Arnold Toynbee. Teori Tantangan Dan Tanggapan
Arnold Toynbee (1889-1975) yakni seorang sejarawan Inggris, ia pendukung teori siklus lahir-tumbuh-mandek-hancur. Seperti halnya Khaldun* yang dikenal sebagai “jenius Arab”, Toynbee melihat bahwa proses lahir-tumbuh-mandek-hancur suatu kehidupan sosial, lebih ditekankan pada masyarakat atau peradaban sebagai unit studinya yang luas dan komprehensif dari pada studi terhadap suatu bangsa maupun periode tertentu. Pemikiran-pemikiran Toynbee yang cemerlang itu dituangkan dalam karya monumentalnya yang terbit sebanyak 12 jilid dan ringkasan dari karyanya itu yakni A Study of History. Pokok-pokok pikiran dari teori tantangan dan jawaban (challenge and response) tersebut sanggup dikemukakan sebagai berikut.
a. Menurut Toynbee, terdapat 21 sentra peradaban dunia, contohnya peradaban Mesir kuno, India, Sumeria, Babilonia, dan peradaban Barat atau Kristen. Enam peradaban muncul serentak dari masyarakat primitif yang berasal dari Mesir, Sumeria, Cina Maya, Miona (di P. Kreta), dan India. Masing-masing muncul secara terpisah dari yang lain dan terlihat di tempat luas yang terpisah. Semua peradaban lain berasal dari enam peradaban orisinil itu. sebagai tambahan, sudah ada tiga peradaban gagal, yaitu peradaban Katolik Barat Jauh, Katolik Timur Jauh, dan Skandinavia, dan lima peradaban yang masih bertahan, yaitu Polinesia, Eskimo, Nomadik, Ottoman, dan Spartan.
b. Peradaban muncul sebagai jawaban (response) atas tantangan (challenge), walaupun bukan atas dasar murni aturan alasannya yakni akibat, melainkan hanya sekedar hubungan, dan kekerabatan itu sanggup terjadi antara insan dan alam atau antara insan dan manusia.
c. Sebagai contoh, peradaban Mesir muncul sebagai jawaban yang memadai atas tantangan yang berasal dari rawa dan hutan belantara lembah Sungai Nil, sedangkan peradaban lain muncul dari tantangan konflik antarkelompok.
d. Berjenis-jenis tantangan yang berbeda sanggup menjadi tantangan yang dibutuhkan bagi kemunculan suatu peradaban.
e. Terdapat lima tempat perangsang yang berbeda bagi kemunculan peradaban, yakni tempat ganas, baru, diperebutkan, ditindas, dan tempat pembuangan.
f. Kawasan ganas, mengacu pada lingkungan fisik yang sukar ditaklukkan, menyerupai tempat lembah sungai Huang Ho (Toynbee, 1961:88). Kawasan baru, mengacu kepada daerah yang belum pernah dihuni dan diolah. Kawasan diperebutkan, termasuk yang gres ditaklukkan dengan kekuatan militer. Kawasan tertindas, memperlihatkan suatu situasi bahaya dari luar yang berkepanjangan. Kawasan hukuman/pembuangan, mengacu pada tempat tempat kelas dan ras yang secara historis telah menjadi sasaran penindasan, diskriminasi, dan eksploitasi.
g. Antara tantangan dan jawaban berbentuk kurva linear. Artinya, tingkat kesukaran yang cukup besar sanggup membangkitkan jawaban memadai; tetapi tantangan ekstrem dalam arti terlalu lemah dan terlalu keras, tidak memungkinkan membangkitkan jawaban yang memadai. Jika tantangan terlalu keras, peradaban sanggup hancur atau terhambat perkembangannya. Dalam kasus menyerupai itu, tantangan mempunyai cukup kekuatan untuk mencegah perkembangan normal, meskipun tidak cukup keras sehingga menjadikan kehancuran.
h. Untuk terciptanya suatu jawaban yang memadai, kriteria pertama adalah keras atau lunaknya tantangan. Kriteria kedua, kehadiran elite kreatif yang akan memimpin dalam memperlihatkan jawaban atas tantangan itu. alasannya yakni seluruh tindakan sosial yakni karya individu-individu pencipta atau yang terbanyak karya minoritas kreatif itu (Toynbee, 1961:214). Namun, kebanyakan umat insan cenderung tetap terperosok ke dalam cara-cara hidup lama. Oleh lantaran itu, kiprah minoritas kreatif bukanlah semata-mata membuat bentuk-bentuk proses sosial baru, tetapi juga membuat cara-cara barisan belakang yang mandek itu bahu-membahu dengan mereka untuk mencapai kemajuan (Toynbee, 1961:215).
Download
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
a. Menurut Toynbee, terdapat 21 sentra peradaban dunia, contohnya peradaban Mesir kuno, India, Sumeria, Babilonia, dan peradaban Barat atau Kristen. Enam peradaban muncul serentak dari masyarakat primitif yang berasal dari Mesir, Sumeria, Cina Maya, Miona (di P. Kreta), dan India. Masing-masing muncul secara terpisah dari yang lain dan terlihat di tempat luas yang terpisah. Semua peradaban lain berasal dari enam peradaban orisinil itu. sebagai tambahan, sudah ada tiga peradaban gagal, yaitu peradaban Katolik Barat Jauh, Katolik Timur Jauh, dan Skandinavia, dan lima peradaban yang masih bertahan, yaitu Polinesia, Eskimo, Nomadik, Ottoman, dan Spartan.
b. Peradaban muncul sebagai jawaban (response) atas tantangan (challenge), walaupun bukan atas dasar murni aturan alasannya yakni akibat, melainkan hanya sekedar hubungan, dan kekerabatan itu sanggup terjadi antara insan dan alam atau antara insan dan manusia.
Baca Juga
c. Sebagai contoh, peradaban Mesir muncul sebagai jawaban yang memadai atas tantangan yang berasal dari rawa dan hutan belantara lembah Sungai Nil, sedangkan peradaban lain muncul dari tantangan konflik antarkelompok.
d. Berjenis-jenis tantangan yang berbeda sanggup menjadi tantangan yang dibutuhkan bagi kemunculan suatu peradaban.
e. Terdapat lima tempat perangsang yang berbeda bagi kemunculan peradaban, yakni tempat ganas, baru, diperebutkan, ditindas, dan tempat pembuangan.
f. Kawasan ganas, mengacu pada lingkungan fisik yang sukar ditaklukkan, menyerupai tempat lembah sungai Huang Ho (Toynbee, 1961:88). Kawasan baru, mengacu kepada daerah yang belum pernah dihuni dan diolah. Kawasan diperebutkan, termasuk yang gres ditaklukkan dengan kekuatan militer. Kawasan tertindas, memperlihatkan suatu situasi bahaya dari luar yang berkepanjangan. Kawasan hukuman/pembuangan, mengacu pada tempat tempat kelas dan ras yang secara historis telah menjadi sasaran penindasan, diskriminasi, dan eksploitasi.
g. Antara tantangan dan jawaban berbentuk kurva linear. Artinya, tingkat kesukaran yang cukup besar sanggup membangkitkan jawaban memadai; tetapi tantangan ekstrem dalam arti terlalu lemah dan terlalu keras, tidak memungkinkan membangkitkan jawaban yang memadai. Jika tantangan terlalu keras, peradaban sanggup hancur atau terhambat perkembangannya. Dalam kasus menyerupai itu, tantangan mempunyai cukup kekuatan untuk mencegah perkembangan normal, meskipun tidak cukup keras sehingga menjadikan kehancuran.
h. Untuk terciptanya suatu jawaban yang memadai, kriteria pertama adalah keras atau lunaknya tantangan. Kriteria kedua, kehadiran elite kreatif yang akan memimpin dalam memperlihatkan jawaban atas tantangan itu. alasannya yakni seluruh tindakan sosial yakni karya individu-individu pencipta atau yang terbanyak karya minoritas kreatif itu (Toynbee, 1961:214). Namun, kebanyakan umat insan cenderung tetap terperosok ke dalam cara-cara hidup lama. Oleh lantaran itu, kiprah minoritas kreatif bukanlah semata-mata membuat bentuk-bentuk proses sosial baru, tetapi juga membuat cara-cara barisan belakang yang mandek itu bahu-membahu dengan mereka untuk mencapai kemajuan (Toynbee, 1961:215).
Download
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
Belum ada Komentar untuk "Arnold Toynbee. Teori Tantangan Dan Tanggapan"
Posting Komentar