Kurt Lewin. Dinamika Kepribadian
a. Energi
Lewin beropini setiap gerak atau kerja—baik fisik maupun psikis—pasti membutuhkan energi. Pribadi dipandang sebagai sistem energi. Adapun energi yang mengakibatkan kerja psikologis disebut energi psikis. Jenis energi ini dilepaskan apabila sistem psikis berusaha kembali mencapai keseimbangan sesudah terlontar pada keadaan tidak seimbang. Hal ini terjadi lantaran adanya tegangan pada sistem satu dengan yang lain, baik dari luar maupun dari dalam diri.
b. Tegangan
Tegangan ialah suatu keadaan di dalam diri pribadi satu terhadap tempat dalam pribadi yang lain. Lewin menyebut tempat itu sebagai sistem. Tegangan mempunyai dua sifat konseptual. Pertama, keadaan tegang dalam suatu sistem tertentu cenderung berakhir melalui cara menyamakan diri dengan sistem lain untuk mencapai keseimbangan. Cara itu oleh Lewin disebut “proses”, yaitu sesuatu yang sanggup berwujud berpikir, mengingat, merasa, mempersepsikan, bertindak, dan sebagainya. Pribadi yang demikian sulit untuk membisu sehingga dirinya menjadi tidak terarah.
Kedua, tegangan menekankan garis batas sistem. Biasanya, suatu sistem membagi tegangan pada sistem lain sehingga salah satu sistem menjadi sangat lemah. Misalnya, seseorang harus mengerjakan tugas, tetapi tubuhnya sedang lelah. Maka, ia pun tidur. Sistem satu (mengerjakan tugas) membagi energi pada sistem yang lain (tidur) sehingga timbul tegangan di dalam dirinya.
c. Kebutuhan
Peningkatan tegangan atau pelepasan energi di suatu tempat dalam pribadi disebabkan oleh timbulnya kebutuhan. Dalam hal ini, kebutuhan ialah keadaan atau sifat pribadi yang mengakibatkan peningkatan tegangan dan pelepasan energi. Adapun kebutuhan sanggup dibangkitkan oleh harapan fisiologis (makan, minum, atau seks), hasrat akan sesuatu (mempunyai baju, mobil, pacar, dan sebagainya), serta dorongan mengerjakan suatu kegiatan (menyelesaikan tugas, menghadiri undangan, bermain sepak bola, menonton film di bioskop, dan sebagainya).
d. Valensi
Valensi ialah pengertian yang dipakai Lewin untuk menggambarkan sifat lingkungan psikologis, yaitu nilai lingkungan psikologis bagi pribadi. Nilai ini terdiri dari dua macam daerah, yakni faktual dan negatif. Daerah yang bernilai faktual mengandung objek tujuan yang akan mereduksi tegangan apabila pribadi memasuki tempat tersebut. Adapun tempat yang bernilai negatif akan meningkatkan tegangan.
e. Vektor
Valensi tidak mendorong pribadi untuk bergerak dalam lingkungannya, tetapi hanya memperlihatkan petunjuk terhadap arah gerakan. Adapun sesuatu yang akan mendorong gerakan ialah vektor. Suatu gerakan (locomotion) terjadi apabila ada kekuatan cukup besar yang mendorong pribadi.
f. Lokomosi
Lokomosi (locomotion) ialah cara menggambarkan gerakan dengan ilustrasi. Sebagai contoh, seorang anak melewati sebuah toko. Ia melihat di etalase toko sebuah boneka yang sangat anggun sehingga ingin memilikinya. Jadi, penglihatannya terhadap boneka menjadikan kebutuhan akan benda tersebut. Jika anak tersebut harus masuk ke toko untuk membeli boneka, hal itu disebut lokomosi.
g. Pengubahan struktur
Dinamika kepribadian juga tampak pada pengubahan struktur lingkungan psikologis. Pengubahan itu berlangsung dalam dua hal. Pertama, nilai daerah-daerah berubah. Pengubahan di sini sanggup berlangsung secara kuantitatif (dari sikap faktual sedikit menjadi banyak) ataupun kualitatif (dari sikap negatif menjadi positif). Kedua, vektor berubah. Pengubahan di sini sanggup berlangsung dalam tiga aspek, yaitu arah, kekuatan, serta arah sekaligus kekuatan.
h. Perkembangan kepribadian
Hakikat perkembangan kepribadian berdasarkan Lewin ialah perubahan-perubahan tingkah laris (behavioral change). Lebih lanjut, Lewin mengelompokkan perkembangan kepribadian sebagai berikut.
1) Perubahan di dalam variasi tingkah laku. Semakin bertambah umur seseorang, maka kian bertambah pula kegiatan, perasaan, kebutuhan, serta hubungan sosialnya.
2) Perubahan dalam organisasi dan struktur tingkah laku
3) Bertambah luasnya area aktivitas. Makin bertambah cukup umur anak, maka area aktivitasnya bertambah luas
4) Perubahan dalam taraf realitas. Semakin bertambah umur anak, maka dimensi realitas dan irealitasnya juga ikut berubah
5) Tingkah laris yang semakin terdiferensiasi. Tingkah laris anak kecil bersifat difus. Setelah anak menjadi lebih besar, maka tingkah lakunya semakin terdiferensiasi.
6) Perkembangan berarti diferensiasi dan stratifikasi. Semakin bertambah umur seseorang, maka daerah-daerah di dalam pribadi dan lingkungan psikologisnya kian berkembang.
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. Kurt Lewin. Biografi Psikolog
2. Kurt Lewin. Teori Medan Kognitif
Lewin beropini setiap gerak atau kerja—baik fisik maupun psikis—pasti membutuhkan energi. Pribadi dipandang sebagai sistem energi. Adapun energi yang mengakibatkan kerja psikologis disebut energi psikis. Jenis energi ini dilepaskan apabila sistem psikis berusaha kembali mencapai keseimbangan sesudah terlontar pada keadaan tidak seimbang. Hal ini terjadi lantaran adanya tegangan pada sistem satu dengan yang lain, baik dari luar maupun dari dalam diri.
b. Tegangan
Tegangan ialah suatu keadaan di dalam diri pribadi satu terhadap tempat dalam pribadi yang lain. Lewin menyebut tempat itu sebagai sistem. Tegangan mempunyai dua sifat konseptual. Pertama, keadaan tegang dalam suatu sistem tertentu cenderung berakhir melalui cara menyamakan diri dengan sistem lain untuk mencapai keseimbangan. Cara itu oleh Lewin disebut “proses”, yaitu sesuatu yang sanggup berwujud berpikir, mengingat, merasa, mempersepsikan, bertindak, dan sebagainya. Pribadi yang demikian sulit untuk membisu sehingga dirinya menjadi tidak terarah.
Kedua, tegangan menekankan garis batas sistem. Biasanya, suatu sistem membagi tegangan pada sistem lain sehingga salah satu sistem menjadi sangat lemah. Misalnya, seseorang harus mengerjakan tugas, tetapi tubuhnya sedang lelah. Maka, ia pun tidur. Sistem satu (mengerjakan tugas) membagi energi pada sistem yang lain (tidur) sehingga timbul tegangan di dalam dirinya.
c. Kebutuhan
Peningkatan tegangan atau pelepasan energi di suatu tempat dalam pribadi disebabkan oleh timbulnya kebutuhan. Dalam hal ini, kebutuhan ialah keadaan atau sifat pribadi yang mengakibatkan peningkatan tegangan dan pelepasan energi. Adapun kebutuhan sanggup dibangkitkan oleh harapan fisiologis (makan, minum, atau seks), hasrat akan sesuatu (mempunyai baju, mobil, pacar, dan sebagainya), serta dorongan mengerjakan suatu kegiatan (menyelesaikan tugas, menghadiri undangan, bermain sepak bola, menonton film di bioskop, dan sebagainya).
d. Valensi
Valensi ialah pengertian yang dipakai Lewin untuk menggambarkan sifat lingkungan psikologis, yaitu nilai lingkungan psikologis bagi pribadi. Nilai ini terdiri dari dua macam daerah, yakni faktual dan negatif. Daerah yang bernilai faktual mengandung objek tujuan yang akan mereduksi tegangan apabila pribadi memasuki tempat tersebut. Adapun tempat yang bernilai negatif akan meningkatkan tegangan.
e. Vektor
Valensi tidak mendorong pribadi untuk bergerak dalam lingkungannya, tetapi hanya memperlihatkan petunjuk terhadap arah gerakan. Adapun sesuatu yang akan mendorong gerakan ialah vektor. Suatu gerakan (locomotion) terjadi apabila ada kekuatan cukup besar yang mendorong pribadi.
f. Lokomosi
Lokomosi (locomotion) ialah cara menggambarkan gerakan dengan ilustrasi. Sebagai contoh, seorang anak melewati sebuah toko. Ia melihat di etalase toko sebuah boneka yang sangat anggun sehingga ingin memilikinya. Jadi, penglihatannya terhadap boneka menjadikan kebutuhan akan benda tersebut. Jika anak tersebut harus masuk ke toko untuk membeli boneka, hal itu disebut lokomosi.
g. Pengubahan struktur
Dinamika kepribadian juga tampak pada pengubahan struktur lingkungan psikologis. Pengubahan itu berlangsung dalam dua hal. Pertama, nilai daerah-daerah berubah. Pengubahan di sini sanggup berlangsung secara kuantitatif (dari sikap faktual sedikit menjadi banyak) ataupun kualitatif (dari sikap negatif menjadi positif). Kedua, vektor berubah. Pengubahan di sini sanggup berlangsung dalam tiga aspek, yaitu arah, kekuatan, serta arah sekaligus kekuatan.
h. Perkembangan kepribadian
Hakikat perkembangan kepribadian berdasarkan Lewin ialah perubahan-perubahan tingkah laris (behavioral change). Lebih lanjut, Lewin mengelompokkan perkembangan kepribadian sebagai berikut.
1) Perubahan di dalam variasi tingkah laku. Semakin bertambah umur seseorang, maka kian bertambah pula kegiatan, perasaan, kebutuhan, serta hubungan sosialnya.
2) Perubahan dalam organisasi dan struktur tingkah laku
3) Bertambah luasnya area aktivitas. Makin bertambah cukup umur anak, maka area aktivitasnya bertambah luas
4) Perubahan dalam taraf realitas. Semakin bertambah umur anak, maka dimensi realitas dan irealitasnya juga ikut berubah
5) Tingkah laris yang semakin terdiferensiasi. Tingkah laris anak kecil bersifat difus. Setelah anak menjadi lebih besar, maka tingkah lakunya semakin terdiferensiasi.
6) Perkembangan berarti diferensiasi dan stratifikasi. Semakin bertambah umur seseorang, maka daerah-daerah di dalam pribadi dan lingkungan psikologisnya kian berkembang.
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. Kurt Lewin. Biografi Psikolog
2. Kurt Lewin. Teori Medan Kognitif
Belum ada Komentar untuk "Kurt Lewin. Dinamika Kepribadian"
Posting Komentar