Gabriel Marcel

Riwayat hidup dan karyanya
Gabriel Marcel lahir di kota Paris tahun 1889. Ibunya dari keluarga Yahudi, tetapi tidak lagi mempraktekkan agamanya. Ayahnya dibaptis di Gereja Katolik, tetapi juga tidak lagi memiliki doktrin religius, sehingga Gabriel dibesarkan dalam suasana hirau tak hirau terhadap agama. Ayahnya memangku banyak sekali jabatan resmi menyerupai duta besar Swedia, administrator Museum Kesenian, administrator Perpustakaan Nasional, dan administrator Museum-museum Nasional. Dari ayahnya, Gabriel mewarisi minatnya untuk kesenian dan kebudayaan.

Dari ayahnya pula berasal keinginannya untuk bepergian dan mengenal negara-negara lain. Dalam masa mudanya ia berada di Swedia selama setahun dan waktu libur sering mengunjungi Jerman dan Italia. Mungkin pengalaman ini menyebabkan ia menjadi seorang filsuf yang dari semula terbuka untuk pemikiran filsafat di luar negeri.

Ibunya meninggal dikala Gabriel hampir berusia empat tahun. Ayahnya menikah lagi dengan adik istrinya, yang dari agama Yahudi telah masuk agama Protestan dan memiliki perilaku etis yang cukup ketat. Pernikahan kedua ini tidak senang dan Marcel bercerita bahwa dalam masa mudanya ia “merasa sepi bagaikan di padang gurun”. Kematian ibunya sewaktu ia masih kecil memiliki makna eksistensial baginya. Que devinnent lets morts? (Apakah yang terjadi dengan orang mati?) ialah pertanyaan yang sudah dari kecil menghantui pikirannya. Juga minatnya untuk spiritisme berasal dari situ.

Ia berguru di Lycee Carnot, di mana ia terutama tertarik akan filsafat. Ia melanjutkan dalam bidang filsafat di Universitas Sorbonne dan memperoleh agregation de philosophie pada usia 20 tahun (1910). Ia juga mengikuti kuliah-kuliah Bergson* di College de France. Di Sorbonne pada waktu itu terutama terdapat dua anutan yang agak bertentangan satu sama lain, yaitu positivisme dan idealisme. Marcel dengan tegas menolak positivisme dan memihak pada idealisme, yang dengan demikian menjadi anutan yang menandai permulaan pemikirannya.

Ia mengajar di banyak sekali Lycees, tetapi pada umumnya tidak lama: di Vendome (1911-1912), Paris (1915-1918), Sens (1919-1922). Semasa Perang Dunia II (ketika dicari tenaga-tenaga pengajar untuk guru-guru yang harus menjalani dinas militer) ia mengajar lagi di Paris (1939-1940) dan di Montpellier (1941), di “zona selatan” yang tidak diduduki tentara Jerman. Waktu Perang Dunia I ia bekerja untuk Palang Merah dalam bidang pencarian orang yang hilang; sebab alasan kesehatan ia tidak diterima di ketentaraan. Pengalamannya pada Palang Merah itu juga memiliki arti eksistensial Bagi Marcel. Kontaknya dengan begitu banyak orang bau tanah yang mencari anak mereka dan begitu banyak istri yang mencari suami mereka telah mengkonfrontasikan beliau secara tidak terlupakan dengan kenyataan bahwa insan nyata tidak pernah sanggup disamakan dengan data yang terdapat dalam arsip, pada formulir, atau surat resmi lainnya.

Pada tahun 1919 ia menikah dengan Jacqueline Boegner, kemenakan pendeta Boegner—yang populer sebagai tokoh dalam gerakan ekumene—dan menyerupai pamannya juga beragama protestan. Menurut kesaksian Marcel sendiri, perkawinan ini selalu sangat bahagia. Setelah ia berhenti mengajar di Sens (1922), keluarga muda ini menetap di Paris di mana Marcel bekerja untuk dua penerbitan besar di samping pekerjaannya sebagai kritikus sastra. Dalam tahun 20-an setiap jum’at malam ia mengadakan diskusi filosofis dengan beberapa sobat dan muridnya—suatu kebiasaan yang berjalan terus bertahun-tahun lamanya. Setelah mencari-cari cukup usang di bidang rohani, pada tahun 1929 Marcel masuk Gereja Katolik, sebagian sebab terpengaruh oleh Francois Mauriac, seorang pengarang novel yang ternama.

Bentuk karya-karya filosofis Marcel sesuai dengan isi pemikirannya, selalu menolak setiap sistematisasi filsafat. Kebanyakan bukunya merupakan catatan buku harian atau kumpulan ceramah dan artikel. Bukunya yang pertama berjudul Journal methaphysique (1927) (Buku harian metafisis) dan berisikan catatan yang dibentuk Marcel dalam mempersiapkan disertasinya yang tidak pernah diselesaikan. Buku kecil yang amat berisi ialah Position et approches concretes dua mystere ontologique (1933) (Perumusan pendekatan-pendekatan nyata terhadap misteri ontologi). Beberapa buku lain ialah Etre et avoir (1935) (Ada dan mempunyai), Homo viator (1945) (Manusia yang sedang berjalan) Le Mystere de I’etre (dua jilid, 1951) (Misteri ada), Les hommes contre I’humaine (1951) (Manusia melawan yang manusiawi), L’homme problematique (1955) (Manusia sebagai problem). Presence et immortalite (1959) (Kehadiran dan kebakaan), La dignite humaine (1964) (Martabat manusia), Paix sur terre (1965) (Damai di bumi).

Biarpun Marcel sangat merasa curiga terhadap setiap perjuangan untuk menguraikan pemikirannya dalam bentuk sistematis, ia sanggup menghargai buku yang telah berusaha mensintesakan seluruh pemikirannya. Buku ini ditulis oleh Roger Troisfontaines dan berjudul De I’existence a I’etre. La philosophie de Gabriel Marcel (dua jilid 1953; edisi kedua 1968) (Dari keberadaan ke Ada. Filsafat Gabriel Marcel). Dalam bentuk sepucuk surat pengantar Marcel menyampaikan bahwa bekerjsama ia sendiri ingin menuliskannya.

Selain buku-buku filsafat, Marcel menulis juga banyak sekali drama. Dalam hal ini ia tentu terpengaruh oleh ayahnya, seorang pecinta teater. Menurut kesaksiannya sendiri ia menulis dramanya yang pertama pada umur delapan tahun. Dengan demikian—katanya—ia sanggup membuat abang dan adik khayalan yang akan melenyapkan kesepiannya sebagai anak tunggal. Berulang kali Marcel menekankan adanya kaitan erat antara drama-drama yang ditulisnya dan refleksi filosofisnya. Dalam sebuah drama (entah dipentaskan atau dibaca saja) secara nyata sanggup dipertunjukkan situasi-situasi eksistensial yang sulit dilukiskan pada taraf teoretis dalam suatu uraian filosofis. Karena itu kegiatannya sebagai pengarang drama melengkapi kegiatannya sebagai filsuf.


Juga musik memainkan peranan besar dalam hidup Gabriel Marcel, menyerupai tampak dalam perkataannya berikut ini: “Dalam hidup aku J.-S. Bach memiliki arti yang lebih besar daripada Pascal, Santo Agustinus atau pengarang siapa pun”. Bagi beliau musik ialah bidang paling istimewa di mana insan sanggup mewujudkan kreativitasnya. Seandainya guru pianonya di masa mudanya tidak mewaspadai kesanggupannya untuk menjadi pianis profesional, tak urung ia akan menempuh karier seorang pemusik dan bukan filsuf. Sepanjang hidupnya ia mempertahankan kebiasaan setiap hari main piano dan adakala juga menulis komposisi.

Terutama setelah Perang Dunia II Marcel banyak diundang ke luar negeri untuk memperlihatkan ceramah atau kuliah. Ia mengunjungi antara lain Jerman, Norwegia, Portugal, Amerika Serikat, Kanada, Amerika Selatan, Jepang, Maroko, dan Libanon. Ia diberikan The Gifford Lectures di Aberdeen (1949-1950) dan The William James Lectures di Harvard (1961). Ia menerima juga banyak sekali penghargaan di dalam dan luar negeri. Ia diangkat sebagai anggota Institut de France, suatu perguruan ilmu pengetahuan di Prancis. Ia memperoleh hadiah sastra Prancis (1949), Hadiah Goethe dari kota Hamburg (1956), Hadiah Perdamaian dari himpunan toko buku Jerman (1964), Hadiah Erasmus dari Negara Belanda (1969). Ia meninggal tanggal 3 Oktober 1973 pada usia hampir 84 tahun.

Sumber
Bertens. K. 2001. Filsafat Barat Kontemporer; Prancis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta


Download

Baca Juga
1. Pemikiran Filosofis Gabriel Marcel
2. Makna Kehadiran Orang Lain Bagi Saya. Tinjauan Filosofis Gabriel Marcel
3. Gabriel Marcel. Kehadiran
4. Gabriel Marcel. Tubuh sebagai Tubuhku
5. Gabriel Marcel: "Aku Ini Apa?"
6. Gabriel Marcel. Ada dan Mempunyai
7. Gabriel Marcel. Engkau Absolut
8. Gabriel Marcel. Problem dan Misteri

Belum ada Komentar untuk "Gabriel Marcel"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel