Maryam Jamilah. Pedoman Dan Karya
Untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam ihwal Islam, ia tidak puas hanya mempelajari buku-buku bacaan di perpustakaan. Ia kemudian melaksanakan surat menyurat dengan kaum muda dan para tokoh Islam dari Arab dan Pakistan semoga menerima warta lebih mendalam ihwal peristiwa-peristiwa yang terjadi di Dunia Islam. Selama melaksanakan kontak surat menyurat secara luas, ia menjadi bersahabat dengan karya-karya tulis Abu A’la al-Maududi. Sejak Desember 1960 korespondensi di antara keduanya berjalan teratur.
Maryam Jamilah masuk Islam secara terbuka pada hari raya Idul Adha tanggal 24 Mei 1961 di Islamic Mission di Brooklyn, New York. Syekh Daud Ahmad Faisal (ketua forum The Islamic Mission of America) menuntunnya mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengucapkan rukun kepercayaan yang enam dalam bahasa Arab.
Yang menjadi saksi ialah Khadijah Faisal (istri Syekh Daud Ahmad Faisal) dan Balquis Muhammad (teman bersahabat Maryam yang masuk Islam beberapa tahun sebelum Maryam). Ia mempelajari bacaan salat lima waktu dalam bahasa Arab dari Dr. Nurudin Shoraibah, seorang sarjana tamatan Universitas al-Azhar, yang menjadi imam di Islamic Foundation di New York.
Pada tahun 1962, atas proposal al-Maududi, ia pindah ke Pakistan dan menetap di Lahore sebagai anggota keluarga al-Maududi. Satu tahun kemudian ia menikah dengan Yusuf Khan, seorang pengurus harian Jami’at al-Islam, gerakan kader Islam yang didirikan al-Maududi pada tahun 1941.
Sebagai penulis, Maryam Jamilah menulis banyak artikel yang dimuat dalam majalah The Islamic Review dan The Muslim Digest. Di antara artikel yang dimuat dalam majalah tersebut terdapat sebuah goresan pena berjudul “Sebuah Kritik terhadap buku Islam in Modern History”. Buku yang dimaksud yakni karya Prof. Wilfred Cantwell Smith, administrator Islamic Institute di McGill University, Monteral, Canada (1959). Dalam tulisannya itu Maryam menentang pendapat yang menyatakan bahwa sekularisme dan westernisasi cocok dengan Islam, dan bahwa pembaruan Kemal Ataturk di Turki menyampaikan model terbaik untuk ditiru negara-negara Islam lainnya. Artikel lain berjudul “Kritik terhadap Buku Reinterpretation of Islam” berisi kritik terhadap buku karangan Asaf A. Fyzee (wakil rektor Universitas Kashmir) ihwal Islam yang diungkapkan menjadi etika kosong yang tidak memberi imbas kepada pembentukan masyarakat dan kebudayaan (1960).
Sebagai seorang sahabat dan murid al-Maududi, anutan Maryam tidak berbeda banyak dengan anutan gurunya. Dalam artikel-artikelnya ia membantah pendapat Ziya Gokalp (ahli sosiologi Turki) yang menyampaikan bahwa nasionalisme dan sekularisme cocok dengan Islam. Ia juga membantah pendapat Sir Sayid Ahmad Khan (tokoh pembaru di India) yang mementingkan ilmu pengetahuan dan filsafat Eropa kurun ke-19. Ia mengkritik para pemikir pembaru di Mesir, ibarat Muhammad Abduh dan Taha Husein. Ia menentang pula presiden Tunisia, Habib Bourguiba (memerintah tahun 1957-1987), yang menyatakan bahwa puasa bulan Ramadhan merupakan penghalang bagi pembangunan ekonomi Tunisia.
Di dunia Islam internasional dikala ini, Maryam Jamilah dikenal seorang penulis perempuan yang mempunyai ketajaman pena dalam menelanjangi peradaban Barat yang berlawanan dengan peradaban Islam.
Sejumlah karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, di antaranya Surat Menyurat Maryam Jamilah dengan Maududi (Mizam:1984), Islam dalam Kancah Modernisasi (Risalah: 1985), Menjemput Islam (Al-Bayan:1992), Para Mujahid Agung (Mizan:1993), dan Di Tepian Jalur Gaza: Kisah Keluarga Pengungsi Palestina (Mizan: 1993). Menjemput Islam merupakan kumpulan surat-surat Maryam Jamilah dengan kedua orang tua, bibi, dan kakaknya. Buku ini merekam pergulatan batin dan penderitaan intelektual seorang perempuan dalam menghadapi lingkungan daerah ia dilahirkan dan dibesarkan. Walaupun gaya pengisahannya bersifat individual, namun bahan yang dibahasnya bersifat sosial. Para Mujahid Agung berisi uraian ihwal Hasan al-Banna (Mesir), Muhammad bin Abdul Wahhab (Arab Saudi), Imam Mahdi (Sudan), Sanusi (Libya), dan Badi-u Zaman Said Nursi (Rusia). Meskipun serba ringkas, penulis bisa menciptakan uraiannya mencakup seluruh perjalanan hidup para tokoh tersebut. Di Tepian Jalur Gaza, yang bercerita seputar peristiwa pendirian negara Israel, yang menampilkan kegigihan dan ketegaran bangsa Palestina secara amat mengesankan.
Download
Sumber
Suplemen Ensiklopedi Islam Diterbitkan Oleh PT. Ichtiar Baru Van Hoeve Jakarta Tahun 1996
Baca Juga
Maryam Jamilah. Riwayat Hidup
Maryam Jamilah masuk Islam secara terbuka pada hari raya Idul Adha tanggal 24 Mei 1961 di Islamic Mission di Brooklyn, New York. Syekh Daud Ahmad Faisal (ketua forum The Islamic Mission of America) menuntunnya mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengucapkan rukun kepercayaan yang enam dalam bahasa Arab.
Pada tahun 1962, atas proposal al-Maududi, ia pindah ke Pakistan dan menetap di Lahore sebagai anggota keluarga al-Maududi. Satu tahun kemudian ia menikah dengan Yusuf Khan, seorang pengurus harian Jami’at al-Islam, gerakan kader Islam yang didirikan al-Maududi pada tahun 1941.
Sebagai penulis, Maryam Jamilah menulis banyak artikel yang dimuat dalam majalah The Islamic Review dan The Muslim Digest. Di antara artikel yang dimuat dalam majalah tersebut terdapat sebuah goresan pena berjudul “Sebuah Kritik terhadap buku Islam in Modern History”. Buku yang dimaksud yakni karya Prof. Wilfred Cantwell Smith, administrator Islamic Institute di McGill University, Monteral, Canada (1959). Dalam tulisannya itu Maryam menentang pendapat yang menyatakan bahwa sekularisme dan westernisasi cocok dengan Islam, dan bahwa pembaruan Kemal Ataturk di Turki menyampaikan model terbaik untuk ditiru negara-negara Islam lainnya. Artikel lain berjudul “Kritik terhadap Buku Reinterpretation of Islam” berisi kritik terhadap buku karangan Asaf A. Fyzee (wakil rektor Universitas Kashmir) ihwal Islam yang diungkapkan menjadi etika kosong yang tidak memberi imbas kepada pembentukan masyarakat dan kebudayaan (1960).
Sebagai seorang sahabat dan murid al-Maududi, anutan Maryam tidak berbeda banyak dengan anutan gurunya. Dalam artikel-artikelnya ia membantah pendapat Ziya Gokalp (ahli sosiologi Turki) yang menyampaikan bahwa nasionalisme dan sekularisme cocok dengan Islam. Ia juga membantah pendapat Sir Sayid Ahmad Khan (tokoh pembaru di India) yang mementingkan ilmu pengetahuan dan filsafat Eropa kurun ke-19. Ia mengkritik para pemikir pembaru di Mesir, ibarat Muhammad Abduh dan Taha Husein. Ia menentang pula presiden Tunisia, Habib Bourguiba (memerintah tahun 1957-1987), yang menyatakan bahwa puasa bulan Ramadhan merupakan penghalang bagi pembangunan ekonomi Tunisia.
Di dunia Islam internasional dikala ini, Maryam Jamilah dikenal seorang penulis perempuan yang mempunyai ketajaman pena dalam menelanjangi peradaban Barat yang berlawanan dengan peradaban Islam.
Download
Sumber
Suplemen Ensiklopedi Islam Diterbitkan Oleh PT. Ichtiar Baru Van Hoeve Jakarta Tahun 1996
Baca Juga
Maryam Jamilah. Riwayat Hidup
Belum ada Komentar untuk "Maryam Jamilah. Pedoman Dan Karya"
Posting Komentar