Jamaluddin Al-Afghani
Penggerak Pembaharuan Islam Afganistan
Sayyid Jamaluddin al-Afghani yaitu seorang satria besar dan satu dari putra terbaik Islam. Sepak terjangnya dalam menggerakkan kesadaran umat Islam dan gerakan revolusionernya, membangkitkan dunia Islam, menyebabkan dirinya orang yang paling dicari oleh pemerintah kolonial dikala itu, Inggris.
Bagaimana kebesaran dan kekaguman terhadap pencetus kebangkitan dunia Islam dan salah seorang pembaru Islam paling banyak dirujuk banyak sekali kalangan ini, terlihat dari pengukuhan sastrawan dan pemikir besar muslim kurun 20, Sir Muhammad Iqbal*. Ia cahaya besar dalam kegelapan Islam kurun ke-13 Hijriah. Dari Afganistan, negara yang sekarang dicabik-cabik kepentingan Barat, sinarnya memancar ke seantero dunia.
Jamaluddin dilahirkan di Asabadad akrab Hamadan, Iran. Tapi ia mengaku lahir di Afganistan menyelamatkan dirinya dari kesewenangan penguasa Persia (Iran) yang tidak menyukainya. Al-Afghani menghabiskan masa kecil dan remajanya di Afganistan, namun banyak berjuang di Mesir, India, bahkan hingga ke Prancis. Pada usia 18 tahun di Kabul, Jamaluddin tidak hanya menguasai ilmu keagamaan, tetapi juga mendalami falsafah, hukum, sejarah, metafisika, kedokteran, sains, astronomi, dan astrologi. Aktivitas politik Jamaluddin menunjukkan efek besar bagi umat Islam. Ia mendorong bangkitnya gerakan berpikir, sehingga Mesir mencapai kemajuan. Jamaluddin wafat di Istanbul 9 Maret 1897.
Sumber
Glaxo, Iwan Gayo. Encylopedia Islam Internasional. Pustaka Warga Negara. Jakarta
Download
Sayyid Jamaluddin al-Afghani yaitu seorang satria besar dan satu dari putra terbaik Islam. Sepak terjangnya dalam menggerakkan kesadaran umat Islam dan gerakan revolusionernya, membangkitkan dunia Islam, menyebabkan dirinya orang yang paling dicari oleh pemerintah kolonial dikala itu, Inggris.
Jamaluddin dilahirkan di Asabadad akrab Hamadan, Iran. Tapi ia mengaku lahir di Afganistan menyelamatkan dirinya dari kesewenangan penguasa Persia (Iran) yang tidak menyukainya. Al-Afghani menghabiskan masa kecil dan remajanya di Afganistan, namun banyak berjuang di Mesir, India, bahkan hingga ke Prancis. Pada usia 18 tahun di Kabul, Jamaluddin tidak hanya menguasai ilmu keagamaan, tetapi juga mendalami falsafah, hukum, sejarah, metafisika, kedokteran, sains, astronomi, dan astrologi. Aktivitas politik Jamaluddin menunjukkan efek besar bagi umat Islam. Ia mendorong bangkitnya gerakan berpikir, sehingga Mesir mencapai kemajuan. Jamaluddin wafat di Istanbul 9 Maret 1897.
Sumber
Glaxo, Iwan Gayo. Encylopedia Islam Internasional. Pustaka Warga Negara. Jakarta
Download
Belum ada Komentar untuk "Jamaluddin Al-Afghani"
Posting Komentar