Max Wertheimer. Teori Belajar
Kelima aturan Gestalt yang telah dibahas sanggup diterapkan ke dalam proses pembelajaran. Selain hukum-hukum tersebut, seseorang dikatakan berguru jikalau mendapat beberapa hal berikut. Pertama, insight (wawasan), yaitu pemahaman terhadap kekerabatan antarbagian di dalam suatu situasi permasalahan. Insight diperoleh bilamana seseorang melihat kekerabatan tertentu antara banyak sekali unsur dalam situasi khusus. Dengan adanya insight akan diperoleh pemecahan masalah yang sanggup dimengerti. Inilah inti berguru berdasarkan aliran Gestalt. Jadi, hal yang penting bukanlah mengulang-ulang sesuatu yang harus dipelajari, melainkan memahaminya hingga mendapat insight.
Adapun timbulnya insight sangat ditentukan (dipengaruhi) oleh beberapa hal berikut ini.
a. Kesanggupan
Maksud kesanggupan ialah kemampuan inteligensi individu.
b. Pengalaman
Dengan belajar, seseorang niscaya akan mendapat pengalaman. Dalam hal ini pengalaman akan mempermudah munculnya insight.
c. Taraf kompleksitas dari suatu situasi
Semakin kompleks situasi berarti masalah yang dihadapi kian pelik (sulit dipecahkan)
d. Latihan
Banyaknya latihan akan sanggup meningkatkan kesanggupan untuk memperoleh insight dalam situasi-situasi bersamaan yang telah dilatih.
e. Trial and error
Seseorang mungkin sering tidak bisa memecahkan suatu masalah. Namun, sesudah mengadakan percobaan-percobaan, ia sanggup menemukan kekerabatan banyak sekali unsur dalam problem tersebut sehingga pada karenanya menemukan insight.
Kedua, pembelajaran yang bermakna (meaningful learning). Kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan insight di dalam proses pembelajaran. Semakin terang makna kekerabatan suatu unsur, maka sesuatu yang dipelajari akan kian efektif.
Ketiga, sikap orang yang berguru harus mempunyai tujuan (purposive behavior). Perilaku seorang pembelajar harus senantiasa mengarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akhir kekerabatan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jikalau penerima didik mengenal tujuan yang ingin dicapai. Oleh alasannya yaitu itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah kegiatan pengajaran serta membantu penerima didik dalam memahami tujuannya.
Keempat, ruang hidup (life space). Perilaku individu harus mempunyai keterkaitan dengan lingkungan sempurna ia berada. Oleh alasannya yaitu itu, bahan yang diajarkan hendaknya mempunyai keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan hidup penerima didik.
Kelima, transfer. Proses pembelajaran harus sanggup memindahkan (mentransfer) pola-pola sikap dalam situasi pembelajaran tertentu ke kondisi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer berguru terjadi dengan jalan melepaskan pengertian objek dari suatu konfigurasi situasi tertentu untuk lalu menempatkan dalam konfigurasi lain dalam tata susunan yang tepat. Transfer berguru akan terjadi apabila penerima didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu duduk masalah dan menemukan generalisasi untuk lalu dipakai dalam memecahkan masalah pada situasi lain.
Teori Gestalt menekankan pada proses-proses intelektual kompleks menyerupai bahasa, pikiran, pemahaman, serta pemecahan masalah sebagai aspek utama dalam proses belajar. Dalam hal ini, berguru terjadi alasannya yaitu kemampuan menangkap makna dan keterhubungan antarkomponen yang ada di lingkungannya. Teori berguru Gestalt ini berlaku untuk semua aspek pembelajar manusia, meskipun paling besar lengan berkuasa memengaruhi persepsi dan pemecahan masalah.
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. Max Wertheimer. Biografi Psikolog
2. Max Wertheimer. Psikologi Gestalt
3. Max Wertheimer. Phi Phenomena
4. Max Wertheimer. Prinsip Dasar
5. Max Wertheimer. Hukum Dasar
6. Max Wertheimer. Berpikir Produktif
Adapun timbulnya insight sangat ditentukan (dipengaruhi) oleh beberapa hal berikut ini.
a. Kesanggupan
Maksud kesanggupan ialah kemampuan inteligensi individu.
b. Pengalaman
Dengan belajar, seseorang niscaya akan mendapat pengalaman. Dalam hal ini pengalaman akan mempermudah munculnya insight.
c. Taraf kompleksitas dari suatu situasi
Semakin kompleks situasi berarti masalah yang dihadapi kian pelik (sulit dipecahkan)
d. Latihan
Banyaknya latihan akan sanggup meningkatkan kesanggupan untuk memperoleh insight dalam situasi-situasi bersamaan yang telah dilatih.
e. Trial and error
Seseorang mungkin sering tidak bisa memecahkan suatu masalah. Namun, sesudah mengadakan percobaan-percobaan, ia sanggup menemukan kekerabatan banyak sekali unsur dalam problem tersebut sehingga pada karenanya menemukan insight.
Kedua, pembelajaran yang bermakna (meaningful learning). Kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan insight di dalam proses pembelajaran. Semakin terang makna kekerabatan suatu unsur, maka sesuatu yang dipelajari akan kian efektif.
Ketiga, sikap orang yang berguru harus mempunyai tujuan (purposive behavior). Perilaku seorang pembelajar harus senantiasa mengarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akhir kekerabatan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jikalau penerima didik mengenal tujuan yang ingin dicapai. Oleh alasannya yaitu itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah kegiatan pengajaran serta membantu penerima didik dalam memahami tujuannya.
Keempat, ruang hidup (life space). Perilaku individu harus mempunyai keterkaitan dengan lingkungan sempurna ia berada. Oleh alasannya yaitu itu, bahan yang diajarkan hendaknya mempunyai keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan hidup penerima didik.
Kelima, transfer. Proses pembelajaran harus sanggup memindahkan (mentransfer) pola-pola sikap dalam situasi pembelajaran tertentu ke kondisi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer berguru terjadi dengan jalan melepaskan pengertian objek dari suatu konfigurasi situasi tertentu untuk lalu menempatkan dalam konfigurasi lain dalam tata susunan yang tepat. Transfer berguru akan terjadi apabila penerima didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu duduk masalah dan menemukan generalisasi untuk lalu dipakai dalam memecahkan masalah pada situasi lain.
Teori Gestalt menekankan pada proses-proses intelektual kompleks menyerupai bahasa, pikiran, pemahaman, serta pemecahan masalah sebagai aspek utama dalam proses belajar. Dalam hal ini, berguru terjadi alasannya yaitu kemampuan menangkap makna dan keterhubungan antarkomponen yang ada di lingkungannya. Teori berguru Gestalt ini berlaku untuk semua aspek pembelajar manusia, meskipun paling besar lengan berkuasa memengaruhi persepsi dan pemecahan masalah.
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. Max Wertheimer. Biografi Psikolog
2. Max Wertheimer. Psikologi Gestalt
3. Max Wertheimer. Phi Phenomena
4. Max Wertheimer. Prinsip Dasar
5. Max Wertheimer. Hukum Dasar
6. Max Wertheimer. Berpikir Produktif
Belum ada Komentar untuk "Max Wertheimer. Teori Belajar"
Posting Komentar