Metode Tambang Batubara Bawah Tanah - Dasar-Dasar Metode Tambang Bawah Tanah - Pecahan V
BAB 5
METODE TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH
Tambang batubara yang ada di Indonesia hingga ketika ini lebih banyak menggunakan sistem tambang terbuka. Tetapi dengan berjalannya waktu, jumlah cadangan batubara yang bisa ditambang dengan sistem tambang terbuka niscaya akan semakin menipis. Selain itu tambang terbuka banyak menghadapi tantangan dari banyak sekali elemen dalam masyarakat. Hal itu antara lain dari segi kerusakan lingkungan ataupun pembebasan tanah rakyat.

Baca Juga
- Analysis Faktor Internal Atau Faktor Eksternal Di Dalam Prosedur Pengaturan Sumber Daya Insan Sebuah Perusahaan
- Makalah Studi Kasus Perihal Tanggung Jawab Sosial Dan Administrasi Keuangan Yang Diterapkan Untuk Membuatkan Sebuah Perusahaan Travel
- The Importance Of Learning English Language - Kepentingan Mencar Ilmu Bahasa Inggris
Pemilihan Metode Penambangan Batubara Bawah Tanah
Secara umum penambangan batubara atau pekerjaan penambangan batubara, antara lain terdiri dari : pemotongan batubara, pemuatan, pemasangan penyangga, penanganan gob (ambrukan), transportasi permuka kerja serta gateaway dan penanganan gas serta debu batubara dipermuka kerja, dimana diantara pekerjaan tambang batubara merupakan pekerjaan yang paling penting dan menjadi duduk kasus pokok dalam produksi.
Oleh lantaran itu, metode penambangan batubara harus dipilih dengan hati-hati sesuai dengan planning produksi jangka panjang batubara tersebut. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
· Penentuan struktur pit yang sesuai dengan kondisi alam serta dana yang diinvestasikan.
· Penentuan sistem penambangan batubara.
· Cara penanganan transportasi, ventilasi, penimbunan kembali, keselamatan kerja serta duduk kasus lingkungan.
· Pekerjaan persiapan.
· Penggunaan mesin penambangan batubara.
· Cara penambangan batubara.
· Penetapan produksi batubara dan planning ketenagakerjaan melalui pelaksanaan butir 1 – 6 secara terintegrasi.
· Kondisi alam
Kondisi alam yang menjadi faktor penentu dalam pemilihan metode penambangan yaitu sebagai berikut :
· Ketebalan lapisan batubara
· Kemiringan lapisan batubara
· Sifat atap dan lantai
· Hubungan multiple seam
· Kondisi Geologi (Parting dan patahan)
· Banyak tidaknya air dan gas yang keluar dan ada tidaknya swabakar
· Kedalaman lapisan batubara
· Kekerasan batubara
· Faktor lain (keterbatasan penambangan dibawah sungai dan dasar laut)
Diantara kondisi tersebut diatas yang paling besar pengaruhnya terhadap pemilihan metode penambangan batubara yaitu Ketebalan Lapisan Batubara dan Kemiringan Lapisan Batubara.
Selain itu masih ada metode penambangan hydraulic dan auger. Sejak dulu telah dipakai banyak sekali macam metode, namun disini terutama akan diuraikan mengenai metode penambangan batubara metode Longwall dan metode Room & Pillar, yang ketika ini mewakili penggunaan ditambang batubara bawah tanah.
Tabel 5.1 Klasifikasi Metode Penambangan Batubara
Metode Penambangan | Arah Penambangan | Kemiringan | Penanganan Gob | Mesin Penambang | Pemuatan/ Pengangkutan | Penyangga | ||
Metode Longwall | Maju Mundur | Curam Landai Datar | Pengisian Strip Packing Natural Caving | Peledakan Pick Plough Drum Cutter | PC, BC Lori Batubara | Kayu Besi Self Advancing | ||
Metode Room & Pillar | Sistem penyangga | Balok kayu dan tiang kayu Tiang besi dan kappe Baut atap | Sistem pemotongan dan pemuatan | Gancu, pick, peledakan Pemuatan dengan tangan, Loader Road header dan PC atau lori Continuous miner dan Shuttle car | ||||
5.1 METODE ROOM AND PILLAR
Metode penambangan batubara yang memutuskan suatu plane/blok penambangan tertentu, kemudian menggali maju 2 sistem (jalur) terowongan, masing-masing melintang dan memanjang, untuk melaksanakan penambangan batubara dengan pembagian pilar batubara. Metode penambangan ini terdiri dari metode penambangan batubara yang hanya melalui penggalian maju terowongan dan metode penambangan secara beruntun terhadap pilar batubara yang diblok tadi mulai dari yang terdalam, apabila jaringan terowongan yang digali tersebut telah mencapai batas maksimum blok penambangan (Gambar 5.1).
Syarat metode penambangan batubara room and pillar bekerjasama erat dengan kondisi alam yang memungkinkan naiknya efesiensi, Syarat metode ini yaitu sebagai :
1. Kemiringan lapisan batubara yang landai dengan kemiringan rata-rata di bawah 100. Namun dengan kondisi yang memungkinkan kemiringan lapisan sanggup mencapai 50o (Gambar 5.2).
2. Atap dan lantai lapisan batubara berkondisi baik.
3. Gas yang ditimbulkan sedikit.
4. Jarang ada sesar dan lapisan batubaranya stabil.
![]() |
Gambar 5.1. Penambangan sistem Room and Pillar
![]() |
Gambar 5.2. Penambangan sistem Room and Pillar kemiringan lapisan 200-500
Metode room and pillar adalah metode penambangan batubara yang memutuskan suatu blok penambangan tertentu, kemudian menggali maju 2 sistem (jalur) terowongan, masing-masing melintang dan memanjang, untuk melaksanakan penambangan batubara dengan pembagian pilar batubara. Metode penambangan ini terdiri dari metode penambangan batubara yang hanya melalui penggalian maju terowongan dan penambangan secara beruntun terhadap pillar batubara yang diblok tadi mulai dari yang terdalam, apabila jaringan terowongan yang digali tersebut telah mencapai batas maksimum blok penambangan.
Keuntungan
§ Lingkup penyesuaian terhadap kondisi alam penambangan lebih luas dibanding dengan sistem lorong panjang yang dimekanisasi.
§ Hingga batas-batas tertentu, sanggup menyesuaikan terhadap variasi kemiringan (kecuali lapisan yang sangat curam), tebal tipisnya lapisan batubara, keberadaan patahan serta sifat dan kondisi lantai dan atap.
§ Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambangan system lorong panjang, contohnya lantaran adanya patahan.
§ Dapat melaksanakan penambangan suatu blok yang berkaitan dengan pertolongan permukaan (seperti pertolongan bangunan terhadap penurunan permukaan tanah).
§ Selain itu, cukup efektif untuk menaikan recovery sedapatnya, pada blok yang tidak cocok ditambang semua, contohnya penambangan kepingan dangkal di bawah dasar laut.
Kerugian
§ Recovery penambangan batubara yang sangat buruk. (sekitar 60% - 70%).
§ Bila dibandingakan dengan metode penambangan batubara sistem lorong panjang, banyak terjadi kecelakaan, ibarat atap ambruk.
§ Ada batas maksimum penambangan kepingan dalam, yang antara lain disebabkan oleh peningkatan tekanan bumi. (Dikatakan batasnya sekitar 500m dibawah permukaan bumi)
§ Karena banyak batubara yang disisakan, akan meninggalkan duduk kasus dari segi keamanan untuk penerapan lapisan batubara yang gampang mengalami swabakar.
Recovery metode penambangan batubara sistem room & pillar sangat rendah, namun akhir–akhir ini ada juga tambang batubara yang berhasil menaikan recovery-nya.
Di bawah ini diperkenalkan teladan yang sanggup mewakili penambangan batubara sistem room and pillar. Sejumlah terowongan digali menggunakan continuous miner (Gambar 6.3) dengan urutan 1, 2, 3 dan seterusnya, untuk membentuk pilar batubara dengan membagi lapisan batubara kedalam bentuk kisi. Bentuk dasar sistem ruang dan pilar ini termasuk sistem batubara. Sebagai pasangan pilar batubara (pilar), biasanya terowongan disebut sebagai pasangan room atau stall (ruang).
![]() |
Gambar 5.3. Continuous miner machine
![]() |
Gambar 5.4. Penampang penambangan batubara metode room and pillar
Seiring dengan majunya terowongan, alat angkut belakang yakni belt conveyor dan feeder breaker berturut-turut dimajukan dan diperpanjang. Penggalian maju diulang –ulang dengan mekanisme ibarat ini dan apabila jaringan terowongan telah mencapai batas maksimum blok penambangan, maka dilakukan ekstraksi pilar batubara(pillar extraction) menggunakan continuous miner dengan urutan 1, 2, 3 dan seterusnya ibarat pada Gambar 5.4 dan Gambar 5.5.
Setelah satu demi satu menambang pilar batubara dari batasan maksimum di kepingan dalam, hingga hingga kembali ke titik awal selanjutnya menggarap blok di dekatnya dengan cara yang sama (penggalian terowongan) dan melaksanakan penambangan batubara berulang-ulang hingga menuntaskan penambangan suatu panel.
Seperti terlihat pada Gambar 5.3, terowongan dipisahkan satu sama lain dengan merentangkan banyak sekali macam kain atau papan sebagai penyekat, untuk mencegah timbulnya debu, maka biasanya terowongan belt conveyour di tengah dibentuk keadaan netral secara ventelasi, dengan membatasi kecepatan angin semoga yang lewat sedikit. Selain itu untuk membatasi kebocoran angin antar tiap terowongan sebisanya adakalanya 3 buah terowongan sisa dangkal dijadikan intake airway dan 2 terowongan lainya sebagai return airway (lihat Gambar 5.5).
![]() |
Gambar 5.5. Penampang arah penambangan batubara metode room and pillar
Pada penambangan dengan metode room and pillar walaupun ada perbedaan berdasarkan sifat batuaan dan kondisi geologi batuaan maka terowongan akan mulai ambruk apabila luas terowongan telah mencapai sekitar 4000 -16000 m dan sekali atap mulai runtuh, biasanya untuk selanjutnya akan runtuh secara teratur mengikuti perkembangan penambangan. Untuk penyanggaan atap sementara dan keamanan ketika pilar ekstraksi tidak semua pilar batubara ditambang, tetapi sebagian disisakan dengan menghentikan penambangan dengan contonuitas miner hanya hingga terbuka lubang kecil untuk ventilasi.
Apabila kedalaman bertambah atau kondisi atap menjadi jelek secara lokal, keamanan tidak sanggup dijaga hanya dengan stook sebesar itu, stook diperbesar dari segi perencanaan kadang-kadang diharapkan pilar yang disisakan tanpa ditambang sama sekali sehingga recoverinya turun. Karena dari segi efisiensi produksi batubara, pilar ekstraksi lebih unggul dari pada penggalian maju, maka banyak sekali upaya telah dicoba untuk mengikatkan rasio produksi pilar ekstraksi semaksimal mungkin, dengan mengurangi jumlah penggalian maju terowongan.
5.2. METODE LONGWALL
Metode longwall mining yaitu metode penambangan batubara bawah tanah dengan menciptakan lorong membentuk suatu panel atau blok panjang yang merupakan bidang penambangannya. Metode ini banyak digunakan pada penambangan batubara bawah tanah, lantaran sanggup diharapkan jumlah produksi yang besar dari satu permuka kerja.
Adapun ciri-ciri dari metode penambangan ini yaitu :
§ Perolehannya tinggi, lantaran mengekstraksi sebagian besar batubara.
§ Permuka kerja sanggup dipusatkan, lantaran sanggup berproduksi besar di satu permuka kerja.
§ Pada umumnya, apabila kemiringannya landai, mekanisasi ekstraksi batubara, pengangkutan dan penyanggaan menjadi mudah, sehingga sanggup meningkatkan efisiensi ekstraksi batubara.
§ Karena sanggup memusatkan permuka kerja, panjang lorong yang dirawat terhadap jumlah produksi batubara menjadi pendek.
§ Menguntungkan dari segi keamanan, lantaran ventilasinya gampang dan swabakar yang timbul juga sedikit.
§ Karena sanggup memanfaatkan tekanan batuan, pemotongan batubara menjadi mudah.
§ Apabila terjadi hal-hal ibarat ambrukan permuka kerja dan kerusakan mesin, penurunan produksi batubaranya besar.

DOWNLOAD SAMPAI BAB VIII DISINI
Gambar 5.6 Tambang Longwall melibatkan pengambilan batubara dengan mekanisasi penuh (alat shearer dan power roof support) foto dari Joy mining machinary

Gambar 5.7 Penampang Penambangan Longwall

Gambar 5.8 Tail gate dan main gate di Penambangan Longwall
5.2.1 METODE LONGWALL BERDASARKAN ARAH PENAMBANGAN
Metode Penambangan Longwall Cara Maju
Pada penambangan cara maju, ekstraksi dimulai dari lisan masuk suatu zona ekstraksi batubara, dan diteruskan ekstraksi maju mengarah ke dalam hingga ke ujung panel ekstraksi, yang dilakukan secara bersamaan untuk lorong ekstraksi batubara dan permuka kerja, sambil mempertahankan lorong di gob.
![]() |
Gambar 5.9. Penambangan Longwall Cara Maju
Kelebihan dan kekurangan penambangan cara maju
§ Setelah permuka kerja ekstraksi batubara dibuat, sanggup segera memulai ekstraksi batubara, sehingga tidak memerlukan waktu yang panjang untuk persiapan ekstraksi batubara.
§ Jarak penggalian lubang bukaan tidak perlu panjang, sehingga investasi awalnya kecil.
§ Pada zona yang banyak perubahan sesar atau lapisan batubara, atau pada zona yang banyak gas, sulit dilakukan eksplorasi dan drainase gas.
§ Karena tail gate dan head gate di gob harus dipertahankan hingga selesai ekstraksi, maka semakin maju permuka kerja, semakin tinggi biaya perawatan lantaran lorong yang dirawat semakin panjang.
§ Mudah terjadi swabakar jawaban kebocoran angin di lorong gob, dan apabila perawatan lorong tidak baik, penampang lorong menjadi sempit, sehingga menjadi halangan bagi ventilasi dan pengangkutan.
§ Diperlukan pekerjaan pengisian, sehingga kemajuan permuka kerja terhambat oleh pekerjaan pengisian.
Metode Penambangan Longwall Cara Mundur
Pada sistem mundur, pertama digali seam road dari lisan masuk zona ekstraksi, dan pada waktu lorong tersebut mencapai garis batas maksimum, dibentuk permuka kerja sepanjang garis batas tersebut untuk memulai ekstraksi batubara menuju lisan masuk.
![]() |
Gambar 5.10 Penambangan Longwall Cara Mundur
Kelebihan dan kekurangan cara mundur
§ Diperlukan waktu yang panjang untuk persiapan lorong ekstraksi batubara.
§ Jarak penggalian lubang bukaannya panjang, sehingga investasi awalnya besar.
§ Dapat mengetahui kondisi lapisan batubara pada tahap penggalian lubang bukaan, serta sanggup melaksanakan drainase ga pada kawasan yang banyak emisi gas (semburan gas), sebelum ekstraksi batubara.
§ Karena tidak perlu mempertahankan lorong di gob dan lorong menjadi pendek dengan mundurnya permuka kerja, maka pemeliharaan lorong mudah, dan menguntungkan juga bagi ventilasi dan pengangkutan.
§ Karena tidak ada kebocoran angin ke dalam gob, resiko terhadap swabakar kecil.
§ Dapat mengetahui kondisi penambangan pada panel ekstraksi batubara sebelum dimulai ekstraksi, sehingga sanggup dilakukan ekstraksi batubara yang terencana.
§ Tidak ada pekerjaan pengisian dan sanggup menciptakan permuka kerja termekanisasi dengan alat-alat berat, sehingga sanggup dilakukan produksi berkala yang stabil dengan permuka kerja berefisiensi tinggi dan berkemampuan produksi tinggi.
Seperti diuraikan di atas, sistem maju dan sistem mundur masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan. Sistem mana yang akan digunakan, ditentukan antara lain oleh kondisi lapisan batuan, duduk kasus keamanan dan sulit tidaknya pemeliharaan lorong. Namun, dilihat dari segi kerepotan untuk pemeliharaan lorong serta dari segi keamanan, lebih menguntungkan sistem mundur.
Pada ekstraksi batubara sistem lorong panjang yang umum, mekanisasi gampang dilakukan apabila kemiringan lapisan batubaranya landai (0 15o). Selain itu, ekstraksi batubara juga lebih gampang dilakukan kalau ketebalan lapisan batubaranya sekitar 2 3m.
Untuk lapisan berkemiringan 15 30o, semenjak dulu sudah diterapkan banyak sekali jenis permuka kerja termekanisasi yang dilengkapi dengan pencegah penyangga roboh dan mekanisme koreksi penyangga yang bergeser ke bawah, namun ketika ini jarang dilakukan lantaran sulitnya pemeliharaan.
5. 3 METODE PENAMBANGAN BATUBARA PADA KONDISI KHUSUS
5.3.1 Metode Ekstraksi Batubara Lapisan Tebal
Akhir-akhir ini, lantaran perkembangan Hydraulic prop, sanggup dilakukan ekstraksi sekaligus hingga hampir 4 m. Namun dahulu, apabila ketebalan lapisan batubara melampaui 3m, pada umumnya dilakukan ekstraksi dengan membagi lapisan tersebut menjadi lebih dari 2 tingkat, kemudian diekstraksi satu demi satu. Dalam hal ini, pertama yang diekstraksi yaitu tingkat atas, kemudian dibentuk atap buatan bagi tingkat bawah dengan menggelar ganjal ibarat baja sabuk, baja profil, jaring logam dan kayu pada gob, dan selanjutnya kepingan bawah diekstraksi mengejar tingkat atas. Namun bisa juga tingkat bawah yang pertama diekstraksi, kemudian di bekas penambangannya dilakukan pengisian, gres dilakukan ekstraksi kepingan atas.
![]() |
Gambar 5.11 Metode ekstraksi batubara bagi lapisan dua tingkat
Secara umum, penambangan batubara metode longwall jikalau ditinjau dari peralatannya sanggup dibedakan menjadi 3, yaitu :
· Manual
· Semi Mekanis
· Full Mekanis
Cara-cara manual mulai banyak ditinggalkan lantaran produksinya relatif kecil. Berikut di bawah ini akan dibahas lebih detail metode penambangan dengan peralatan yang banyak dipakai ketika ini, yaitu Steel Prop–Kappe dan Self Advancing Support-Drum Cutter
5.3.2 Metode Penambangan Batubara Dengan Steel Prop-Kappe
Metode penambangan (ekstraksi) ini menggunakan Steel Prop-Kappe sebagai penyangganya. Kadang orang menyebutnya sebagai penambangan batubara secara semi mekanis.
Prosedur ekstraksi batubara dengan Steel Prop-Kappe
Gambar 5.11 mengatakan mekanisme ekstraksi batubara dengan steel prop dan kappe, serta posisi penopangan kappe.
(1) Memperpanjang kappe

(2) Ekstraksi batubara selesai

(3) Memindahkan conveyor

(4) Mendirikan steel prop

(5) Membongkar steel prop dan kappe

Gambar 5.12 Prosedur Penambangan Batubara dengan Steel Prop-Kappe
Pemotongan dengan Pick
Terutama untuk pemotongan batubara dengan pick, pemahaman terhadap sifat dan kondisi lapisan batubara yaitu hal yang sangat penting, oleh lantaran itu, di sini akan diuraikan sedikit mengenai kekar batubara.
Pada umumnya, di dalam lapisan batubara terdapat banyak retakan halus yang menjalar sejajar. Ini disebut kekar batubara atau cleat. Kekar batubara terbentuk lantaran tekanan atau tarikan jawaban pergerakan kerak bumi, di mana kemiringannya sekitar 50 90° terhadap atap, dan pada lapisan batubara yang sama, arahnya hampir tetap.
Jarak kekar batubara di dalam lapisan batubara yaitu 1 10m, dan ada juga kekar batubara yang terbentuk lantaran tekanan sekunder dari ekstraksi batubara. Ini disebut sebagai kekar tekanan (retakan yang terjadi pada lapisan batubara lantaran tekanan batuan) yang timbul sejajar permuka kerja. Dengan memanfaatkannya secara baik, sanggup dilakukan ekstraksi batubara dengan efektif.
Hubungan antara kekar batubara dan permuka kerja ada 3 macam, ibarat Gambar 5.12 di bawah. Pada kekar yang sejajar permuka kerja, batubara menjadi lunak, sehinga baik ekstraksi maupun penggalian lubang bukaan menjadi mudah. Pada kekar yang tegak lurus permuka kerja, menjadi keras sehingga sulit digali. Sedangkan pada kekar yang membentuk sudut tertentu terhadap permuka kerja, kemudahan penggalian berada di tengah-tengahnya.
Pada ekstraksi dengan pick atau coal plough, antara kekar sejajar dan kekar tegak lurus terdapat perbedaan yang besar dalam hal efisiensi ekstraksi batubara. Jadi, penetapan permuka kerja diharapkan membentuk kekar yang sejajar dengan permuka kerja, namun kemudahan kerja terhadap kemiringan lapisan batubara dan keterbatasan dari segi akomodasi permuka kerja ibarat conveyor lebih diutamakan.

![]() ![]() ![]() |
Sejajar Tegak lurus Membentuk sudut
permuka kerja permuka kerja permuka kerja
Gambar 5.13 Hubungan antara kekar batubara dan arah kemajuan permuka kerja
Lapisan batubara dan kondisi yang sesuai untuk ekstraksi dengan pick
§ Apabila banyak gas yang timbul, sehingga pemotongan dengan mesin berbahaya, apalagi dengan peledakan.
§ Apabila tidak sanggup dipakai mesin pemotong, lantaran ekstraksi batubara dilakukan di tempat curam.
§ Apabila tidak diharapkan peledakan atau pemotongan dengan mesin, lantaran batubaranya lunak.
§ Apabila atap pribadi lapisan batubara bersifat rapuh, sehingga dikhawatirkan atap akan ambruk kalau dipakai peledakan atau metode ekstraksi dengan mesin.
§ Apabila biaya tenaga kerjanya murah.
Cara ekstraksi batubara Steel Prop-Kappe-pick
Yang paling penting dalam ekstraksi batubara dengan pick yaitu pemanfaatan tekanan batuan dan cara menggunakan pick. Selain kekar batubara yang telah ada, di dalam lapisan batubara akan terjadi kekar tekanan jawaban tekanan atap dan lantai yang menyertai ekstraksi batubara. Semakin banyak kekar tekanan yang timbul, berarti pick sanggup mengeluarkan kemampuan maksimum. Oleh lantaran itu, yang penting yaitu mempercepat pertumbuhan kekar tekanan yang paling sesuai untuk ekstraksi dengan pick, dengan mempertimbangkan kedalaman lapisan batubara, sifat atap dan lantai, metode pengisian kembali, serta menjaga kecepatan gerak maju permuka kerja yang sesuai.
Berikut ini, diuraikan mengenai hal-hal yang harus diperhatikan, semoga sanggup menggunakan pick secara efisien.
(1) Sedapat mungkin pick dipakai menghadap ke bawah.
Pick memiliki berat yang tidak mengecewakan dan getaran balik selama operasi juga tidak mengecewakan besar, sehingga kalau dipakai menghadap ke atas tidak efisien dan cepat menjadi lelah. Selain pemotongan sekitar atap yang terpaksa mengarah ke atas, usahakan menggunakannya ke arah lebih bawah dari garis datar, untuk mengurangi tenaga yang dikeluarkan.
(2) Membuat guratan pada permuka kerja.
Menggunakan pick pribadi dari depan tidak efisien. Yang penting yaitu menciptakan guratan dengan jarak tertentu, kemudian pick disodok masuk sepanjang kekar yang timbul sejajar permuka kerja. Jarak guratan ditentukan oleh lingkup tanggung jawab yang sanggup diekstraksi oleh pickman dalam 1 gilir.
(3) Urutan ekstraksinya yaitu mulai dari kepingan atas, ibarat terlihat dalam gambar 5.13.
Dengan melaksanakan pemotongan mulai dari kepingan atas, pijakan kaki menjadi baik, dan batubara yang telah digali pribadi ambruk masuk ke dalam conveyor.
(4) Usahakan terbentuk bongkahan besar batubara.
![]() |
Pokok perhatian dalam pemakaian pick
§ Sebelum memasang pick pada slang udara, singkirkan dulu debu batubara dan karat di dalam slang dan pipa kompresi, kemudian kopling penghubung dikencangkan semoga tidak lepas selama pekerjaan, serta lakukan pencegahan terhadap angin bocor.
§ Minyak pelumas harus disimpan di dalam wadah yang telah ditetapkan dan setiap waktu tertentu selalu dilakukan pelumasan dengan minyak pelumas yang bersih.
§ Jangan menggunakan ujung pick (pahat) yang telah berubah bentuk atau rusak.
§ Untuk mencegah penurunan tekanan udara, selain melaksanakan pencegahan udara bocor, jumlah pick yang dipakai juga harus diubahsuaikan dengan kompresor dan pipa penghantar udara.
Metode Ekstraksi Batubara Steel Prop-Kappe-Peledakan
Menggunakan peledakan untuk menambang batubara, berarti mengundang jawaban buruk, ibarat ancaman ledakan gas atau debu batubara, meningkatkan pembubukan batubara dan menciptakan jelek kondisi atap permuka kerja. Bersama itu, administrasi materi peledak juga menjadi penting dari segi keamanan, sehingga pemilihan metode ini harus dilakukan hati-hati.
Apabila akan menggunakan metode ini, usahakan menghindari jawaban jelek tersebut di atas, serta gunakanlah metode ini kalau peralatan dan mesin pemotong yang lain tidak cocok untuk digunakan, lantaran batubaranya kokoh dan keras.
5.3.3. Metode Penambangan Batubara dengan Self Advancing Support-Drum Cutter
Metode penambangan batubara yang menggunakan self advancing support, yaitu suatu struktur yang mempersatukan steel prop dan kappe yang dipasang pada landasan berbentuk pengeret (seperti kereta salju), yang sanggup bergerak maju sendiri dengan tenaga hidraulik bersama majunya permuka kerja, dan dikombinasikan dengan drum cutter.
Dibanding dengan sistem ekstraksi batubara yang menggunakan steel prop dan kappe atau peledakan, tenaga insan untuk ekstraksi, serta pemasangan dan pembongkaran penyangga sanggup berkurang, dan jumlah pekerja di dalam permuka kerja juga sanggup berkurang secara drastis.
Selain itu, tidak memakan waktu untuk pemindahan penyangga, yang menciptakan jam operasi mesin ekstraksi meningkat dan bisa melaksanakan ekstraksi kontinu, sehingga produktifitas batubara meningkat drastis.
Selain itu, lantaran waktu pemindahan penyangga yang pendek dan jarak antar penyangga yang dekat, tidak gampang terjadi ambrukan atap, sehingga dari segi keamanan juga menguntungkan.
Penggunaan sistem ini akan meningkatkan biaya investasi akomodasi ekstraksi batubara dan waktu persiapan permuka kerja. Akan tetapi, apabila diinginkan produksi batubara yang efisien dan ber-volume besar, sebaiknya menggunakan sistem ekstraksi batubara ini.
Kondisi alam yang diharapkan untuk
ekstraksi batubara dengan self advancing support
Untuk menggunakan ekstraksi batubara dengan self advancing support, perlu dipenuhi kondisi alam ibarat berikut :
§ Kemiringannya harus landai (di bawah 20°)
§ Lapisan batubaranya tebal, sebaiknya lebih dari 2m
§ Lapisan batubaranya stabil (tidak ada sesar atau tidak ada perlipatan serta pengembangan dan penyusutan yang mendadak)
§ Sisipannya tipis, serta hampir tidak ada intrusi batuan beku dan silicified wood
§ Atap dan lantai (sifat dan kondisi batuan atap dan lantai) yang baik
§ Tidak terdapat akuifer di dalam lapisan batubara
§ Tidak ada resiko terhadap semburan gas dan ledakan batuan
§ Dapat menjamin field (lapangan) yang bisa beroperasi secara kontinu dalam waktu usang (diharapkan minimal lebih dari setengah tahun)
Pokok pertimbangan dalam pemilihan akomodasi ekstraksi batubara
Dalam pemilihan akomodasi ekstraksi batubara, perlu dipertimbangkan persyaratan sebagai berikut :
§ Face conveyor harus memiliki kapasitas angkut yang cukup terhadap kapasitas pemotongan cutter
§ Antara cutter dan face conveyor harus tersedia ruang yang cukup untuk mengalirkan batubara dengan lancar
§ Cutter harus memiliki kemampuan yang cukup untuk mencapai produksi batubara yang direncanakan
§ Harus tersedia ruang yang cukup di antara kappe self advancing support dan permukaan atas cutter
§ Fasilitasnya harus sekecil dan sepadat mungkin, semoga bisa beradaptasi terhadap perubahan kemiringan lapisan batubara dan lain-lain
§ Fasilitasnya harus sanggup beradaptasi terhadap perubahan ketebalan lapisan batubara
Pengaturan permuka kerja
Pada umumnya, permuka kerja sistem lorong panjang diset pada blok ekstraksi yang dilingkupi oleh 2 buah level dan permuka kerja. Dari kedua level, yang ada di sisi dangkal (bagian yang lebih tinggi) disebut tail gate dan yang ada di sisi dalam (bagian yang lebih rendah) disebut main gate. Panjang permuka kerja diatur sekitar 150 250m, sedangkan layout akomodasi termasuk cutter, self advancing support dan lainnya ditunjukkan pada gambar 5.14.
Main gate dipakai untuk saluran udara segar dan lorong pengangkutan batubara, sedangkan tail gate dipakai untuk jalan keluar udara kotor dan pengangkutan mesin serta material. Sebagai conveyor di dalam permuka kerja dipakai chain conveyor.
![]() |
Gambar 5.15 Model Permuka Kerja Full Mekanis Metode Longwall
Ditinjau dari segi kemampuan penyangga, kemudahan kerja dan perawatan, maka ketebalan lapisan yang sesuai yaitu sekitar 2-3 m, namun ketika ini di luar negeri ada juga yang beroperasi pada ketebalan 4 m.
Panjang permuka kerja ditentukan dengan mempertimbangkan kapasitas angkut conveyor, kecepatan maju permuka kerja, serta kemampuan penggalian lubang bukaan yang bekerjasama dengannya, kondisi sesar dan sulit tidaknya pemeliharaan lapangan.
Jam operasi efektif drum cutter (hanya untuk pemotongan, tidak termasuk pemuatan) untuk 1 gilir yaitu 2-3 jam, dan kemajuan permuka kerja rata-rata per hari dengan operasi 3 gilir yaitu sekitar 7,0 m.
Belum ada Komentar untuk "Metode Tambang Batubara Bawah Tanah - Dasar-Dasar Metode Tambang Bawah Tanah - Pecahan V"
Posting Komentar