Penulisan Angka Hasil Pengukuran

A. Pengukuran Tunggal

Apabila pengukuran bemasukan fisika spesialuntuk dilakukan satu kali, ketidakpastian pengukurannya ditaksir (diperkirakan) berdasarkan skala terkecil alat ukur yang digunakan, yaitu —2 skala terkecil alat ukur. Jadi, ketidakpastian pengukuran suatu bemasukan x adalah 

Ax = I skala terkecil alat ukur yang digunakan. 
Hasil pengukuran bemasukan x biasanya dituliskan sebagai diberikut.
dengan:
  • x = bemasukan yang diukur,
  • xo = nilai bemasukan yang diperoleh pada pengukuran tunggal,
  • Ax = ketidakpastian pada pengukuran tunggal.
Ketidakpastian Ax disebut ketidakpastian mutlak yang biasanya berkaitan dengan ketepatan pengukuran. Makin kecil Ax, makin sempurna pengukuran tersebut. Di samping ketidakpastian mutlak, dikenal pula ketidakpastian relatif, yaitu Ax/x yang biasanya ditetapkan dengan persentase. Ketidakpastian yang terakhir ini berkaitan dengan ketelitian pengukuran. Makin kecil ketidakpastian relatif, makin tinggi ketelitian pengukurannya. 

Sebagai contoh, sebuah batang tembaga diukur panjangnya dengan mistar berskala mm. Pengukuran dilakukan satu kali dan menghasilkan nilai 76,65 cm. Mistar berskala mm memiliki skala terkecil 1 mm sehingga Ax = —21 x 1 mm = 0,5 mm = 0,05 cm. Jadi, penulisan panjang batang tembaga ialah = (€0 ±Af) = (76,65 ± 0,05) cm. 

Perhatikan bahwa dalam penulisan ini to dan A keduanya memiliki jumlah angka yang sama di belakang koma. Hasil ini menunjukkan bahwa pengukuran panjang batang tembaga terletak antara (76,65 0,05) cm dan (76,65 + 0,05) cm atau antara 76,60 cm sampai 76,70 cm. 

B. Pengukuran Berulang 

Apabila memungkinkan, suatu bemasukan sanggup diukur beberapa kali untuk memperoleh isu yang lebih mendekati nilai sebenarnya. Untuk pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali, nilai bemasukan xo sanggup diperoleh melalui harga rata-rata x dari seluruh hasil pengukuran: 

Ketidakpastiannya sanggup ditentukan menggunakan deviasi standar, yaitu: Jam Air

 Apabila pengukuran bemasukan fisika spesialuntuk dilakukan satu kali Penulisan Angka Hasil Pengukuran

Jam air atau klepsidra mengukur waktu berdasarkan anutan air melalui baskom yang berlubang. Jam air buatan tahun 1670 bekerja dengan menggunakan sistem pipa yang diletakkan di dalam dua bola kaca. Pada waktu jam dibalik, air dari bola beling di atas mengalir ke bola beling di bawah dan udara naik ke atas melalui pipa untuk menggantikan air yang turun. Tekanan udara yang tetap menjamin anutan air teratur.

C. Akurasi dan Presisi

Dalam melaksanakan pengukuran, ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu akurasi dan presisi. Akurasi berkaitan dengan pertanyaan apakah nilai yang diukur sama dengan nilai yang sebenarnya? Misalnya, sudah diketahui bahwa massa balok ialah 1 kg. Jika kita menimbang balok tersebut dan memperoleh hasil 1 kg, dikatakan pengukuran kita akurat. Akan tetapi, jikalau diperoleh harga 2 kg, hasil pengukuran tidak akurat.

Presisi menunjukkan ketepatan. Presisi selalu berkaitan dengan alat ukur. Andaikan kita mengukur volum cairan dengan menggunakan gelas ukur yang skalanya tidak sama (Gambar 2.24), gelas ukur yang pertama sanggup mengukur sampai 0,1 mL, sedangkan gelas ukur yang kedua spesialuntuk teliti sampai 0,5 mL. 

Dikatakan gelas ukur yang pertama mempersembahkan hasil yang lebih presisi dibandingkan dengan gelas ukur yang kedua. Akan tetapi, kedua volum pada Gambar 2.24 memiliki akurasi yang sama, alasannya ialah keduanya mempersembahkan hasil yang hampir sama.



Daftar Pustaka: Yudhistira

Belum ada Komentar untuk "Penulisan Angka Hasil Pengukuran"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel