Materi Sosiologi Kelas Xii Penggalan 4.2 Kearifan Lokal Dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013)
B. Pemberdayaan Komunitas
1. Hakikat Pemberdayaan Komunitas
Secara etimologis, pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang berarti kekuatan atau mengembangkan kemampuan. Pemberdayaan sanggup diartikan sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya/kemampuan/kekuatan, atau proses pemberian daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang kurang atau belum berdaya. Berikut pengertian pemberdayaan berdasarkan ahli, klik di sini.
Adapun komunitas yakni sekelompok masyarakat yang terikat dalam suatu identitas yang sama. Untuk pengertian komunitas berdasarkan ahli, klik di sini. Sehingga pada hakikatnya, pemberdayaan komunitas berdasarkan Wilkinson (Sadri, 2009) yakni sebuah upaya atau perubahan (kemajuan) yang sengaja (purposive) dilakukan atau dikembangkan oleh para anggota sebuah komunitas itu sendiri, di mana mereka merumuskan masalah, menyusun planning serta memilih arah perubahan berdasarkan keyakinan dan persepsi mereka sendiri dan perubahan itu diyakini sebagai perbaikan (improvement) sebagaimana layaknya membangun sebuah bangunan, maka upaya perbaikan tersebut utamanya diarahkan kepada perbaikan dan pengokohan struktur-struktur penopang komunitas yang bersangkutan.
2. Tujuan dan Sasaran Pemberdayaan Komunitas
Tujuan dari pemberdayaan komunitas yakni membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian itu mencakup kemandirian bertindak, berpikir, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan (Nugroho, 2012).
Pemberdayaan komunitas orientasinya menunjuk kepada komunitas yang kurang berdaya atau tidak berdaya. Pemberdayaan juga sanggup dilakukan kepada komunitas yang telah berdaya, namun dengan tujuan untuk mengantisipasi terhadap bahaya dan kendala yang sanggup mengubah komunitas itu sendiri. Adapun hal yang ingin dicapai oleh upaya pemberdayaan komunitas yakni pemberian daya atau kekuatan kepada suatu komunitas sehingga menjadi komunitas yang lebih baik.
3. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Komunitas
Ketika suatu pemberdayaan komunitas dilaksanakan, masyarakat sanggup mendapatkan keahlian dalam aneka macam bidang. Hal ini penting biar tercipta upaya kemandirian sosial maupun kemandirian ekonomi. Berikut anutan pelaksanaan yang menjadi prinsip-prinsip pemberdayaan komunitas, klik di sini.
4. Siklus Pemberdayaan Komunitas
Pemberdayaan komunitas merupakan suatu acara yang berkesinambungan dan dibutuhkan terjadi peningkatan kualitas dari satu tahapan ke tahapan setelahnya. Menurut Terry Wilson (Mubarak, 2010), terdapat tujuh tahapan dalam siklus pemberdayaan komunitas yaitu sebagai berikut.
1) Tahap pertama, keinginan dari masyarakat sendiri untuk bermetamorfosis lebih baik
2) Tahap kedua, masyarakat dibutuhkan bisa melepaskan halangan-halangan atau faktor-faktor yang bersifat resistensi terhadap kemajuan dalam diri dan komunitasnya
3) Tahap ketiga, masyarakat dibutuhkan sudah bisa mendapatkan kebebasan komplemen dan merasa mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan dirinya dan komunitasnya
4) Tahap keempat, upaya untuk mengembangkan kiprah dan batas tanggung jawab yang lebih luas, hal ini juga terkait dengan minat dan motivasi untuk melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik
5) Tahap kelima, peningkatan rasa mempunyai yang lebih besar menghasilkan keluaran kinerja yang lebih baik. Pada tahap ini hasil-hasil konkret dari pemberdayaan mulai terlihat
6) Tahap keenam, telah terjadi perubahan sikap dan kesan terhadap dirinya, ketika keberhasilan kinerja bisa meningkatkan perasaan psikologis di atas posisi sebelumnya
7) Tahap ketujuh, masyarakat telah berhasil dalam memberdayakan dirinya, merasa tertantang untuk upaya yang lebih besar guna mendapatkan hasil yang lebih baik
Berikut siklus pemberdayaan masyarakat dalam suatu komunitas
5. Tahap-Tahap dan Aktor Pemberdayaan Komunitas
a. Tahap-tahap pemberdayaan komunitas
Berikut tahap-tahap pemberdayaan komunitas yang dikemukakan oleh Sulistiyani dalam buku Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan (2004) yakni sebagai berikut
1) Tahap penyadaran dan sikap menuju kesadaran dan kepedulian
2) Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan sehingga sanggup mengambil kiprah dalam komunitasnya
3) Peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan sehingga akan terbentuk inisiatif dan kemampuannya yang inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian
Berikut pendapat Terry Wilson (Mubarak, 2010)
1) Awakening atau penyadaran, masyarakat disadarkan akan kemampuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki serta impian dan planning akan kondisi yang lebih baik
2) Understanding atau pemahaman, masyarakat diberikan pemahaman dan persepsi gres mengenai diri mereka sendiri, aspirasi dan keadaan umum lainnya
3) Harnessing atau memanfaatkan, saatnya mereka memakai dua poin di atas bagi kepentingan komunitasnya
4) Using atau menggunakan, memakai hasil yang didapat sebagai bab dari kehidupan sehari-hari
b. Aktor pemberdayaan komunitas
Aktor pemberdayaan komunitas terdiri dari pemerintah, swasta, dan masyarakat. Kegiatan dari ketiga pemain drama tersebut perlu dirancang untuk menunjukkan kontribusi sehingga terbentuk kemitraan yang diharapkan. Berikut tabel kiprah pemain drama pemberdayaan komunitas (Sulistiyani (2004) dalam Saraswati (2014)).
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberdayaan Komunitas
Menurut Sumaryadi (2005) dalam Mubarak (2010), ada delapan faktor yang mensugesti keberhasilan pemberdayaan komunitas yaitu.
a. Kesediaan suatu komunitas untuk mendapatkan pemberdayaan bergantung pada situasi yang dihadapi
b. Adanya pemikiran bahwa pemberdayaan tidak untuk semua orang, dan adanya persepsi dari pemegang kekuasaan dalam komunitas tersebut bahwa pemberdayaan sanggup mengorbankan diri mereka sendiri
c. Ketergantungan yakni budaya, dengan keadaan masyarakat yang sudah terbiasa dengan hierarki, birokrasi, dan kontrol administrasi yang tegas sehingga membuat mereka terjadwal dalam berpikir dan berbuat dalam rutinitas
d. Dorongan dari pemimpin setiap komunitas untuk tidak mau melepaskan kekuasaannya, alasannya yakni inti dari pemberdayaan yakni berupa pelepasan sebagian kewenangan untuk diserahkan kepada masyarakat.
e. Adanya batas pemberdayaan, terutama terkait dengan siklus pemberdayaan kemampuan dan motivasi setiap orang berbeda-beda
f. Adanya kepercayaan para pemimpin komunitas untuk mengembangkan pemberdayaan dan mengubah persepsi mereka wacana anggota komunitasnya
g. Pemberdayaan tidak aman bagi perubahan yang cepat
h. Pemberdayaan membutuhkan kontribusi sumber daya (resource) yang besar, baik dari segi pembiayaan maupun waktu.
Demikian upaya pemberdayaan dibutuhkan akan berhasil apabila ada partisipasi dari pemerintah sebagai stakeholder dan kiprah aktif dari masyarakat itu sendiri
7. Strategi Pemberdayaan Komunitas
Menurut Sunyoto Usman (Usman (2004) dalam Cholisin (2011)) yakni sebagai berikut.
a. Menciptakan iklim atau suasana yang memungkinkan potensi komunitas masyarakat berkembang (enabling).
b. Dalam rangka memperkuat potensi atau daya yang dimiliki komunitas masyarakat (empowering), maka upaya yang dilakukan yakni dengan cara memberi pendidikan, kesehatan, dan kesempatan dalam memperoleh sumber kemajuan ekonomi (modal, teknologi, informasi, tenaga kerja, dan pasar)
c. Memberdayakan bisa berarti melindungi (protection)
Menurut Edi Suharto (Suharto, 2004) mencakup lima seni administrasi yang biasanya disebut 5 P, yaitu.
a. Pemungkinan, bertujuan membuat suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal.
b. Penguatan, bertujuan untuk memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan perkara dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
c. Perlindungan, bertujuan untuk melindungi masyarakat terutama kelompok lemah biar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (tidak sehat) antara yang besar lengan berkuasa dan lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok besar lengan berkuasa terhadap kelompok lemah.
d. Penyokongan, bertujuan menunjukkan bimbingan dan kontribusi biar masyarakat bisa menjalankan peranan dan kiprah kehidupannya.
e. Pemeliharaan, bertujuan memelihara kondisi yang aman biar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara aneka macam kelompok dalam masyarakat.
8. Partisipasi Komunitas dalam Pemberdayaan
Menurut Didien Rostika (Irsyadi, 2008), seseorang bisa berpartisipasi apabila menemukan dirinya dengan kelompok lain melalui proses mengembangkan dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kepatuhan, dan tanggung jawab bersama.
Eugen Ericson menyatakan bahwa partisipasi terdiri dari dua sisi yaitu sisi internal dan sisi eksternal. Partisipasi secara internal berarti adanya rasa mempunyai terhadap komunitas. Secara eksternal terkait dengan bagaimana individu melibatkan diri dengan komunitas luar. Kesimpulannya bahwa partisipasi merupakan manifestasi tanggung jawab sosial dari individu terhadap komunitasnya sendiri maupun dengan komunitas luar (Muslim, 2007).
Maksud pengembangan partisipasi komunitas dalam proses pembangunan berdasarkan Juliantara (Khalid, 2008), yaitu.
a. Partisipasi akan memungkinkan masyarakat secara berdikari (otonom) mengorganisasi diri dan dengan demikian akan memudahkan rakyat/masyarakat menghadapi situasi-situasi sulit serta bisa menolak aneka macam kecenderungan pembangunan yang merugikan
b. Partisipasi tidak saja menjadi cermin kongkrit peluang mulut aspirasi dan jalan untuk memperjuangkannya tetapi yang lebih penting lagi bahwa partisipasi menjadi semacam garansi bagi tidak diabaikannya kepentingan rakyat
c. Persoalan-persoalan dalam dinamika pembangunan akan sanggup diatasi dengan adanya partisipasi masyarakat.
d. Keterlibatan masyarakat dalam setiap proses penyelenggaraan pemerintahan dan ada sikap yang terbuka dari penyelenggara pemerintahan tentu saja akan menjadi basis bagi suatu “kepercayaan sosial politik” yang dengan demikian akan meningkatkan suatu proses penyelenggaraan pemerintahan yang demokrasi.
Ericson (Yuliyanti, 2012), bentuk partisipasi komunitas dalam pembangunan terdiri dari tiga tahap, yaitu...
a. Partisipasi pada tahap perencanaan (idea planning stage), masyarakat ikut berpartisipasi atau berperan dalam hal menunjukkan usulan, saran, dan kritik dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan.
b. Partisipasi pada tahap pelaksanaan (implementation stage), masyarakat terlibat dalam pelaksanaan proyek.
c. Partisipasi pada tahap pemanfaatan (utilitazion stage), keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan sebuah proyek yang telah selesai dikerjakan.
Download
C. Pemberdayaan Komunitas Berbasis Kearifan Lokal & D. Pentingnya Kelestarian Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan
Sumber
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2015. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Esis Erlangga. Jakarta
Media
1. PPT Materi Sosiologi Kelas XII. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013) Bagian 1
2. PPT Materi Sosiologi Kelas XII. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013) Bagian 2
3. PPT Materi Sosiologi Kelas XII. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013) Bagian 3
4. Video Penunjang
5. Materi Pengayaan Sosiologi. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas
Soal-Soal
1. Plihan Ganda
2. Pilihan Ganda. Evaluasi Semester 2
3. Esai, Skala Sikap, Penilaian Diri, dan Kecakapan Hidup
4. Esai. Evaluasi Semester 2
Pengertian Ahli
1. Pengertian Kearifan Lokal Menurut Ahli
2. Pengertian Pemberdayaan Menurut Ahli
3. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan Menurut Ahli
4. Pengertian Komunitas Menurut Ahli
Kamus
1. Kamus Sosiologi
Teori-Teori Sosiologi Relevan Materi
1. Biografi dan Autobiografi Tokoh-Tokoh Sosiologi
2. Konstruksi Teoretis Teori-Teori Sosiologi
3. Polemik Internal Teori-Teori Sosiologi
4. Teori-Teori Sosiologi dari Klasik, Kontemporer, dan Postmodern
Teori-Teori Filsafat Relevan Materi
1. Biografi Filsuf
2. Aliran-Aliran Filsafat
3. Teori-Teori Filsafat dari Yunani, Modern, dan Postmodern
4. Teori-Teori Cultural Studies
Artikel Terkait Lainnya
1. Artikel Sosiologi Terkait Materi
2. Pengetahuan Umum Terkait Materi
1. Hakikat Pemberdayaan Komunitas
Secara etimologis, pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang berarti kekuatan atau mengembangkan kemampuan. Pemberdayaan sanggup diartikan sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya/kemampuan/kekuatan, atau proses pemberian daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang kurang atau belum berdaya. Berikut pengertian pemberdayaan berdasarkan ahli, klik di sini.
Adapun komunitas yakni sekelompok masyarakat yang terikat dalam suatu identitas yang sama. Untuk pengertian komunitas berdasarkan ahli, klik di sini. Sehingga pada hakikatnya, pemberdayaan komunitas berdasarkan Wilkinson (Sadri, 2009) yakni sebuah upaya atau perubahan (kemajuan) yang sengaja (purposive) dilakukan atau dikembangkan oleh para anggota sebuah komunitas itu sendiri, di mana mereka merumuskan masalah, menyusun planning serta memilih arah perubahan berdasarkan keyakinan dan persepsi mereka sendiri dan perubahan itu diyakini sebagai perbaikan (improvement) sebagaimana layaknya membangun sebuah bangunan, maka upaya perbaikan tersebut utamanya diarahkan kepada perbaikan dan pengokohan struktur-struktur penopang komunitas yang bersangkutan.
2. Tujuan dan Sasaran Pemberdayaan Komunitas
Tujuan dari pemberdayaan komunitas yakni membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian itu mencakup kemandirian bertindak, berpikir, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan (Nugroho, 2012).
Pemberdayaan komunitas orientasinya menunjuk kepada komunitas yang kurang berdaya atau tidak berdaya. Pemberdayaan juga sanggup dilakukan kepada komunitas yang telah berdaya, namun dengan tujuan untuk mengantisipasi terhadap bahaya dan kendala yang sanggup mengubah komunitas itu sendiri. Adapun hal yang ingin dicapai oleh upaya pemberdayaan komunitas yakni pemberian daya atau kekuatan kepada suatu komunitas sehingga menjadi komunitas yang lebih baik.
3. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Komunitas
Ketika suatu pemberdayaan komunitas dilaksanakan, masyarakat sanggup mendapatkan keahlian dalam aneka macam bidang. Hal ini penting biar tercipta upaya kemandirian sosial maupun kemandirian ekonomi. Berikut anutan pelaksanaan yang menjadi prinsip-prinsip pemberdayaan komunitas, klik di sini.
4. Siklus Pemberdayaan Komunitas
Pemberdayaan komunitas merupakan suatu acara yang berkesinambungan dan dibutuhkan terjadi peningkatan kualitas dari satu tahapan ke tahapan setelahnya. Menurut Terry Wilson (Mubarak, 2010), terdapat tujuh tahapan dalam siklus pemberdayaan komunitas yaitu sebagai berikut.
1) Tahap pertama, keinginan dari masyarakat sendiri untuk bermetamorfosis lebih baik
2) Tahap kedua, masyarakat dibutuhkan bisa melepaskan halangan-halangan atau faktor-faktor yang bersifat resistensi terhadap kemajuan dalam diri dan komunitasnya
3) Tahap ketiga, masyarakat dibutuhkan sudah bisa mendapatkan kebebasan komplemen dan merasa mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan dirinya dan komunitasnya
4) Tahap keempat, upaya untuk mengembangkan kiprah dan batas tanggung jawab yang lebih luas, hal ini juga terkait dengan minat dan motivasi untuk melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik
5) Tahap kelima, peningkatan rasa mempunyai yang lebih besar menghasilkan keluaran kinerja yang lebih baik. Pada tahap ini hasil-hasil konkret dari pemberdayaan mulai terlihat
6) Tahap keenam, telah terjadi perubahan sikap dan kesan terhadap dirinya, ketika keberhasilan kinerja bisa meningkatkan perasaan psikologis di atas posisi sebelumnya
7) Tahap ketujuh, masyarakat telah berhasil dalam memberdayakan dirinya, merasa tertantang untuk upaya yang lebih besar guna mendapatkan hasil yang lebih baik
Berikut siklus pemberdayaan masyarakat dalam suatu komunitas
5. Tahap-Tahap dan Aktor Pemberdayaan Komunitas
a. Tahap-tahap pemberdayaan komunitas
Berikut tahap-tahap pemberdayaan komunitas yang dikemukakan oleh Sulistiyani dalam buku Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan (2004) yakni sebagai berikut
1) Tahap penyadaran dan sikap menuju kesadaran dan kepedulian
2) Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan sehingga sanggup mengambil kiprah dalam komunitasnya
3) Peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan sehingga akan terbentuk inisiatif dan kemampuannya yang inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian
Berikut pendapat Terry Wilson (Mubarak, 2010)
1) Awakening atau penyadaran, masyarakat disadarkan akan kemampuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki serta impian dan planning akan kondisi yang lebih baik
2) Understanding atau pemahaman, masyarakat diberikan pemahaman dan persepsi gres mengenai diri mereka sendiri, aspirasi dan keadaan umum lainnya
3) Harnessing atau memanfaatkan, saatnya mereka memakai dua poin di atas bagi kepentingan komunitasnya
4) Using atau menggunakan, memakai hasil yang didapat sebagai bab dari kehidupan sehari-hari
b. Aktor pemberdayaan komunitas
Aktor pemberdayaan komunitas terdiri dari pemerintah, swasta, dan masyarakat. Kegiatan dari ketiga pemain drama tersebut perlu dirancang untuk menunjukkan kontribusi sehingga terbentuk kemitraan yang diharapkan. Berikut tabel kiprah pemain drama pemberdayaan komunitas (Sulistiyani (2004) dalam Saraswati (2014)).
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberdayaan Komunitas
Menurut Sumaryadi (2005) dalam Mubarak (2010), ada delapan faktor yang mensugesti keberhasilan pemberdayaan komunitas yaitu.
a. Kesediaan suatu komunitas untuk mendapatkan pemberdayaan bergantung pada situasi yang dihadapi
b. Adanya pemikiran bahwa pemberdayaan tidak untuk semua orang, dan adanya persepsi dari pemegang kekuasaan dalam komunitas tersebut bahwa pemberdayaan sanggup mengorbankan diri mereka sendiri
c. Ketergantungan yakni budaya, dengan keadaan masyarakat yang sudah terbiasa dengan hierarki, birokrasi, dan kontrol administrasi yang tegas sehingga membuat mereka terjadwal dalam berpikir dan berbuat dalam rutinitas
d. Dorongan dari pemimpin setiap komunitas untuk tidak mau melepaskan kekuasaannya, alasannya yakni inti dari pemberdayaan yakni berupa pelepasan sebagian kewenangan untuk diserahkan kepada masyarakat.
e. Adanya batas pemberdayaan, terutama terkait dengan siklus pemberdayaan kemampuan dan motivasi setiap orang berbeda-beda
f. Adanya kepercayaan para pemimpin komunitas untuk mengembangkan pemberdayaan dan mengubah persepsi mereka wacana anggota komunitasnya
g. Pemberdayaan tidak aman bagi perubahan yang cepat
h. Pemberdayaan membutuhkan kontribusi sumber daya (resource) yang besar, baik dari segi pembiayaan maupun waktu.
Demikian upaya pemberdayaan dibutuhkan akan berhasil apabila ada partisipasi dari pemerintah sebagai stakeholder dan kiprah aktif dari masyarakat itu sendiri
7. Strategi Pemberdayaan Komunitas
Menurut Sunyoto Usman (Usman (2004) dalam Cholisin (2011)) yakni sebagai berikut.
a. Menciptakan iklim atau suasana yang memungkinkan potensi komunitas masyarakat berkembang (enabling).
b. Dalam rangka memperkuat potensi atau daya yang dimiliki komunitas masyarakat (empowering), maka upaya yang dilakukan yakni dengan cara memberi pendidikan, kesehatan, dan kesempatan dalam memperoleh sumber kemajuan ekonomi (modal, teknologi, informasi, tenaga kerja, dan pasar)
c. Memberdayakan bisa berarti melindungi (protection)
Menurut Edi Suharto (Suharto, 2004) mencakup lima seni administrasi yang biasanya disebut 5 P, yaitu.
a. Pemungkinan, bertujuan membuat suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal.
b. Penguatan, bertujuan untuk memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan perkara dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
c. Perlindungan, bertujuan untuk melindungi masyarakat terutama kelompok lemah biar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (tidak sehat) antara yang besar lengan berkuasa dan lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok besar lengan berkuasa terhadap kelompok lemah.
d. Penyokongan, bertujuan menunjukkan bimbingan dan kontribusi biar masyarakat bisa menjalankan peranan dan kiprah kehidupannya.
e. Pemeliharaan, bertujuan memelihara kondisi yang aman biar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara aneka macam kelompok dalam masyarakat.
8. Partisipasi Komunitas dalam Pemberdayaan
Menurut Didien Rostika (Irsyadi, 2008), seseorang bisa berpartisipasi apabila menemukan dirinya dengan kelompok lain melalui proses mengembangkan dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kepatuhan, dan tanggung jawab bersama.
Eugen Ericson menyatakan bahwa partisipasi terdiri dari dua sisi yaitu sisi internal dan sisi eksternal. Partisipasi secara internal berarti adanya rasa mempunyai terhadap komunitas. Secara eksternal terkait dengan bagaimana individu melibatkan diri dengan komunitas luar. Kesimpulannya bahwa partisipasi merupakan manifestasi tanggung jawab sosial dari individu terhadap komunitasnya sendiri maupun dengan komunitas luar (Muslim, 2007).
Maksud pengembangan partisipasi komunitas dalam proses pembangunan berdasarkan Juliantara (Khalid, 2008), yaitu.
a. Partisipasi akan memungkinkan masyarakat secara berdikari (otonom) mengorganisasi diri dan dengan demikian akan memudahkan rakyat/masyarakat menghadapi situasi-situasi sulit serta bisa menolak aneka macam kecenderungan pembangunan yang merugikan
b. Partisipasi tidak saja menjadi cermin kongkrit peluang mulut aspirasi dan jalan untuk memperjuangkannya tetapi yang lebih penting lagi bahwa partisipasi menjadi semacam garansi bagi tidak diabaikannya kepentingan rakyat
c. Persoalan-persoalan dalam dinamika pembangunan akan sanggup diatasi dengan adanya partisipasi masyarakat.
d. Keterlibatan masyarakat dalam setiap proses penyelenggaraan pemerintahan dan ada sikap yang terbuka dari penyelenggara pemerintahan tentu saja akan menjadi basis bagi suatu “kepercayaan sosial politik” yang dengan demikian akan meningkatkan suatu proses penyelenggaraan pemerintahan yang demokrasi.
Ericson (Yuliyanti, 2012), bentuk partisipasi komunitas dalam pembangunan terdiri dari tiga tahap, yaitu...
a. Partisipasi pada tahap perencanaan (idea planning stage), masyarakat ikut berpartisipasi atau berperan dalam hal menunjukkan usulan, saran, dan kritik dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan.
b. Partisipasi pada tahap pelaksanaan (implementation stage), masyarakat terlibat dalam pelaksanaan proyek.
c. Partisipasi pada tahap pemanfaatan (utilitazion stage), keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan sebuah proyek yang telah selesai dikerjakan.
Download
C. Pemberdayaan Komunitas Berbasis Kearifan Lokal & D. Pentingnya Kelestarian Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan
Sumber
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2015. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Esis Erlangga. Jakarta
Media
1. PPT Materi Sosiologi Kelas XII. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013) Bagian 1
2. PPT Materi Sosiologi Kelas XII. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013) Bagian 2
3. PPT Materi Sosiologi Kelas XII. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013) Bagian 3
4. Video Penunjang
5. Materi Pengayaan Sosiologi. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas
Soal-Soal
1. Plihan Ganda
2. Pilihan Ganda. Evaluasi Semester 2
3. Esai, Skala Sikap, Penilaian Diri, dan Kecakapan Hidup
4. Esai. Evaluasi Semester 2
Pengertian Ahli
1. Pengertian Kearifan Lokal Menurut Ahli
2. Pengertian Pemberdayaan Menurut Ahli
3. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan Menurut Ahli
4. Pengertian Komunitas Menurut Ahli
Kamus
1. Kamus Sosiologi
Teori-Teori Sosiologi Relevan Materi
1. Biografi dan Autobiografi Tokoh-Tokoh Sosiologi
2. Konstruksi Teoretis Teori-Teori Sosiologi
3. Polemik Internal Teori-Teori Sosiologi
4. Teori-Teori Sosiologi dari Klasik, Kontemporer, dan Postmodern
Teori-Teori Filsafat Relevan Materi
1. Biografi Filsuf
2. Aliran-Aliran Filsafat
3. Teori-Teori Filsafat dari Yunani, Modern, dan Postmodern
4. Teori-Teori Cultural Studies
Artikel Terkait Lainnya
1. Artikel Sosiologi Terkait Materi
2. Pengetahuan Umum Terkait Materi
Belum ada Komentar untuk "Materi Sosiologi Kelas Xii Penggalan 4.2 Kearifan Lokal Dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013)"
Posting Komentar