Anaxagoras. Anutan Mengenai Benih-Benih

Tidak simpel menguraikan pedoman Anaxagoras. Ahli-ahli modern tidak setuju mengenai detail-detailnya. Yang niscaya ialah bahwa Anaxagoras juga menolak monism yang dianut Parmenides. Realitas seluruhnya tidak bersifat satu, melainkan terdiri dari banyak unsur. Seperti Empedokles juga, ia beropini bahwa pada banyak unsur itu harus diterapkan pendirian Parmenides perihal “yang ada”, yakni banyak unsur itu tidak dijadikan, tidak berubah dan tidak berada dalam ruang kosong. Akan tetapi, ia tidak baiklah dengan Empedokles perihal jumlah unsur. Realitas tidak terdiri dari empat anasir saja, melainkan jumlahnya tak berhingga. Anaxagoras menyebut unsur-unsur itu dengan nama “benih-benih” (spermata).
Perbedaan pedoman Empedokles dengan Anaxagoras sanggup dijelaskan sebagai berikut. Kalau kita membagi-bagi materi, berdasarkan Empedokles kita akan terbentur pada empat anasir. Air contohnya tidak sanggup dibagi-bagi lagi menjadi anasir lain. Tiap-tiap anasir memiliki kualitas-kualitasnya sendiri: air yaitu basah, api yaitu panas, dan seterusnya.
Sebaliknya, Anaxagoras mengatakan, "Segalanya terdapat dalam segalanya". Semua benih mengandung semua kualitas. Materi sanggup dibagi-bagi hingga tak berhingga, tetapi--betapapun kecilnya sebagai materi--semua kualitas selalu terdapat di dalamnya. Salju contohnya tidak berwarna putih saja, melainkan juga hitam, merah, hijau, dan seterusnya. Dalam tulang juga ada darah, daging, kuku dan seterusnya. Dengan itu Anaxagoras memecahkan dilema yang diajukan dalam fragmen 10: "Bagaimanakah sanggup (yakni apabila orang makan) rambut tumbuh bukan dari-rambut dan daging bukan dari daging?" Pemecahan ialah bahwa dalam masakan sudah terdapat baik rambut maupun daging.

Dengan demikian Anaxagoras menganggap realitas seluruhnya sebagai suatu adonan yang mengandung semua benih. Dalam tiap-tiap benda terdapat semua benih, tetapi tidak berdasarkan proporsi yang sama. Pancaindera kita tidak cukup tajam untuk melihat semua benih dalam tiap benda. Kita hanya melihat benih-benih yang dominan. Karenanya kita melihat salju sebagai warna putih, tetapi warna-warna lain ada juga. Kita melihat emas sebagai emas, tetapi benih-benih lain menyerupai perak, besi, tembaga terdapat juga di dalamnya.

Baca Juga


Download di Sini


Sumber.

Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. Yogyakarta

Baca Juga
1. Anaxagoras. Riwayat Hidup
2. Anaxagoras. Ajaran Mengenai Nus

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Anaxagoras. Anutan Mengenai Benih-Benih"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel