Thomas Aquinas. Kehendak Bebas Manusia

Bahwa tujuan terakhir merupakan pinjaman Tuhan yang berdaulat tidak berarti bahwa insan tidak perlu berusaha sendiri. Aristoteles* sudah menegaskan bahwa tindakan insan bersifat Bebas. Stoa, mendahului Kant*, sadar bahwa kualitas adab insan ditentukan oleh kehendaknya. Bukan tindakan lahiriah yang menentukan apakah seseorang baik atau jelek dalam arti moral, melainkan tindakan sebagai ungkapan kehendak. Manusia itu baik apabila ia berkehendak baik, jahat apabila ia berkehendak jahat. Agustinus* beropini sama, demikian juga Thomas.

Menurut Thomas, insan harus menentukan antara baik dan buruk. Perbuatan baik mengarahkannya kepada tujuannya yang terakhir, perbuatan jelek menjauhkannya daripadanya. Kebebasan itu padanan nalar budi. Sebagaimana nalar kebijaksanaan merupakan kemampuan kognitif insan yang terbuka kepada yang tak terhingga, begitu pula kehendak yaitu dorongan insan yang mengarah kepada yang baik, yaitu kepada nilai yang tak terhingga.

Thomas membedakan antara dua macam acara manusia: actiones humanae ‘kegiatan manusiawi’ dan actiones hominis ‘kegiatan manusia’. Yang kedua, acara manusia, atau lebih sempurna “kegiatan pada manusia”, yaitu segala macam gerak, perkembangan, dan perubahan pada insan yang tidak disengaja, yang murni vegetatif dan sensitif instingtif. Misalnya, pencernaan, atau berkedip mata bila didekati benda, bernapas, proses pertumbuhan, dan sebagainya. Kegiatan itu di luar kuasa manusia, tidak perlu dipertanggungjawabkannya. Itu berarti “kegiatan pada manusia” itu tidak memiliki kualitas moral; mereka bukan baik dan bukan buruk.

“Kegiatan manusia” justru tidak khas manusia, melainkan juga ada pada hewan dan sebagian juga pada tetumbuhan. Kegiatan yang khas bagi insan disebut “kegiatan manusiawi”, yaitu acara insan sebagai insan yang tidak ada pada organisme lain. Itulah acara yang disengaja, tindakan dalam arti yang sebenarnya. Tindakan itu dikuasai. Bertindak berarti berlaku dengan bebas alasannya kita menentukan diri sendiri. Atas tindakan, kita bertanggungjawab. Karena itu, tindakan menentukan kualitas adab manusia. Tindakan baik berarti insan baik; tindakan jahat berarti insan jahat.

Apakah insan mendekati tujuan terakhir atau malah menjauhinya yaitu tanggung jawab insan sendiri. Ia wajib bertindak ke arah yang baik dan tidak bertindak ke arah yang jahat. Perintah adab paling dasar berdasarkan Thomas Aquinas yaitu “Lakukanlah yang baik, jangan melaksanakan yang jahat!” (Bonun est faciendum et prosequendum, et malum vitandum). Yang baik yaitu apa yang sesuai dengan tujuan terakhir manusia, yang jelek yaitu apa yang tidak sesuai. Tindakan itu didahului oleh pengertian. Sesudah mengetahui apa yang baik, kita wajib menghendaki dan melakukannya. Begitu pula, kita wajib menghindari apa yang kita ketahui sebagai jahat.

Kemantapan dalam berbuat baik dan menolak yang jahat disebut Keutamaan (virtus). Thomas mengambil alih paham keutamaan dari Aristoteles. Keutamaan merupakan perilaku hati yang sudah mantap, yang seolah-olah sanggup diandalkan. Sikap atau kebiasaan hati itu terbentuk dari tindakan. Misalnya, makin kita membiasakan diri bertindak dengan jujur, makin kita biasa bertindak jujur, makin praktis kita akan bertindak jujur, jadi makin jujur kita; dengan demikian, keutamaan kejujuran terbentuk dalam diri kita. Begitu pula halnya kebanyakan keutamaan etis. Manusia dibutuhkan mengusahakan keutamaan semoga ia dengan lebih praktis sanggup bertindak sesuai dengan apa yang disadarinya sebagai baik, semoga kehendak, bab jiwa yang menuju yang baik, semakin terarah kepada apa yang diketahui sebagai baik, yang sesuai dengan nalar budi.

Sebagaimana bagi Aristoteles*, begitu pula bagi Thomas, keutamaan pada umumnya merupakan perilaku di tengah. Artinya, keutamaan berada di antara dua perilaku ekstrem, yang dua-duanya jelek (kebijaksanaan, misalnya, terletak antara ketololan dan perilaku berhati-hati yang berlebihan.

Sumber
Suseno, Franz Magnis. 1996. 13 Tokoh Etika; Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19. Kanisius. Jogjakarta


Download

Baca Juga
1. Thomas Aquinas
2. Thomas Aquinas (1225-1274)
3. Aliran Filsafat. Thomisme
4. Thomas Aquinas. Tujuan Terakhir Manusia: Pandangan yang Membahagiakan
5. Thomas Aquinas. Rahmat
6. Thomas Aquinas. Hukum Kodrat
7. Thomas Aquinas. Hukum Kodrat dan Hukum Abadi
8. Thomas Aquinas. Suara Hati

Belum ada Komentar untuk "Thomas Aquinas. Kehendak Bebas Manusia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel