yang terjadi tidak berasal dari janji normatif ataupun ketergantungan fungsional. Integrasi koersif merupakan hasil kekuatan yang mengikat masyarakat secara paksa. Integrasi koersif terbentuk berdasarkan paksaan dari pihak-pihak yang mempunyai kekuasaan dengan memakai forum sosial.
c. Integrasi dan kerukunan
Dalam masyarakat beragam rawan terjadi disintegrasi sosial. Oleh sebab itu, diharapkan upaya mewujudkan kerukunan. Menurut Paulus Wirutomo, kerukunan yang akan membuat integrasi sosial mempunyai beberapa konsep sebagai berikut.
1) Integration (integrasi), yaitu keutuhan atau persatuan. Konsep ini mengolaborasikan antara integrasi nasional dan integrasi sosial. Apabila integrasi sosial terjalin dengan baik, integrasi nasional sanggup dipertahankan.
2) Equilibrium (keseimbangan), yaitu keadaan seimbang dan tidak terjadi kesenjangan yang mengakibatkan gejolak.
3) Stability (stabilitas), yaitu keadaan tenang, mantap, dan mapan. Stability bersifat tidak dinamis sebab adanya kelompok penguasa yang memaksakan stabilitas tersebut.
4) The absence of conflict (keadaan nyaris tanpa konflik), yaitu keadaan yang terjadi sebab adanya kekuatan yang menekan kelompok-kelompok supaya tidak berkonflik. Konflik bergotong-royong tidak sanggup dipisahkan dari masyarakat. Oleh sebab itu, keadaan ini bersifat semu dan tidak realistis.
5) Tolerance (toleransi), yaitu perilaku menahan diri, mendapatkan keadaan, dan tidak menyerang pihak lain. Akan tetapi, kerukunan yang dihasilkan masih bersifat dangkal dan tidak akan berkembang.
6) Solidarity (kesetiakawanan), yaitu kondisi yang lebih baik daripada toleransi. Kondisi ini ditandai dengan adanya perilaku saling membantu dan bersatu dalam kerukunan masyarakat. Akan tetapi, masih terjadi kesenjangan dan eksploitasi yang tersembunyi.
7) Conformity (keteraturan), yaitu kepatuhan anggota masyarakat sehingga mengakibatkan suasana rukun. Akan tetapi, kondisi ini menawarkan kondisi yang pasif dan tidak kritis sehingga sanggup menghambat inovasi.
8) Peace (kedamaian), yaitu kondisi tidak berselisih dan bersifat rukun, tetapi bersifat pasif. Kedamaian hendaknya diwujudkan dengan tindakan yang lebih proaktif.
9) Cohesion (kohesi), yaitu kondisi kesatuan yang kuat, terdapat kerja sama, dan kekompakan. Akan tetapi, dalam kondisi ini terdapat nuansa fanatik kelompok.
10) Compromise (kompromi), yaitu keadaan saling menyerah untuk menghindari konflik.
11) Harmony (harmoni), yaitu keadaan yang menawarkan adanya perbedaan sosial budaya namun bersifat serasi. Kondisi ini merupakan kondisi sosial ideal.
12) Solidity (kekukuhan/kekuatan), yaitu keadaan rukun yang mempunyai daya tahan sehingga tidak gampang goyah atau dipengaruhi oleh pihak lain.
13) Sinergy (sinergi), yaitu bersepakat dan bersatu dalam perbedaan. Semua pihak berlawanan menggabungkan kekuatan untuk menghasilkan kekuatan berlipat ganda. Sinergi ini bersifat win-win solution
d. Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Sosial
Proses integrasi sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorong dan penghambat sebagai berikut
1) Faktor pendorong integrasi sosial
Berikut beberapa faktor pendorong integrasi sosial
a) Rasa ingin memiliki
b) Konsensus
c) Cross-cutting affiliations
d) Cross-cutting loyalities
e) Kesediaan berkorban demi kebaikan bersama
2) Faktor penghambat integrasi sosial
Faktor penghambat integrasi sosial sebagai berikut
a) Kondisi masyarakat yang terisolasi
b) Masyarakat kurang mempunyai ilmu pengetahuan
c) Terdapat perasaan superior salah satu kelompok
1. Download di Sini
2. PPT Materi Ujian Nasional Kompetensi Konflik Sosial dan Integrasi Sosial Klik di Sini
3. Soal-Soal Klik di Sini
4. Soal-Soal Standar Ujian Nasional. Konflik dan Integrasi Sosial Klik di Sini
5. PPT Soal Standar Ujian Nasional dan Pembahasan Kompetensi Konflik dan Integrasi Sosial Klik di Sini
6. Materi Pengayaan Klik di Sini dan di Sini
Belum ada Komentar untuk "Materi Ujian Nasional Kompetensi Konflik Sosial Dan Integrasi Sosial"
Posting Komentar