Ketergantungan Terhadap Produksi Pertanian Dan Ekspor Barang Primer

Sebagian besar penduduk negara-negara Dunia Ketiga hidup dan bekerja di daerah pedesaan. Lebih dari 65 persen jumlah penduduk negara-negara bekembang tinggal menetap, bahkan turun-temurun, di pedesaan, sementara penduduk negara-negara maju yang tinggal di desaidesa kurang dari 27 persen. Demikian pula halnya dengan angkatan kerja. 

Sekitar 58 persen angkatan kerja di negara-negara Dunia Ketiga mencari nafkah di sektor pertanian, sementara di negara-negara maju spesialuntuk sekitar 5 persen. melaluiataubersamaini kondisi ini, tidak heran bila negara-negara Dunia Ketiga banyak bertumpu pada produksi pertanian. 

  • Tingkat Produktivitas Pertanian yang Rendah
Rendahnya tingkat produktivitas ini disebabkan oleh terlalu besarnya jumlah penduduk dibandingkan dengan luas tanah yang tersedia, juga lantaran teknologi yang dipergunakan di sektor pertanian di negara-negara berkembang itu seringkali masih rendah atau bahkan primitif. 

Walaupun suatu negara mempunyai luas tanah yang berlimpah-limpah, namun, jikalau teknologi yang digunakan masih primitif, menyerupai masih digunakan-nya bajak tangan dan penyisir tanah yang digerakkan oleh tenaga insan atau hewan (sapi, kerbau, keledai), maka setiap petani mustahil mengolah lahan lebih dari 5-8 hektar. 

Selain itu, banyak petani di negara-negara Dunia Ketiga, khususnya di tempat Asia dan Amerika Latin, yang tidak mempunyai tanahnya sendiri. Mereka spesialuntuk menyewa sebidang tanah garapan yang sempit dari para tuan tanah. Dalam kenyataannya, di banyak negara berkembang, Para petani spesialuntuk mempunyai tanah rata-rata seluas 1-3 hektar. 

Dewasa ini, luas tanah mereka tidak lagi seluas itu, dan ukurannya semakin usang semakin sempit. Hasil tanah tersebut sangat diandalkan untuk memenuhi nafkah mereka secara beramai-ramai, baik itu secara eksklusif (langsung dikonsumsi oleh keluarganya) maupun tidak eksklusif (hasil pguan tersebut dijual lampau ke daerah perkotaan dan nonpertanian), sehingga rata-rata setiap hektar tanah digunakan untuk menghidupi 10-15 orang. 

Oleh lantaran itu, masuk akal saja jikalau usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas pertanian serta menaikkan produksi rata-rata per hektar tanaman padi, gandum, jagung, kedelai, dan padi-padian, remaja ini ialah prioritas utama dalam pembangunan nasional di banyak negara berkembang. 

negara Dunia Ketiga hidup dan bekerja di daerah pedesaan Ketergantungan Terhadap Produksi Pertanian dan Ekspor Barang Primer

  • Ketergantungan pada Ekspor Primer
Pada umumnya, pereko-nomian negara-negara berkembang lebih banyak tergantung pada produksi barang primer (produk-produk pertanian, materi bakar, hasil hutan, dan bahan-bahan mentah) daripada barang-barang sekunder (barang-barang hasil olahan sektor industri atau manu-faktur) dan barang tersier (jasa-jasa). 

Produksi barang primer ini ialah andalan ekspor yang ke negara-negara lain (baik ke negara-negara maju maupun ke sesama negara-negara berkembang). Terkecuali beberapa negara dianugerahi dengan sumber minyak dan mineral berharga lainnya, ekspor utama negara-negara berkembang terdiri dari materi masakan pokok, biji-bijian nonpangan, dan bahan-bahan mentah. Di daerah Afrika sub-Sahara, misalnya, 88 persen dari seluruh pendapatan ekspor didapat dari komoditi ekspor. 

Ekspor banyak sekali macam komoditi primer itu ialah sumber devisa yang utama bagi negara-negara berkembang. Sialnya, banyak negara berkembang yang terlilit utang luar negeri dalam jumlah yang sangat besar sehingga selama periode 1980-1990-an, sebagian besar devisa hasil ekspor tersebut harus mereka relakan sebagai pembayaran cicilan dan bunga utang.



Daftar Pustaka: PT. Phibeta Aneka Gama

Belum ada Komentar untuk "Ketergantungan Terhadap Produksi Pertanian Dan Ekspor Barang Primer"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel