Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Okupasional (Accupational Psychology)
Merupakan suatu terminologi yang sepertinya merangkum suatu bidang kajian psikologi industri, psikologi organisasi, psikologi vokasional, dan psikologi sumber daya insan (Herriot, 2000: 713). Psikologi industri memberi petunjuk perihal psikologi yang berkaitan dengan kepentingan-kepentingan manajemen, psikologi organisasi dengan membatasi hanya pada konteks khusus tertentu, psikologi vokasional cenderung membatasi banyak sekali karier individu di luar konteks organisasional yang sanggup mereka tekuni, sedangkan psikologi sumber daya insan sanggup mengabaikan konteks nonorganisasional.
Dengan demikian, psikologi okupasional merupakan label bermanfaat yang merangkum semua pementingan di atas. Oleh sebab itu, psikologi okupasional banyak membahas perihal relasi antara organisasi dengan individu dalam teori peranan, makna kerja dalam pendekatan-pendekatan fenomenologi terhadap kognisi, karier-karier kehidupan (life careers) dalam teori-teori kehidupan (life-span theories) perkembangan manusia, dan relasi antarorganisasi dan antarnegara-kebangsaan dalam teori-teori konflik dan negoisasi (Herriot, 2000: 714).
Jika ditinjau historisnya, psikologi okupasional sebagai produk perubahan sosial, ekonomi, dan kultural, khususnya pada masyarakat Barat. Galton yang menemukan determinisme biologi kala ke-19 perihal kemampuan intelektual yang bersifat bawaan, sangat relevan dengan pendapat Taylor bahwa kerja sanggup dipilah-pilah menjadi beberapa kiprah yang membutuhkan kemampuan-kemampuan spesifik. Kemudian pasca Perang Dunia I, berkembang tes-tes psikometrik dalam seleksi kemiliteran. Hal ini berbeda dengan pasca Perang Dunia II, yang menunjukkan bukti perihal pentingnya nilai keterpaduan (cohesiveness) kelompok dalam meraih tujuan. Konsep kelompok kerja sebagai faktor dependen terhadap keberhasilan interpersonal telah menerima kepercayaan. Oleh sebab itu, berkembang teori-teori kepemimpinan dari Fred Fiedler, teori tipologi X dan Y dari David McGregor, dan sebagainya. Selanjutnya, yang memberi efek berpengaruh pada psikologi okupasional yakni gerakan humanisme tahun 1960-an, menyerupai yang dilukiskan Theodore Reich (1970) dan proses-proses aktualisasi diri, yakni pencapaian potensi seseorang secara optimal, menerima pertolongan dari para jago psikologi humanistis-eksistensialis, menyerupai Abraham Maslow* dan Carl Rogers*.
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
Download
Baca Juga
1. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Sosial (Social Psychology)
2. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Klinis dan Psikologi Penyuluhan (Clinical Psychology and Conselling)
3. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Konstitusional (Constitutional Psychology)
4. Ruang Lingkup Psikologi. Psikofarmakologi
5. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Politik (Political Psychology)
6. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Sekolah dan Pendidikan (Psychology for the Classroom and Educational Psychology)
7. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Perkembangan
8. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Kepribadian (Psychology of Personality)
9. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Lintas Budaya (Cross-Cultural Psychology)
10. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Rekayasa (Engineering Psychology)
11. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Lingkungan
12. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Konsumen
13. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Industri dan Organisasi (Industrial and Organizational Psychology)
Jika ditinjau historisnya, psikologi okupasional sebagai produk perubahan sosial, ekonomi, dan kultural, khususnya pada masyarakat Barat. Galton yang menemukan determinisme biologi kala ke-19 perihal kemampuan intelektual yang bersifat bawaan, sangat relevan dengan pendapat Taylor bahwa kerja sanggup dipilah-pilah menjadi beberapa kiprah yang membutuhkan kemampuan-kemampuan spesifik. Kemudian pasca Perang Dunia I, berkembang tes-tes psikometrik dalam seleksi kemiliteran. Hal ini berbeda dengan pasca Perang Dunia II, yang menunjukkan bukti perihal pentingnya nilai keterpaduan (cohesiveness) kelompok dalam meraih tujuan. Konsep kelompok kerja sebagai faktor dependen terhadap keberhasilan interpersonal telah menerima kepercayaan. Oleh sebab itu, berkembang teori-teori kepemimpinan dari Fred Fiedler, teori tipologi X dan Y dari David McGregor, dan sebagainya. Selanjutnya, yang memberi efek berpengaruh pada psikologi okupasional yakni gerakan humanisme tahun 1960-an, menyerupai yang dilukiskan Theodore Reich (1970) dan proses-proses aktualisasi diri, yakni pencapaian potensi seseorang secara optimal, menerima pertolongan dari para jago psikologi humanistis-eksistensialis, menyerupai Abraham Maslow* dan Carl Rogers*.
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
Download
Baca Juga
1. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Sosial (Social Psychology)
2. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Klinis dan Psikologi Penyuluhan (Clinical Psychology and Conselling)
3. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Konstitusional (Constitutional Psychology)
4. Ruang Lingkup Psikologi. Psikofarmakologi
5. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Politik (Political Psychology)
6. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Sekolah dan Pendidikan (Psychology for the Classroom and Educational Psychology)
7. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Perkembangan
8. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Kepribadian (Psychology of Personality)
9. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Lintas Budaya (Cross-Cultural Psychology)
10. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Rekayasa (Engineering Psychology)
11. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Lingkungan
12. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Konsumen
13. Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Industri dan Organisasi (Industrial and Organizational Psychology)
Belum ada Komentar untuk "Ruang Lingkup Psikologi. Psikologi Okupasional (Accupational Psychology)"
Posting Komentar