Muhammad Iqbal. Teori Kedinamisan Islam

Dalam konsep ijtihad terdapat aspek perubahan yang akan menjadi dinamika kehidupan umat insan lantaran aneka macam kebutuhan zaman secara keseluruhan selalu berubah. Zaman tidak akan mempertahankan sesuatu tetap di tempatnya dan tidak membiarkan sesuatu bersifat kekal. Dengan demikian, aturan Islam mempunyai kemungkinan untuk bersifat elastis.

Menurut Iqbal, hidup yang baik ialah hidup yang bersifat kreatif orisinal dan bersemangat perjuangan, bukan justru hidup yang memandang serba santai, apalagi memencilkan diri dalam hiasan kemalasan. Konsep dinamis wacana alam semesta membawa Iqbal pada kesimpulan wacana takdir.

Ia menjelaskan—sebagaimana yang dikutip oleh Thawil Akhyar Dasoeki: “Seandainya benar bahwa takdir insan sudah dipastikan lebih dahulu, ia merupakan sejenis materialisme yang terselubung, yang segala-galanya terjadi dengan determinisme yang kaku tegar”.

Menurut Iqbal, seluruh duduk perkara berputar sekeliling kondisi perubahan. Keberhentian baginya ialah kematian, baik jasmani maupun rohani, sedangkan perubahan tidak tiba dengan sendirinya. Ia menuntut desakan dari dalam dan keinginan faktual untuk membuat takdir-takdir baru. Oleh lantaran itu, prakarsa untuk berbagi diri tiba dari individu sendiri.

“Sudah menjadi suratan nasib”, kata Iqbal, “manusia ikut ambil bab dengan harapan yang lebih tinggi dari alam sekitarnya dan turut memilih nasibnya menyerupai juga terhadap alam. Suatu dikala insan mempersiapkan diri untuk menghadapi kekuatan alam, mengerahkan segenap kekuatannya untuk mempergunakan kekuatan-kekuatan itu demi keperluannya sendiri. Dalam perubahan yang begitu cepat, Tuhan bertindak sebagai mitra bekerja dengannya, asalkan manusialah yang mengambil prakarsa. Allah berfirman dalam Q.S. Ar-Ra’d [13]: 11 : “... Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri... (Q.S. Ar-Ra’d [13]: 11).

Apabila insan tidak mengambil prakarsa, bila insan tidak bersedia berbagi kekayaan batinnya, berhenti mencicipi gejolak batin hidup yang lebih tinggi, roh yang ada dalam dirinya akan mengeras menyerupai watu dan merosot turun ke tingkat benda mati. Dengan demikian, tidak akan tercipta suatu kedinamisan dalam kehidupan, terutama dunia Islam.

Paham dinamisme itulah yang ditonjolkan Iqbal sehingga ia mempunyai kedudukan penting dalam proses pembaharuan di India. Dalam syair-syairnya ia mendorong umat Islam biar bergerak, membuat dunia baru, dan jangan tinggal membisu lantaran menurutnya, itulah intisari hidup.

Meskipun Iqbal banyak memperoleh pendidikan di negara Barat, baginya Barat bukanlah model dalam melakukan pembaharuannya. Kapitalisme dan imperialisme Barat tidak diterimanya lantaran menurutnya, Barat banyak dipengaruhi materialisme dan telah meninggalkan agama. Hanya ilmu pengetahuan dari Barat yang harus diambil oleh umat Islam.

Iqbal mempunyai semangat yang tinggi dalam membela Islam. Ia menganggap bahwa hanya Islamlah satu-satunya jalan yang sanggup menyelamatkan dunia ini. Pada waktu yang sama, ia ialah seorang reformis dan mengetahui pemikiran-pemikiran modern. Oleh lantaran itu, integrasi filosofisnya antara Islam sufi dengan fatwa Barat dan pemahamannya mengenai Islam sebagai agama universal serta komitmennya untuk menafsirkan kembali prinsip-prinsip Islam dalam kondisi kontemporer menjadikannya sebagai pemimpin spiritual bagi modernisme India.

Sumber
Hasan, Mustofa. 2015. Sejarah Filsafat Islam; Genealogi dan Transmisi Filsafat Timur ke Barat. Pustaka Setia. Bandung
 

Download

Baca Juga
1. Muhammad Iqbal. Riwayat Hidup
2. Muhammad Iqbal. Karya Filsafat
3. Muhammad Iqbal. Pemikiran Filsafat
4. Muhammad Iqbal. Teori Gerak
5. Muhammad Iqbal. Filsafat Khudi 
6. Muhammad Iqbal. Filsafat Ketuhanan

Belum ada Komentar untuk "Muhammad Iqbal. Teori Kedinamisan Islam"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel