Randall Collins. Stratifikasi Sosial
Collins menentukan untuk berfokus pada stratifikasi sosial sebab itu yaitu suatu forum yang menyentuh begitu banyak ciri kehidupan, termasuk “kekayaan, politik, karier, keluarga, klub, komunitas, gaya hidup” (1975: 49). Dalam pandangan Collins, teori-teori stratifikasi yang besar “gagal”. Dia mengkritik teori Marxian sebagai “penjelasan yang monokausal untuk dunia yang multikausal” (R. Collins, 1975: 49). Dia memandang teori Weber* lebih sedikit dari suatu “anti-sistem” yang dengannya kita melihat ciri-ciri dua teori besar. Karya Weber* berkhasiat bagi Collins, tetapi “usaha-usaha sosiologi fenomenologis mendasarkan semua konsep di dalam keteramatan setiap kehidupan” (R. Collins, 1975: 53) yaitu yang paling penting baginya sebab fokus utamanya di dalam studi stratifikasi sosial berskala kecil, bukan berskala besar. Menurut pandangannya, stratifikasi sosial, menyerupai semua struktur-struktur sosial lainnya, sanggup direduksi menjadi orang-orang yang ada di dalam kehidupan sehari-hari yang saling bertemu dengan cara-cara yang terpola.
Meskipun kesepakatan terakhirnya pada mikrososiologi stratifikasi, Collins mulai (meskipun ia mempunyai beberapa keberatan tentangnya) dengan teori-teori Marx* dan Weber* yang berskala besar sebagai pendukung karyanya. Dia mengawali dengan prinsip-prinsip Marxian, berargumen bahwa mereka, “dengan modifikasi-modifikasi tertentu, menawarkan dasar untuk suatu teori konflik mengenai stratifikasi” (R. Collins, 1975: 58).
Pertama, Collins berpendapat, Marx* berpandangan bahwa kondisi-kondisi material yang dihadapi dalam menerima penghasilan di masyarakat modern yaitu penentu utama gaya hidup seseorang. Dasar untuk menerima penghasilan bagi Marx* yaitu hubungan seseorang dengan harta milik pribadi. Orang-orang yang mempunyai atau mengendalikan harta bisa menerima penghasilan dengan cara yang jauh lebih memuaskan daripada orang-orang yang tidak punya dan orang-orang yang harus menjual waktu kerjanya untuk memperoleh susukan kepada alat-alat produksi.
Kedua, dari suatu perspektif Marxian, kondisi-kondisi material memengaruhi tidak hanya cara individu mencari nafkah, tetapi juga sifat dasar kelompok-kelompok sosial di dalam kelas-kelas sosial yang berbeda. Kelas sosial yang mayoritas sanggup membuatkan dengan lebih baik kelompok-kelompok sosial yang lebih koheren, yang diikat bersama oleh jaringan-jaringan komunikasi yang ruwet, daripada kelas sosial subordinat.
Akhirnya, Collins berargumen bahwa Marx* juga memperlihatkan perbedaan-perbedaan yang luas di kalangan kelas-kelas sosial di dalam susukan mereka kepada, dan kontrol terhadap, sistem budaya. Yakni, kelas-kelas sosial atas bisa membuatkan simbol yang sangat diartikulasi dan sistem-sistem ideologis, sistem yang sering sanggup dipaksakan mereka kepada kelas-kelas sosial yang lebih rendah. Kelas-kelas sosial yang lebih rendah mempunyai sistem simbol-simbol yang kurang berkembang, banyak dari sistem-sistem itu mungkin telah dipaksakan kepada mereka oleh kelas-kelas yang berkuasa.
Collins memandang Weber* sedang bekerja dalam dan membuatkan lebih lanjut teori stratifikasi Marx*. Oleh sebab satu hal, Weber* dikatakan telah menyadari adanya bentuk-bentuk konflik yang berbeda yang menjadikan sistem stratifikasi banyak-segi (misalnya, kelas, status, dan kuasa). Oleh sebab alasan lain, Weber* membuatkan teori organisasi pada derajat yang tinggi, yang oleh Collins dilihat merupakan arena konflik kepentingan yang lain lagi. Weber* juga penting bagi Collins sebab penekanannya pada negara sebagai agensi yang mengendalikan alat-alat kekerasan, yang mengubah perhatian dari konflik pada ekonomi (alat-alat produksi) ke konflik pada negara. Akhirnya, Weber* diakui oleh Collins untuk pengertiannya atas arena sosial produk-produk emosional, khususnya agama. Konflik sanggup terjadi dengan terang di arena tersebut, dan produk-produk emosional itu, menyerupai produk-produk lain, sanggup dipakai sebagai senjata di dalam konflik sosial.
Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Download
Baca Juga
1. Randall Collins. Autobiografi
2. Randall Collins. Teori Konflik yang Lebih Integratif
3. Randall Collins. Sebuah Teori Konflik Mengenai Stratifikasi
4. Randall Collins. Ranah-ranah Sosial yang Lain
Meskipun kesepakatan terakhirnya pada mikrososiologi stratifikasi, Collins mulai (meskipun ia mempunyai beberapa keberatan tentangnya) dengan teori-teori Marx* dan Weber* yang berskala besar sebagai pendukung karyanya. Dia mengawali dengan prinsip-prinsip Marxian, berargumen bahwa mereka, “dengan modifikasi-modifikasi tertentu, menawarkan dasar untuk suatu teori konflik mengenai stratifikasi” (R. Collins, 1975: 58).
Pertama, Collins berpendapat, Marx* berpandangan bahwa kondisi-kondisi material yang dihadapi dalam menerima penghasilan di masyarakat modern yaitu penentu utama gaya hidup seseorang. Dasar untuk menerima penghasilan bagi Marx* yaitu hubungan seseorang dengan harta milik pribadi. Orang-orang yang mempunyai atau mengendalikan harta bisa menerima penghasilan dengan cara yang jauh lebih memuaskan daripada orang-orang yang tidak punya dan orang-orang yang harus menjual waktu kerjanya untuk memperoleh susukan kepada alat-alat produksi.
Kedua, dari suatu perspektif Marxian, kondisi-kondisi material memengaruhi tidak hanya cara individu mencari nafkah, tetapi juga sifat dasar kelompok-kelompok sosial di dalam kelas-kelas sosial yang berbeda. Kelas sosial yang mayoritas sanggup membuatkan dengan lebih baik kelompok-kelompok sosial yang lebih koheren, yang diikat bersama oleh jaringan-jaringan komunikasi yang ruwet, daripada kelas sosial subordinat.
Akhirnya, Collins berargumen bahwa Marx* juga memperlihatkan perbedaan-perbedaan yang luas di kalangan kelas-kelas sosial di dalam susukan mereka kepada, dan kontrol terhadap, sistem budaya. Yakni, kelas-kelas sosial atas bisa membuatkan simbol yang sangat diartikulasi dan sistem-sistem ideologis, sistem yang sering sanggup dipaksakan mereka kepada kelas-kelas sosial yang lebih rendah. Kelas-kelas sosial yang lebih rendah mempunyai sistem simbol-simbol yang kurang berkembang, banyak dari sistem-sistem itu mungkin telah dipaksakan kepada mereka oleh kelas-kelas yang berkuasa.
Collins memandang Weber* sedang bekerja dalam dan membuatkan lebih lanjut teori stratifikasi Marx*. Oleh sebab satu hal, Weber* dikatakan telah menyadari adanya bentuk-bentuk konflik yang berbeda yang menjadikan sistem stratifikasi banyak-segi (misalnya, kelas, status, dan kuasa). Oleh sebab alasan lain, Weber* membuatkan teori organisasi pada derajat yang tinggi, yang oleh Collins dilihat merupakan arena konflik kepentingan yang lain lagi. Weber* juga penting bagi Collins sebab penekanannya pada negara sebagai agensi yang mengendalikan alat-alat kekerasan, yang mengubah perhatian dari konflik pada ekonomi (alat-alat produksi) ke konflik pada negara. Akhirnya, Weber* diakui oleh Collins untuk pengertiannya atas arena sosial produk-produk emosional, khususnya agama. Konflik sanggup terjadi dengan terang di arena tersebut, dan produk-produk emosional itu, menyerupai produk-produk lain, sanggup dipakai sebagai senjata di dalam konflik sosial.
Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Download
Baca Juga
1. Randall Collins. Autobiografi
2. Randall Collins. Teori Konflik yang Lebih Integratif
3. Randall Collins. Sebuah Teori Konflik Mengenai Stratifikasi
4. Randall Collins. Ranah-ranah Sosial yang Lain
Belum ada Komentar untuk "Randall Collins. Stratifikasi Sosial"
Posting Komentar