Makalah Temper Trantrum Pada Anak

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN TEMPER TRANTRUM dan KECEMASAN pada AUD
Temper tantrum yaitu ledakan kemarahan yang terjadi secara tiba-tiba, tanpa terencana. Pada anak-anak, ini bukan hanya untuk mencari perhatian dari orang cendekia balig cukup akal saja. Ketika mengalami tantrum, bawah umur cenderung melampiaskan segala bentuk kemarahannya. Baik itu menangis keras-keras, berteriak, menjerit-jerit, memukul, menggigit, mencubit, dsb. Tantrum biasanya terjadi pada usia 2 dan 3 tahun, akan mulai menurun pada usia 4 tahun. Mereka biasanya mengalami ini dalam waktu satu tahun. 23 hingga 83 persen dari anak usia 2 hingga 4 tahun pernah mengalami temper tantrum.
Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan sanggup muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari banyak sekali gangguan emosi (Savitri Ramaiah, 2003:10). Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri,2007:73) kecemasan yaitu respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman gres atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.









B.     PENYEBAB TEMPER TRANTRUM dan KECEMASAN pada ANAK

Penyebab Temper Trantrum pada anak
Temper tantrum biasa terjadi lantaran beberapa hal pemicu. Diantaranya adalah:
1. Frustrasi.
Jangan dikira hanya orang cendekia balig cukup akal saja yang sanggup frustrasi. Anak-anak pun mengalami hal ini. Misalnya, bawah umur akan menjadi cepat murka manakala mereka tidak sanggup mencapai sesuatu yang sangat mereka inginkan. Dalam artian, mereka gagal. Kegagalan memicu rasa frustrasi, dan karenanya kemarahan itupun meledak.
2. Lelah.
Anak-anak yang kelelahan, akan menjadi praktis marah. Aktivitasnya yang padat dan sedikit waktu bermain akan menciptakan bawah umur cepat murka dan emosi.


3. Orangtua terlalu mengekang.
Sikap orangtua yang terlalu banyak mendikte dan mengekang anak, juga sanggup besar lengan berkuasa bagi emosinya. Anak-anak yang merasa jenuh dengan kekangan orangtuanya, suatu ketika akan mencapai klimaks kejenuhan. Dan marah-marah yaitu salah satu bentuk ledakan tersebut.
4. Sifat dasar anak yang emosional.
Beberapa anak mewarisi sifat dasar emosional dari orangtuanya. Mereka ini cenderung tidak sabaran, praktis murka meski lantaran hal-hal kecil.

5. Keinginan tak dipenuhi.
Salah satu kesalahan yang sering kali dilakukan orangtua yaitu mereka begitu mudahnya membujuk bawah umur dengan iming-iming. Menangis sedikit, anak dibujuk dengan es krim atau mainan. Akhirnya ini akan menjadi kebiasaan, dan bawah umur mengenali teladan ini. Suatu ketika, ia mempunyai keinginan akan sesuatu, ia akan menangis dan mengamuk jikalau keinginan tersebut tidak segera dipenuhi oleh orangtuanya.
           
           
Penyebab Kecemasan pada anak
1.       Masalah dalam hidup
Gangguan kecemasan pada anak berpotensi akhir orang renta yang perfeksionis atau terlalu kritis. Jika bawah umur hanyak mendapat sedikit penghargaan dari orang tua, maka mereka akan bereaksi dengan sikap cemas.
2.       Masalah Fisiologis
Gangguan kecemasan ini sanggup muncul akhir faktor keturunan. Kecemasan sanggup pula disebabkan adanya ketidakseimbangan kimiawi dalam otak. Bebrbagai duduk kasus kesehatan akan memicu kecemasan pada anak.
3.       Faktor Lingkungan

Contoh diantaranya termasuk insiden stress berat dan stress, perceraian, janjkematian oran yang dicintai, dan perubahan suasana di sekolah.

4.        Kepribadian

Kepribadian memainkan tugas utama pada timbulnya gangguan kecemasan. Orang-orang yang rendah diri lebih rentan terhadap gangguan kecemasan, lantaran terus menerus berpikir negative juga sanggup menimbulkan gangguan kecemasan.
C.    GEJALA TEMPER TANTRUM dan KECEMASAN PADA AUD

Gejala Temper Tantrum pada Anak













Gejala Kecemasan pada Anak
1.      Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat
Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada pembuluh darah yang menimbulkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar. Namun dalam beberapa masalah yang ditemukan individu yang mengalami gangguan kecemasan kontinum detak jantung semakin lambat dibandingkan pada orang normal.
2.      Rasa sakit atau nyeri pada dada
Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu sanggup mencicipi rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai tanda serangan jantung yang sesungguhnya yaitu bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa panik yang justru memperburuk kondisi sebelumnya.
3.      Rasa sesak napas
Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang menimbulkan sensasi dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek ibarat kesulitan bernafas lantaran kehilangan udara.
4.      Berkeringat secara berlebihan
Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu badan yang tinggi. Keringat yang muncul disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap stressor
5.      Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap acara seksual

6.       Gangguan tidur

7.      Tubuh gemetar
Gemetar yaitu hal yang sanggup dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi yang angker atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan, rasa gemetar pada kaki, atau lengan maupun pada kepingan anggota badan yang lain.
8.      Tangan atau anggota badan menjadi dingin dan bekeringat
9.      Kecemasan depresi memunculkan inspirasi dan keinginan untuk bunuh diri
10.  Gangguan kesehatan ibarat sering mencicipi sakit kepala (migrain).





D.    INTERVENSI GURU

Intervensi Guru terhadap Temper Tantrum pada anak

1.      Cari tahu penyebabnya.
Dengan mengetahui penyebab bawah umur mengamuk, kita akan praktis memilih langkah yang harus kita ambil dalam menghadapi mereka.
2.      Jangan ikut emosi.
Biasanya, orangtua akan ikut-ikutan menjadi emosi manakala anak mereka mengamuk. Orangtua sanggup memukul, mencubit, Anak-anak bukannya akan berguru mengatasi kemarahan mereka, tapi malah semakin menganggap orangtuanya jahat.
3.      Abaikan dan ajari anak mengatasi kemarahannya.
Jangan turuti semua hal yang diinginkan pada ketika itu juga. Bersikap hirau taacuh dan tidak memperdulikan kemarahannya, sesungguhnya yaitu cara yang sangat jitu untuk membuatnya tahu, bahwa kemarahannya tidak sanggup membeli keinginannya. Katakan padanya, bahwa hanya bawah umur yang memberikan keinginan dengan cara yang sepakat yang akan mendapat keinginannya itu dari Anda. Bukan dengan amukan, tangisan, bahkan berguling-guling. Sikap tegas dan konsistensi Anda dengan sikap ini akan membuatnya berlatih lebih disiplin.
4.      Sudut diam.
Dalam artian, bukan mengurung anak di kamar mandi atau di gudang. Tidak perlu main kunci pintu atau rantai. Cukup sediakan sebuah bangku yang Anda sebut sebagai bangku diam. Saat mengamuk, dudukkan anak disana, dan ia dihentikan kemana-mana hingga ia sanggup menenangkan diri. Boleh juga meminta anak untuk masuk ke kamarnya sendiri dan menenangkan diri. Ia boleh keluar dan kembali menyapa Anda sehabis ia tenang.
Intervensi Guru terhadap Kecemasan pada anak

1.      Kontrol pernafasan yang baik
Rasa cemas menciptakan tingkat pernafasan semakin cepat, hal ini disebabkan otak "bekerja" tetapkan fight or flight ketika respon stres diterima oleh otak. Akibatnya suplai oksigen untuk jaringan badan semakin meningkat, ketidakseimbangan jumlah oksigen dan karbondiosida di dalam otak menciptakan badan gemetar, kesulitan bernafas, badan menjadi lemah dan gangguan visual. Ambil dalam-dalam hingga memenuhi paru-paru, lepaskan dengan perlahan-lahan akan menciptakan badan jadi nyaman, mengontrol pernafasan juga sanggup menghindari srangan panik.

2.      Melakukan relaksasi
Kecemasan meningkatkan tension otot, badan menjadi pegal terutama pada leher, kepala dan rasa nyeri pada dada. Cara yang sanggup ditempuh dengan melaksanakan teknik relaksasi dengan cara duduk atau berbaring, lakukan teknik pernafasan, usahakanlah menemukan kenyamanan selama 30 menit.

3.      Intervensi kognitif
Kecemasan timbul akhir ketidakberdayaan dalam menghadapi permasalahan, pikiran-pikiran negatif secara terus-menerus berkembang dalam pikiran. caranya yaitu dengan melaksanakan intervensi pikiran negatif dengan pikiran positif, sugesti diri dengan hal yang positif, singkirkan pikiran-pikiran yang tidak realistik. Bila badan dan pikiran sanggup mencicipi kenyamanan maka pikiran-pikiran kasatmata yang lebih konstruktif sanggup meuncul. Ide-ide kreatif sanggup dikembangkan dalam menuntaskan permasalahan.

4.      Pendekatan agama
Pendekatan agama akan menunjukkan rasa nyaman terhadap pikiran, kedekatan terhadap Tuhan dan doa-doa yang disampaikan akan menunjukkan harapan-harapan positif.



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Orang renta sanggup berguru bagaimana memelihara dan menegakkan disiplin secara efektif. Terlalu permisif dengan disiplin yang longgar menciptakan segala sesuatu harus dipenuhi. Sebaliknya, terlalu sewenang-wenang tidak baik dalam pengasuhan anak, coba sekali-kali gunakan gaya pengasuhan dengan lebih mendengarkan bunyi anak. Gaya pengasuhan sewenang-wenang yaitu gaya pengasuhan yang belum mengakui hak-hak anak. Intinya yaitu keseimbangan dalam pengasuhan, kapan orangtua perlu bertindak disiplin dan kapan perlu mendengarkan keinginan dan hak anak.
Kecemasan sanggup muncul pada situasi tertentu ibarat berbicara didepan umum, tekanan pekerjaan yang tinggi, menghadapi ujian. Situasi-situasi tersebut sanggup memicu munculnya kecemasan bahkan rasa takut. Namun, gangguan kecemasan muncul bila rasa cemas tersebut terus berlangsung lama, terjadi perubahan perilaku, atau terjadinya perubahan metabolisme tubuh.






Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Makalah Temper Trantrum Pada Anak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel