Kegunaan Sosiologi Dalam Penelitian
Sosiologi mempunyai metode-metode penelitian sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Objek penelitiannya meliputi hampir semua aspek kehidupan manusia, terutama aspek yang berafiliasi dengan interaksi antarmanusia dalam masyarakat. Tugasnya ialah mencari dan menemukan data faktual perihal kebenaran yang terlepas dari nilai-nilai subjektif. Informasi sosiologis yang disajikan senantiasa ditemukan melalui metode-metode ilmiah yang sudah teruji dan tidak diragukan keuntungannya atas bukti-bukti kebenaran sebagai hasil penelitiannya. Dengan kriteria semacam itu, sosiologi secara kategoris tidaklah lebih rendah daripada ilmu-ilmu lainnya dalam hal keahlian penggalian dan analisis data.
Oleh lantaran itu mengherankan apabila akhir-akhir ini para jago sosiologi banyak dilibatkan dalam bidang telaah ilmiah, khususnya sebagai pencari data dalam rangka pemecahan problem sosial. Para sosiolog dianggap sebagai personal yang mempunyai kemampuan untuk duduk dalam banyak sekali jabatan, ibarat bidang personalia, hubungan kerja atau hubungan perburuhan, dan banyak sekali anggota tim jenis penilaian tingkat kriminalitas, pencemaran lingkungan dan banyak lagi bidang-bidang yang berafiliasi dengan kepentingan soal-soal kemasyarakatan. David Berry (1983) mengakui bahwa pandangan jago sosiologi mungkin lebih teliti dibandingkan dengan orang-orang lainnya, tetapi pandangan ini tetap akan tergantung kepada kerangka ajaran yang dianut oleh jago sosiologi yang bersangkutan.
Dalam berhadapan dengan masa perubahan ibarat kini ini, dengan corak kehidupan sosial yang kompleks dan rumit, keahlian dalam bidang penelitian sosiologis sangat dibutuhkan. Pada dasarnya metode-metode penelitian sosiologis relatif sama dengan metode-metode penelitian yang digunakan oleh disiplin ilmu-ilmu yang lain. Perbedaan yang utama ialah bahwa dalam penelitian sosiologis lebih mengutamakan hasil nyata yang objektif; bebas dari kecenderungan penilaian baik dan buruk, di samping berusaha menghindar dari kepentingan subjektif. Dalam penelitian sosiologi banyak menyangkut cara-cara berpikir ilmiah yang meliputi, pertama; perihal pemahaman terhadap simbol-simbol, kata-kata atau kode-kode dan banyak sekali istilah yang digunakan oleh masyarakat sebagai objek penelitian empiris. Kedua, pemahaman terhadap teori-teori sosiologi yang memandang pola-pola tingkah laris insan dalam masyarakat sanggup diramalkan. Ketiga, kemampuan untuk mempertimbangkan banyak sekali fenomena sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat, terlepas dari prasangka-prasangka subjektif. Keempat; kemampuan berpikir dalam melihat kecenderungan-kecenderungan arah perubahan pola-pola tingkah laris masyarakat atas sebab-sebab tertentu. Kelima, kehati-hatian dalam menjaga argumen yang logis, sehingga tidak terjebak dalam logika ideal, tetapi palsu.
Cara-cara berpikir tersebut sanggup dimanfaatkan sebagai alat penangkal biar tidak keliru dalam menjaring data yang sanggup menciptakan kesimpulan yang tak berarti. Kendatipun secara jujur perlu diakui bahwa prediksi sosiologi tidak setepat signifikan sebagaimana yang dimiliki oleh ilmu-ilmu eksak; akan tetapi sosiologi mempunyai kemampuan yang lebih itu dalam memprediksi dan menginterpretasikan data yang menyangkut hubungan lantaran akhir dalam hampir semua aspek kehidupan manusia.
Beberapa buah metode (teknik) utama yang digunakan dalam penelitian sosiologi, di antaranya ialah untuk menguji kebenaran hipotesis-hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan masalah-masalah yang timbul secara nyata dalam kehidupan insan dalam masyarakat. Metode-metode utama umumnya yang digunakan dalam penelitian sosiologi itu ialah sebagai berikut:
1. Metode statistik banyak digunakan untuk memperlihatkan hubungan-hubungan dan pengaruh-pengaruh kausalitas, di samping sanggup memperkecil prasangka-prasangka pribadi atau sepihak. Metode statistik yang paling sederhana dan tidak absurd lagi, sekalipun bagi peneliti pemula ialah teknik enumerasi (enumeration= penghitungan). Dengan hanya memakai tabulasi jawaban-jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, maka sudah sanggup diketahui dan sanggup disimpulkan hasilnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Beberapa penelitian sosiologis lainnya banyak memakai metode statistik dengan taraf yang lebih tinggi, mulai dari standar deviasi, chisquare, sosiometri, banyak sekali model korelasi, analisis jalur, metaanalisis, hingga pada metode analisis regresi.
2. Metode eksperimen atau percobaan digunakan untuk menguji efek dari proses perubahan referensi kehidupan masyarakat. Metode ini dilakukan terhadap dua kelompok; yang satu kelompok eksperimen dan yang lain merupakan kelompok kontrol atau kelompok coba. Penelitian dilakukan terhadap kelompok coba untuk mengetahui perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan sikap anggota kelompok sesudah dilakukan eksperimen tersebut. Perbedaan-perbedaan dan perubahan-perubahan itu gres akan diketahui sesudah dilakukan perbandingan dengan kelompok kontrol pada waktu yang sama. Dengan demikian penelitian sosiologi sanggup juga berfungsi untuk menarik suatu kesimpulan bahwa faktor eksperimen itulah yang menimbulkan perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang terjadi, sepanjang faktor-faktor lain tidak mengganggu. Untuk lebih efektifnya diupayakan biar kelompok yang diteliti terutama kelompok eksperimen tidak perlu tahu, lantaran dikhawatirkan mereka akan melaksanakan tindakan palsu.
3. Metode partisipasi digunakan untuk penelitian secara mendalam perihal kehidupan kelompok yang mustahil dilakukan dengan memakai identitas peneliti. Metode ini hanya sanggup efektif apabila dilakukan oleh peneliti yang memang mengetahui dan mengenal sifat-sifat objek penelitian; di samping peneliti mempunyai pengalaman pribadi sebagai anggota suatu kelompok objek penelitian tersebut. Dalam proses partisipasinya, peneliti sekaligus melaksanakan pengamatan atau aktivitas penelitiannya dengan berbaur bersama masyarakat objek yang diteliti tersebut. Mengenai identitas sebagai peneliti atau identitas yang berbeda dengan objek penelitian itu, sebesar mungkin harus dihindarkan. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penelitian partisipasi ialah jangan hingga hanyut dengan keterlibatan secara emosional terhadap kelompok objek yang sedang diteliti; lantaran pada dikala peneliti hanyut pada arus sikap yang diinginkan kelompok objek dan tidak sanggup mempertahankan dirinya sebagai peneliti, pada dikala itu pula peneliti akan kehilangan jejak perihal apa yang dicari dalam penelitian itu. Dalam penelitian ini peneliti harus sanggup bertindak seperti terlibat secara emosional, akan tetapi bekerjsama ia tetap pada posisi sebagai peneliti ilmiah yang tidak mempunyai prasangka sepihak.
4. Metode studi kasus digunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa-peristiwa tertentu, contohnya perihal gerakan-gerakan sekelompok mahasiswa, gerakan-gerakan organisasi tertentu, gerakan-gerakan buruh dalam menuntut kenaikan gaji, dan sebagainya, sanggup diteliti sebagai kasus tertentu yang terbatas sifatnya.
5. Metode survei lapangan digunakan untuk memperoleh data yang mustahil didapat dengan cara-cara lain, oleh lantaran populasi yang begitu besar dan luas. Metode ini digunakan apabila ingin mencari data yang hanya ada pada kehidupan masyarakat secara langsung. Penelitian ini biasanya dilakukan dengan cara-cara tertentu, ibarat angket, wawancara langsung, atau mungkin dilakukan dengan cara observasi langsung. Sebelum pelaksanaan penelitian, diharapkan beberapa persiapan, yaitu pertama kali harus ditentukan populasi dan sekaligus memilih sampel objek penelitian, kemudian menciptakan instrumen (angket) dengan bahasa yang diadaptasi dengan kemampuan objek penelitian; bersamaan dengan itu pula perlu juga dilakukan pendekatan sosial, dan lain-lain persiapan lapangan yang diperlukan. Penelitian ini tidak gampang dilakukan oleh peneliti-peneliti pemula atau peneliti kurang berkemampuan dalam bidang sosiologi; oleh lantaran itu pada praktiknya sangat membutuhkan tenaga yang benar-benar jago dan berminat besar dalam bidang sosiologi tersebut. Lebih-lebih penelitian ini biasanya tidak cukup hanya dilakukan dalam waktu beberapa hari saja, bisa berminggu-minggu atau berbulan-bulan, bahkan bisa hingga memakan waktu bertahun-tahun lamanya.
Semua metode-metode yang digunakan dalam penelitian sosiologi tersebut telah diakui bukti-buktinya secara ilmiah; ia sudah lazim digunakan untuk melaksanakan penelitian kelompok atau interdisiplin dalam rangka upaya memperoleh hasil yang terpercaya. Dalam penelitian sosiologi, lebih-lebih dengan variabel-variabelnya berganda, jarang sekali hanya memakai hanya satu teknik analisis data saja; di samping bersifat kontinu oleh lantaran penelitian sosiologis biasanya jarang hanya sanggup selesai dengan sebatas waktu saja.
Bertolak dari kenyataan itu, sosiologi memperlihatkan keistimewaannya tersendiri dalam hal upaya mengungkapkan problem yang faktual mengenai hubungan insan dengan segala permasalahan hidupnya. Perlakukan sosiologi dalam penelitian menganggap bahwa suatu tindakan sosial bukannya berdasarkan naluri-naluri atau pola-pola yang kaku dan tidak mengalami perubahan-perubahan. Sosiologi dalam penelitiannya perihal tindakan sosial (manusia) dalam masyarakat selalu bersandar dengan interpretasinya yang logis; objeknya diutamakan pada situasi yang dialami, diketahui dan dilihat, sehingga sedikit banyak dalam hal peramalan dan asumsi-asumsinya sanggup dibuktikan kebenarannya. Perhatian para sosiolog banyak dipusatkan pada penelitian objektif terhadap antarhubungan insan yang bersifat umum secara berulang-ulang.
Indikator-indikator ibarat yang terkondisi dalam karakteristik penelitian sosiologi tersebut kiranya penting untuk dipahami; paling tidak para peneliti tidak terjebak dalam menilai kenyataan-kenyataan yang dipilih sebagai problem penelitian. Dikatakan demikian oleh lantaran kenyataan suatu situasi yang sama mempunyai kemungkinan dan arti yang berbeda-beda dalam lingkungan masyarakat dan kebudayaan yang berlainan. Kendatipun sosiologi sangat gandrung dengan aplikasi penelitian yang bersifat empiris, akan tetapi ia sama sekali tidak meninggalkan himpunan landasan teori dan norma-norma yang berlaku. Sosiologi beranggapan bahwa lebih baik berpraktik tanpa teori daripada berteori tanpa praktik; akan lebih baik lagi apabila berpraktik berlandaskan teori.
Atas dasar kenyataan itu semua, maka tidak mengherankan kalau sosiologi banyak digunakan pula oleh banyak sekali kalangan praktisi pihak-pihak swasta, pemerintah dan banyak pula dimanfaatkan oleh peneliti-peneliti dari disiplin lain.
Harry Albert mengemukakan bahwa hingga kini telah semakin banyak ratifikasi pemerintah kepada ilmu-ilmu sosial, terutama sosiologi. Banyak organisasi-organisasi swasta, lembaga-lembaga pengumpul pendapat umum dan penelitian pasar, organisasi-organisasi industri dan manufaktur serta lembaga-lembaga profesional, juga memakai atau menyokong penelitian di bidang sosiologi. Untuk pemilik forum kerja semacam itu, para sosiolog mengadakan penyelidikan mengenai efisiensi produksi, semangat kerja, sikap-sikap, keyakinan serta nilai-nilai potensial yang berafiliasi dengan tingkah laku. Segala macam badan, baik kecil maupun besar juga memperlihatkan banyak sokongan kepada penelitian-penelitian penting di bidang sosiologi.
Sumber
Syani, Abdul. 1992. Sosiologi; Skematika, Teori, dan Terapan. Bumi Aksara. Jakarta
Download
Baca Juga
1. Kegunaan Sosiologi dalam Perencanaan Sosial
2. Kegunaan Sosiologi dalam Pembangunan
3. Kegunaan Sosiologi dalam Pemecahan Masalah Sosial
Dalam berhadapan dengan masa perubahan ibarat kini ini, dengan corak kehidupan sosial yang kompleks dan rumit, keahlian dalam bidang penelitian sosiologis sangat dibutuhkan. Pada dasarnya metode-metode penelitian sosiologis relatif sama dengan metode-metode penelitian yang digunakan oleh disiplin ilmu-ilmu yang lain. Perbedaan yang utama ialah bahwa dalam penelitian sosiologis lebih mengutamakan hasil nyata yang objektif; bebas dari kecenderungan penilaian baik dan buruk, di samping berusaha menghindar dari kepentingan subjektif. Dalam penelitian sosiologi banyak menyangkut cara-cara berpikir ilmiah yang meliputi, pertama; perihal pemahaman terhadap simbol-simbol, kata-kata atau kode-kode dan banyak sekali istilah yang digunakan oleh masyarakat sebagai objek penelitian empiris. Kedua, pemahaman terhadap teori-teori sosiologi yang memandang pola-pola tingkah laris insan dalam masyarakat sanggup diramalkan. Ketiga, kemampuan untuk mempertimbangkan banyak sekali fenomena sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat, terlepas dari prasangka-prasangka subjektif. Keempat; kemampuan berpikir dalam melihat kecenderungan-kecenderungan arah perubahan pola-pola tingkah laris masyarakat atas sebab-sebab tertentu. Kelima, kehati-hatian dalam menjaga argumen yang logis, sehingga tidak terjebak dalam logika ideal, tetapi palsu.
Cara-cara berpikir tersebut sanggup dimanfaatkan sebagai alat penangkal biar tidak keliru dalam menjaring data yang sanggup menciptakan kesimpulan yang tak berarti. Kendatipun secara jujur perlu diakui bahwa prediksi sosiologi tidak setepat signifikan sebagaimana yang dimiliki oleh ilmu-ilmu eksak; akan tetapi sosiologi mempunyai kemampuan yang lebih itu dalam memprediksi dan menginterpretasikan data yang menyangkut hubungan lantaran akhir dalam hampir semua aspek kehidupan manusia.
Beberapa buah metode (teknik) utama yang digunakan dalam penelitian sosiologi, di antaranya ialah untuk menguji kebenaran hipotesis-hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan masalah-masalah yang timbul secara nyata dalam kehidupan insan dalam masyarakat. Metode-metode utama umumnya yang digunakan dalam penelitian sosiologi itu ialah sebagai berikut:
1. Metode statistik banyak digunakan untuk memperlihatkan hubungan-hubungan dan pengaruh-pengaruh kausalitas, di samping sanggup memperkecil prasangka-prasangka pribadi atau sepihak. Metode statistik yang paling sederhana dan tidak absurd lagi, sekalipun bagi peneliti pemula ialah teknik enumerasi (enumeration= penghitungan). Dengan hanya memakai tabulasi jawaban-jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, maka sudah sanggup diketahui dan sanggup disimpulkan hasilnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Beberapa penelitian sosiologis lainnya banyak memakai metode statistik dengan taraf yang lebih tinggi, mulai dari standar deviasi, chisquare, sosiometri, banyak sekali model korelasi, analisis jalur, metaanalisis, hingga pada metode analisis regresi.
2. Metode eksperimen atau percobaan digunakan untuk menguji efek dari proses perubahan referensi kehidupan masyarakat. Metode ini dilakukan terhadap dua kelompok; yang satu kelompok eksperimen dan yang lain merupakan kelompok kontrol atau kelompok coba. Penelitian dilakukan terhadap kelompok coba untuk mengetahui perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan sikap anggota kelompok sesudah dilakukan eksperimen tersebut. Perbedaan-perbedaan dan perubahan-perubahan itu gres akan diketahui sesudah dilakukan perbandingan dengan kelompok kontrol pada waktu yang sama. Dengan demikian penelitian sosiologi sanggup juga berfungsi untuk menarik suatu kesimpulan bahwa faktor eksperimen itulah yang menimbulkan perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang terjadi, sepanjang faktor-faktor lain tidak mengganggu. Untuk lebih efektifnya diupayakan biar kelompok yang diteliti terutama kelompok eksperimen tidak perlu tahu, lantaran dikhawatirkan mereka akan melaksanakan tindakan palsu.
3. Metode partisipasi digunakan untuk penelitian secara mendalam perihal kehidupan kelompok yang mustahil dilakukan dengan memakai identitas peneliti. Metode ini hanya sanggup efektif apabila dilakukan oleh peneliti yang memang mengetahui dan mengenal sifat-sifat objek penelitian; di samping peneliti mempunyai pengalaman pribadi sebagai anggota suatu kelompok objek penelitian tersebut. Dalam proses partisipasinya, peneliti sekaligus melaksanakan pengamatan atau aktivitas penelitiannya dengan berbaur bersama masyarakat objek yang diteliti tersebut. Mengenai identitas sebagai peneliti atau identitas yang berbeda dengan objek penelitian itu, sebesar mungkin harus dihindarkan. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penelitian partisipasi ialah jangan hingga hanyut dengan keterlibatan secara emosional terhadap kelompok objek yang sedang diteliti; lantaran pada dikala peneliti hanyut pada arus sikap yang diinginkan kelompok objek dan tidak sanggup mempertahankan dirinya sebagai peneliti, pada dikala itu pula peneliti akan kehilangan jejak perihal apa yang dicari dalam penelitian itu. Dalam penelitian ini peneliti harus sanggup bertindak seperti terlibat secara emosional, akan tetapi bekerjsama ia tetap pada posisi sebagai peneliti ilmiah yang tidak mempunyai prasangka sepihak.
4. Metode studi kasus digunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa-peristiwa tertentu, contohnya perihal gerakan-gerakan sekelompok mahasiswa, gerakan-gerakan organisasi tertentu, gerakan-gerakan buruh dalam menuntut kenaikan gaji, dan sebagainya, sanggup diteliti sebagai kasus tertentu yang terbatas sifatnya.
5. Metode survei lapangan digunakan untuk memperoleh data yang mustahil didapat dengan cara-cara lain, oleh lantaran populasi yang begitu besar dan luas. Metode ini digunakan apabila ingin mencari data yang hanya ada pada kehidupan masyarakat secara langsung. Penelitian ini biasanya dilakukan dengan cara-cara tertentu, ibarat angket, wawancara langsung, atau mungkin dilakukan dengan cara observasi langsung. Sebelum pelaksanaan penelitian, diharapkan beberapa persiapan, yaitu pertama kali harus ditentukan populasi dan sekaligus memilih sampel objek penelitian, kemudian menciptakan instrumen (angket) dengan bahasa yang diadaptasi dengan kemampuan objek penelitian; bersamaan dengan itu pula perlu juga dilakukan pendekatan sosial, dan lain-lain persiapan lapangan yang diperlukan. Penelitian ini tidak gampang dilakukan oleh peneliti-peneliti pemula atau peneliti kurang berkemampuan dalam bidang sosiologi; oleh lantaran itu pada praktiknya sangat membutuhkan tenaga yang benar-benar jago dan berminat besar dalam bidang sosiologi tersebut. Lebih-lebih penelitian ini biasanya tidak cukup hanya dilakukan dalam waktu beberapa hari saja, bisa berminggu-minggu atau berbulan-bulan, bahkan bisa hingga memakan waktu bertahun-tahun lamanya.
Semua metode-metode yang digunakan dalam penelitian sosiologi tersebut telah diakui bukti-buktinya secara ilmiah; ia sudah lazim digunakan untuk melaksanakan penelitian kelompok atau interdisiplin dalam rangka upaya memperoleh hasil yang terpercaya. Dalam penelitian sosiologi, lebih-lebih dengan variabel-variabelnya berganda, jarang sekali hanya memakai hanya satu teknik analisis data saja; di samping bersifat kontinu oleh lantaran penelitian sosiologis biasanya jarang hanya sanggup selesai dengan sebatas waktu saja.
Bertolak dari kenyataan itu, sosiologi memperlihatkan keistimewaannya tersendiri dalam hal upaya mengungkapkan problem yang faktual mengenai hubungan insan dengan segala permasalahan hidupnya. Perlakukan sosiologi dalam penelitian menganggap bahwa suatu tindakan sosial bukannya berdasarkan naluri-naluri atau pola-pola yang kaku dan tidak mengalami perubahan-perubahan. Sosiologi dalam penelitiannya perihal tindakan sosial (manusia) dalam masyarakat selalu bersandar dengan interpretasinya yang logis; objeknya diutamakan pada situasi yang dialami, diketahui dan dilihat, sehingga sedikit banyak dalam hal peramalan dan asumsi-asumsinya sanggup dibuktikan kebenarannya. Perhatian para sosiolog banyak dipusatkan pada penelitian objektif terhadap antarhubungan insan yang bersifat umum secara berulang-ulang.
Atas dasar kenyataan itu semua, maka tidak mengherankan kalau sosiologi banyak digunakan pula oleh banyak sekali kalangan praktisi pihak-pihak swasta, pemerintah dan banyak pula dimanfaatkan oleh peneliti-peneliti dari disiplin lain.
Harry Albert mengemukakan bahwa hingga kini telah semakin banyak ratifikasi pemerintah kepada ilmu-ilmu sosial, terutama sosiologi. Banyak organisasi-organisasi swasta, lembaga-lembaga pengumpul pendapat umum dan penelitian pasar, organisasi-organisasi industri dan manufaktur serta lembaga-lembaga profesional, juga memakai atau menyokong penelitian di bidang sosiologi. Untuk pemilik forum kerja semacam itu, para sosiolog mengadakan penyelidikan mengenai efisiensi produksi, semangat kerja, sikap-sikap, keyakinan serta nilai-nilai potensial yang berafiliasi dengan tingkah laku. Segala macam badan, baik kecil maupun besar juga memperlihatkan banyak sokongan kepada penelitian-penelitian penting di bidang sosiologi.
Sumber
Syani, Abdul. 1992. Sosiologi; Skematika, Teori, dan Terapan. Bumi Aksara. Jakarta
Download
Baca Juga
1. Kegunaan Sosiologi dalam Perencanaan Sosial
2. Kegunaan Sosiologi dalam Pembangunan
3. Kegunaan Sosiologi dalam Pemecahan Masalah Sosial
Belum ada Komentar untuk "Kegunaan Sosiologi Dalam Penelitian"
Posting Komentar