Materi Sosiologi Kelas Xi Kepingan 1.3 Kelompok Sosial Di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
C. Karakteristik Khusus atau Partikularisme dan Eksklusivisme Kelompok
Kamanto Sunarto, dalam hubungan antarkelompok* terdapat banyak sekali macam dimensi, di antaranya dimensi sejarah, institusi, gerakan sosial, perilaku, sikap kolektif, dan sikap.
1) Dimensi sejarah, diarahkan pada duduk perkara tumbuh dan berkembangnya kekerabatan antarkelompok. Hal tersebut terkait dengan timbulnya stratifikasi etnik, stratifikasi jenis kelamin, dan stratifikasi usia
2) Dimensi institusi, sanggup berupa institusi politik dan ekonomi
3) Dimensi gerakan sosial, baik diprakarsai oleh pihak yang menginginkan perubahan maupun oleh mereka yang ingin mempertahankan keadaan yang sudah ada.
4) Dimensi perilaku, salah satu sikap yang ditampilkan yakni diskriminasi pada anggota banyak sekali kelompok
5) Dimensi sikap kolektif, merupakan tindakan bersama oleh sejumlah besar orang, bukan tindakan individu semata.
6) Dimensi sikap, timbulnya prasangka (prejudice*) atau stereotip* dan memunculkan sikap partikular (partikularisme) dan langsung (eksklusivisme).
Partikularisme dan Eksklusivisme Kelompok
Partikularisme berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni sistem yang mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum atau aliran politik, ekonomi, kebudayaan yang mementingkan tempat atau kelompok khusus; sukuisme. Adapun berdasarkan Craig Stortie, partikularisme berkaitan dengan bagaimana seseorang berperilaku dalam situasi tertentu. Orang tersebut akan memperlakukan keluarga, teman, dan in-group*nya sebaik yang ia bisa, dan membiarkan orang lain mengurus dirinya sendiri (dengan perkiraan mereka akan dilindungi in-group* mereka sendiri). Contoh dari partikularisme yakni seorang pemimpin di suatu perusahaan konstruksi hanya mau mempekerjakan buruh yang berasal dari kampungnya sendiri. Kecenderungan partikularisme yakni mementingkan pribadi atau kelompok di atas kepentingan bersama. Secara sosiologis, sikap dan pandangan partikularisme ini cenderung memicu konflik apabila kita hidup di tengah-tengah masyarakat beragam atau heterogen.
Adapun eksklusivisme berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni paham yang mempunyai kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat. Dampak negatif eksklusivisme antara lain menciptakan seseorang menganggap kepentingan kelompok sendiri menjadi satu-satunya hal yang penting. Secara sosiologis, cara pandang dan sikap eksklusivisme mempunyai sisi positif dan negatif. Dari sisi positif, masyarakat sanggup tetap mempertahankan kebudayaan kelompoknya alasannya yakni mereka menganggap kebudayaannya paling baik dan wajib dipertahankan. Dari sisi negatif, mereka sangat tertutup pada efek budaya lain sehingga sangat sulit melaksanakan banyak sekali perubahan yang bersifat progresif.
D. Pola Hubungan Antarkelompok dalam Masyarakat
Michael Banton mengemukakan bahwa terdapat banyak sekali kemungkinan contoh kekerabatan antarkelompok ras, di antaranya yakni proses akulturasi, dominasi, paternalisme, pluralisme, dan integrasi.
1) Akulturasi, terjadi saat kebudayaan kedua kelompok ras yang bertemu mulai berbaur.
2) Dominasi, terjadi jikalau suatu kelompok ras menguasai kelompok lain. Kornblum menyatakan bahwa terdapat empat macam kemungkinan proses yang sanggup terjadi dalam suatu kekerabatan antarkelompok,
- Genosida yakni pembunuhan secara sengaja dan sistematis terhadap anggota kelompok tertentu
- Pengusiran
- Perbudakan*
- Segregasi, yaitu pemisahan antara warga kulit putih dan hitam (apartheid)
- Asimilasi, interaksi antara dua kelompok yang berbeda kebudayaannya sehingga memunculkan kebudayaan campuran
3) Paternalisme, bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas kelompok ras pribumi
4) Integrasi*, suatu contoh kekerabatan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak menawarkan perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut.
5) Pluralisme, suatu contoh kekerabatan yang mengakui adanya persamaan hak politik dan hak perdata masyarakat.
Stanley Lieberson, mengklasifikasikan contoh kekerabatan antar kelompok menjadi dua pola,
1) Pola dominasi kelompok pendatang atas pribumi (migrant superordinate)
2) Pola dominasi kelompok pribumi atas kelompok pendatang (indigenous superordinate)
E. Dinamika Kelompok Sosial
Dinamika berarti interaksi atau kekerabatan antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dinamika kelompok* yakni gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang dalam masyarakat yang sanggup menjadikan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian, dinamika kelompok* yakni gerak sekumpulan orang yang saling berafiliasi dan mempunyai tujuan bersama yang sanggup menjadikan perubahan dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat, dinamika kelompok mempunyai fungsi sebagai berikut.
1) Menciptakan kolaborasi di antara anggota kelompok sehingga akan menguntungkan satu sama lain
2) Memudahkan menuntaskan pekerjaan yang dihadapinya
3) Memberikan kesempatan kepada semua orang untuk menawarkan pendapat atau gagasan
Dalam perkembangannya, ada banyak sekali indikator yang sanggup dipakai untuk mengukur dinamika kelompok, yaitu pembiasaan kelompok dan pencapaian tujuan bersama. Selain itu, dalam proses perkembangan suatu kelompok sanggup dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, menyerupai faktor yang tiba dari dalam maupun dari luar.
1) Faktor dari dalam (intern), di antaranya sebagai berikut.
a) Konflik antarindividu atau sebagai akhir adanya ketidakseimbangan kekuatan dalam kelompok tersebut.
b) Adanya perbedaan kepentingan sehingga menjadikan ketidakadilan atau ketidakseimbangan pada anggota kelompok.
c) Adanya perbedaan paham dari tiap anggota kelompok dalam upaya memenuhi banyak sekali tujuan kelompok.
2) Faktor dari luar (ekstern), di antaranya sebagai berikut.
a) Perubahan situasi atau keadaan di mana kelompok tersebut hidup.
b) Pergantian anggota kelompok akan memengaruhi perubahan kelompok.
c) Perubahan situasi sosial ekonomi kelompok.
Demikian, pada umumnya kelompok sosial tidak pernah berjalan di tempat (stabil) dan bukan merupakan kelompok statis. Namun, niscaya mengalami perkembangan serta perubahan, hanya saja kecepatannya yang berbeda antara kelompok satu dengan kelompok lain.
Soerjono Soekanto* menyampaikan duduk perkara dinamika kelompok juga menyangkut gerak atau sikap kolektif. Dalam hal ini, gerak sebagai bentuk aksi kolektiva. Penyebab suatu kolektiva menjadi bergairah antara lain sebagai berikut.
1) Dalam jangka waktu yang usang mengalami frustasi
2) Adanya ketersinggungan
3) Merasa dirugikan
4) Munculnya bahaya yang berasal dari luar
5) Adanya perlakuan yang tidak adil
6) Bidang-bidang yang bersifat sensitif terkena imbasnya.
Keenam hal tersebut sanggup juga dikatakan sebagai pemicu timbulnya suatu duduk perkara atau konflik yang terjadi di masyarakat ataupun sanggup terjadi di dalam kelompok sendiri.
Sumber
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2017. Sosiologi; Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial; untuk SMA/MA Kelas XI. Esis Erlangga. Jakarta
Download
Soal-Soal
1. Soal Pilihan Ganda
2. Soal Esai
3. Soal Pilihan Ganda. Evaluasi Semester 1
4. Soal Esai. Evaluasi Semester 1
Tambahan
1. Glosarium Materi Sosiologi Kelas XI (Kurikulum Revisi 2016)
2. Silabus Sosiologi Kelas XI (Kurikulum Revisi)
3. Program Tahunan Sosiologi Kelas XI (Kurikulum Revisi)
4. Program Semester Sosiologi Kelas XI (Kurikulum Revisi)
5. RPP Sosiologi Kelas XI Bab 1. Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi)
Media
1. Power Point Bag. 1
2. Power Point Bag. 2
3. Video Penunjang
4. Materi Pengayaan Sosiologi. Kelompok Sosial di Masyarakat
Perangkat Pembelajaran (Kur Revisi) New
1. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Silabus (Kur Revisi)
2. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi (Kur Revisi)
3. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK dan Materi Pembelajaran (Kur Revisi)
4. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Analisis Standar Kompetensi Lulusan (SKL) (Kur Revisi)
5. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Pemetaan Kompetensi dan Teknik Penilaian (Kur Revisi)
6. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Format Penentuan Kriteria Ketuntasan (Kur Revisi) Semester 1 dan Semester 2
7. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Jurnal Guru Mengajar (Kur Revisi)
8. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Kalender Pendidikan (Kur Revisi)
9. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Analisis Alokasi Waktu (Kur Revisi)
10. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Analisis Kompetensi (Kur Revisi)
11. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Program Tahunan (Kur Revisi)
12. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Program Semester (Kur Revisi)
13. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. RPP 1 (Kur Revisi)
14. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. RPP 2 (Kur Revisi)
15. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. RPP 3 (Kur Revisi)
16. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. RPP 4 (Kur Revisi)
17. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. RPP 5 (Kur Revisi)
18. RPP 1
Lembar Penilaian Pembelajaran New
1. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. Lampiran Teknik dan Instrumen Penilaian
2. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPP Tes Tertulis PG
3. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPP Tes Tertulis Uraian
4. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPP Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan Percakapan
5. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPP Penugasan
6. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPK Unjuk Kerja
7. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPK Proyek
8. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPK Produk
9. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPK Portofolio
10. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. Rekapitulasi Lembar Penilaian
Kamus
1. Kamus Sosiologi
2. Glosarium Sosiologi. Materi Kelas XI
3. Kamus Istilah Sosiologi. Materi Kelompok Sosial
4. Pengertian Kelompok Sosial Menurut Ahli
Teori-Teori Sosiologi Relevan Materi
1. Biografi dan Autobiografi Tokoh-Tokoh Sosiologi
2. Konstruksi Teoretis Teori-Teori Sosiologi
3. Polemik Internal Teori-Teori Sosiologi
4. Teori-Teori Sosiologi dari Klasik, Kontemporer, dan Postmodern
Teori-Teori Filsafat Relevan Materi
1. Biografi Filsuf
2. Aliran-Aliran Filsafat
3. Teori-Teori Filsafat dari Yunani, Modern, dan Postmodern
4. Teori-Teori Cultural Studies
Artikel Terkait Lainnya
1. Artikel Sosiologi Terkait Materi
2. Pengetahuan Umum Terkait Materi
Kamanto Sunarto, dalam hubungan antarkelompok* terdapat banyak sekali macam dimensi, di antaranya dimensi sejarah, institusi, gerakan sosial, perilaku, sikap kolektif, dan sikap.
1) Dimensi sejarah, diarahkan pada duduk perkara tumbuh dan berkembangnya kekerabatan antarkelompok. Hal tersebut terkait dengan timbulnya stratifikasi etnik, stratifikasi jenis kelamin, dan stratifikasi usia
2) Dimensi institusi, sanggup berupa institusi politik dan ekonomi
3) Dimensi gerakan sosial, baik diprakarsai oleh pihak yang menginginkan perubahan maupun oleh mereka yang ingin mempertahankan keadaan yang sudah ada.
4) Dimensi perilaku, salah satu sikap yang ditampilkan yakni diskriminasi pada anggota banyak sekali kelompok
5) Dimensi sikap kolektif, merupakan tindakan bersama oleh sejumlah besar orang, bukan tindakan individu semata.
6) Dimensi sikap, timbulnya prasangka (prejudice*) atau stereotip* dan memunculkan sikap partikular (partikularisme) dan langsung (eksklusivisme).
Partikularisme dan Eksklusivisme Kelompok
Partikularisme berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni sistem yang mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum atau aliran politik, ekonomi, kebudayaan yang mementingkan tempat atau kelompok khusus; sukuisme. Adapun berdasarkan Craig Stortie, partikularisme berkaitan dengan bagaimana seseorang berperilaku dalam situasi tertentu. Orang tersebut akan memperlakukan keluarga, teman, dan in-group*nya sebaik yang ia bisa, dan membiarkan orang lain mengurus dirinya sendiri (dengan perkiraan mereka akan dilindungi in-group* mereka sendiri). Contoh dari partikularisme yakni seorang pemimpin di suatu perusahaan konstruksi hanya mau mempekerjakan buruh yang berasal dari kampungnya sendiri. Kecenderungan partikularisme yakni mementingkan pribadi atau kelompok di atas kepentingan bersama. Secara sosiologis, sikap dan pandangan partikularisme ini cenderung memicu konflik apabila kita hidup di tengah-tengah masyarakat beragam atau heterogen.
Adapun eksklusivisme berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni paham yang mempunyai kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat. Dampak negatif eksklusivisme antara lain menciptakan seseorang menganggap kepentingan kelompok sendiri menjadi satu-satunya hal yang penting. Secara sosiologis, cara pandang dan sikap eksklusivisme mempunyai sisi positif dan negatif. Dari sisi positif, masyarakat sanggup tetap mempertahankan kebudayaan kelompoknya alasannya yakni mereka menganggap kebudayaannya paling baik dan wajib dipertahankan. Dari sisi negatif, mereka sangat tertutup pada efek budaya lain sehingga sangat sulit melaksanakan banyak sekali perubahan yang bersifat progresif.
D. Pola Hubungan Antarkelompok dalam Masyarakat
Michael Banton mengemukakan bahwa terdapat banyak sekali kemungkinan contoh kekerabatan antarkelompok ras, di antaranya yakni proses akulturasi, dominasi, paternalisme, pluralisme, dan integrasi.
1) Akulturasi, terjadi saat kebudayaan kedua kelompok ras yang bertemu mulai berbaur.
2) Dominasi, terjadi jikalau suatu kelompok ras menguasai kelompok lain. Kornblum menyatakan bahwa terdapat empat macam kemungkinan proses yang sanggup terjadi dalam suatu kekerabatan antarkelompok,
- Genosida yakni pembunuhan secara sengaja dan sistematis terhadap anggota kelompok tertentu
- Pengusiran
- Perbudakan*
- Segregasi, yaitu pemisahan antara warga kulit putih dan hitam (apartheid)
- Asimilasi, interaksi antara dua kelompok yang berbeda kebudayaannya sehingga memunculkan kebudayaan campuran
3) Paternalisme, bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas kelompok ras pribumi
4) Integrasi*, suatu contoh kekerabatan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak menawarkan perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut.
5) Pluralisme, suatu contoh kekerabatan yang mengakui adanya persamaan hak politik dan hak perdata masyarakat.
Stanley Lieberson, mengklasifikasikan contoh kekerabatan antar kelompok menjadi dua pola,
1) Pola dominasi kelompok pendatang atas pribumi (migrant superordinate)
2) Pola dominasi kelompok pribumi atas kelompok pendatang (indigenous superordinate)
E. Dinamika Kelompok Sosial
Dinamika berarti interaksi atau kekerabatan antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dinamika kelompok* yakni gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang dalam masyarakat yang sanggup menjadikan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian, dinamika kelompok* yakni gerak sekumpulan orang yang saling berafiliasi dan mempunyai tujuan bersama yang sanggup menjadikan perubahan dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat, dinamika kelompok mempunyai fungsi sebagai berikut.
1) Menciptakan kolaborasi di antara anggota kelompok sehingga akan menguntungkan satu sama lain
2) Memudahkan menuntaskan pekerjaan yang dihadapinya
3) Memberikan kesempatan kepada semua orang untuk menawarkan pendapat atau gagasan
Dalam perkembangannya, ada banyak sekali indikator yang sanggup dipakai untuk mengukur dinamika kelompok, yaitu pembiasaan kelompok dan pencapaian tujuan bersama. Selain itu, dalam proses perkembangan suatu kelompok sanggup dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, menyerupai faktor yang tiba dari dalam maupun dari luar.
1) Faktor dari dalam (intern), di antaranya sebagai berikut.
a) Konflik antarindividu atau sebagai akhir adanya ketidakseimbangan kekuatan dalam kelompok tersebut.
b) Adanya perbedaan kepentingan sehingga menjadikan ketidakadilan atau ketidakseimbangan pada anggota kelompok.
c) Adanya perbedaan paham dari tiap anggota kelompok dalam upaya memenuhi banyak sekali tujuan kelompok.
2) Faktor dari luar (ekstern), di antaranya sebagai berikut.
a) Perubahan situasi atau keadaan di mana kelompok tersebut hidup.
b) Pergantian anggota kelompok akan memengaruhi perubahan kelompok.
c) Perubahan situasi sosial ekonomi kelompok.
Demikian, pada umumnya kelompok sosial tidak pernah berjalan di tempat (stabil) dan bukan merupakan kelompok statis. Namun, niscaya mengalami perkembangan serta perubahan, hanya saja kecepatannya yang berbeda antara kelompok satu dengan kelompok lain.
Soerjono Soekanto* menyampaikan duduk perkara dinamika kelompok juga menyangkut gerak atau sikap kolektif. Dalam hal ini, gerak sebagai bentuk aksi kolektiva. Penyebab suatu kolektiva menjadi bergairah antara lain sebagai berikut.
1) Dalam jangka waktu yang usang mengalami frustasi
2) Adanya ketersinggungan
3) Merasa dirugikan
4) Munculnya bahaya yang berasal dari luar
5) Adanya perlakuan yang tidak adil
6) Bidang-bidang yang bersifat sensitif terkena imbasnya.
Keenam hal tersebut sanggup juga dikatakan sebagai pemicu timbulnya suatu duduk perkara atau konflik yang terjadi di masyarakat ataupun sanggup terjadi di dalam kelompok sendiri.
Sumber
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2017. Sosiologi; Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial; untuk SMA/MA Kelas XI. Esis Erlangga. Jakarta
Download
Soal-Soal
1. Soal Pilihan Ganda
2. Soal Esai
3. Soal Pilihan Ganda. Evaluasi Semester 1
4. Soal Esai. Evaluasi Semester 1
Tambahan
1. Glosarium Materi Sosiologi Kelas XI (Kurikulum Revisi 2016)
2. Silabus Sosiologi Kelas XI (Kurikulum Revisi)
3. Program Tahunan Sosiologi Kelas XI (Kurikulum Revisi)
4. Program Semester Sosiologi Kelas XI (Kurikulum Revisi)
5. RPP Sosiologi Kelas XI Bab 1. Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi)
Media
1. Power Point Bag. 1
2. Power Point Bag. 2
3. Video Penunjang
4. Materi Pengayaan Sosiologi. Kelompok Sosial di Masyarakat
Perangkat Pembelajaran (Kur Revisi) New
1. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Silabus (Kur Revisi)
2. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi (Kur Revisi)
3. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK dan Materi Pembelajaran (Kur Revisi)
4. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Analisis Standar Kompetensi Lulusan (SKL) (Kur Revisi)
5. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Pemetaan Kompetensi dan Teknik Penilaian (Kur Revisi)
6. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Format Penentuan Kriteria Ketuntasan (Kur Revisi) Semester 1 dan Semester 2
7. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Jurnal Guru Mengajar (Kur Revisi)
8. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Kalender Pendidikan (Kur Revisi)
9. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Analisis Alokasi Waktu (Kur Revisi)
10. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Analisis Kompetensi (Kur Revisi)
11. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Program Tahunan (Kur Revisi)
12. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. Program Semester (Kur Revisi)
13. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. RPP 1 (Kur Revisi)
14. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. RPP 2 (Kur Revisi)
15. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. RPP 3 (Kur Revisi)
16. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. RPP 4 (Kur Revisi)
17. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas XI. RPP 5 (Kur Revisi)
18. RPP 1
Lembar Penilaian Pembelajaran New
1. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. Lampiran Teknik dan Instrumen Penilaian
2. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPP Tes Tertulis PG
3. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPP Tes Tertulis Uraian
4. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPP Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan Percakapan
5. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPP Penugasan
6. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPK Unjuk Kerja
7. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPK Proyek
8. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPK Produk
9. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPK Portofolio
10. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. Rekapitulasi Lembar Penilaian
Kamus
1. Kamus Sosiologi
2. Glosarium Sosiologi. Materi Kelas XI
3. Kamus Istilah Sosiologi. Materi Kelompok Sosial
4. Pengertian Kelompok Sosial Menurut Ahli
Teori-Teori Sosiologi Relevan Materi
1. Biografi dan Autobiografi Tokoh-Tokoh Sosiologi
2. Konstruksi Teoretis Teori-Teori Sosiologi
3. Polemik Internal Teori-Teori Sosiologi
4. Teori-Teori Sosiologi dari Klasik, Kontemporer, dan Postmodern
Teori-Teori Filsafat Relevan Materi
1. Biografi Filsuf
2. Aliran-Aliran Filsafat
3. Teori-Teori Filsafat dari Yunani, Modern, dan Postmodern
4. Teori-Teori Cultural Studies
Artikel Terkait Lainnya
1. Artikel Sosiologi Terkait Materi
2. Pengetahuan Umum Terkait Materi
Belum ada Komentar untuk "Materi Sosiologi Kelas Xi Kepingan 1.3 Kelompok Sosial Di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)"
Posting Komentar