Jenis Dan Penyebab Inflasi
Inflasi sanggup ditinjau dari tiga segi: (1) tingkat keparahan; (2) penyebab; dan (3) asalnya.
A. Tingkat Keparahan.
Inflasi, menurut tingkat keparahannya, dibedakan atas beberapa macam sebagai diberikut.
- Inflasi Ringan. Besar inflasi enteng berada di bawah 10°/0 per tahun.
- Inflasi Sedang. Inflasi sedang berada pada kimasukan antara 10 30°43,, per tahun.
- Inflasi Berat. Inflasi berat mempunyai besarail antara 30 - 100% per tahun.
Dari tingkat keparahan itu, yang paling parah yakni inflasi sangat berat, atau sering disebut dengan hiperinflasi, yang nilainya di atas 100% per tahun.
Bagaimana dengan kasus Indonesia? Untuk melihat perkembangannya, kita sanggup melihat pergerakan laju inflasi Indonesia dari tahun 2001 hingga dengan tahun 2004 sebagaimana sanggup dilihat pada Tabel 8.4.
Secara tahunan atau jangka panjang, inflasi di Indonesia cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2001, tingkat inflasi yakni sebesar 12,55 dan kemudian menjadi 6,30 pada tahun 2004. Jadi, untuk jangka waktu 2001-2004, inflasi Indonesia menurun dari inflasi sedang, menjadi inflasi enteng.
Hal ini disebabkan oleh aneka macam kebijakan yang sudah diambil pemerintah, mulai dari kebijakan moneter yang stabil, tingkat perkembangan nilai mata uang yang terkendali dan rendah, kebijakan ekspor terdiversifikasi, serta APBN yang diberimbang, dan juga didukung oleh stabilitas politik.
B. Penyebab
Inflasi menurut penyebabnya sanggup dibedakan menjadi dua macam: (1) demand pull-inflation dan (2) cost push inflation. Berikut yakni klarifikasi lebih lanjut untuk masing-masing inflasi tersebut.
- Demand-Pu11 Inflation
Inflasi jenis ini disebabkan lantaran kelebihan permintaan efektif atas barang/jasa dan sering disebut juga sebagai inflasi sisi permintaan (demand side inflation). Permintaan dari masyarakat yang terlalu besar tidak sanggup dilayani oleh kapasitas produksi sehingga menimbulkan permintaan barang dan jasa untuk setiap tingkat harga akan meningkat.
Akibatnya, keseimbangan antara permintaan dan penawaran awal akan terganggu dan menjadikan harga-harga naik. Bila digambarkan dalam kurva, inflasi ini tampak dalam Peraga 8.2 diberikut.
- Cost-Push Inflation
Kenaikan biaya produksi (costpush) menjadikan harga barang-barang yang ditawarkan akan naik. Pada akhirnya, harga ekuilibrium menjadi naik. Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi dari bahan-bahan baku sering disebut dengan pricepush inflation.
Sementara jika disebabkan oleh kenaikan upah/penghasilan disebut dengan wagepush inflation. Pada Peraga 8.3, pergeseran kurva penawaran ke kiri mengakibatkari tingkat harga mengalami kenaikan.
Meskipun pada kesudahannya menimbulkan kenaikan harga, kedua penyebab inflasi ini mempersembahkan imbas yang tidak sama pada jumlah barang dan jasa keseimbangan. Pada demand-pull inflation, aksesori permintaan menimbulkan jumlah barang dan jasa pada keseimbangan bertambah.
Hal ini baik untuk perekonomian lantaran semakin banyak barang dan jasa berarti semakin banyak produksi nasional, maka semakin besar pula kesejahteraan negara yang bersangkutan. Sebaliknya, pada cost-push inflation, kenaikan harga barang yang ditawarkan menimbulkan jumlah barang dan jasa pada keseimbangan berkurang.
Hal ini merugikan perekonomian negara lantaran PDB yang dihasilkan berkurang sehingga kesejahteraan negara menurun. Kondisi ini, adonan antara kenaikan harga (inflasi) dan menurunnya produksi nasional, sering disebut stagflasi.
Hal lain yang sanggup dipahami dari kedua penyebab inflasi ini, terutama cosh-push inflation, yakni sebuah konsep yang disebut inflasi spiral (spiral inflation), yaitu kenaikan tingkat inflasi yang terjadi secara terus menerus.
Spiral inflation muncul dari interaksi antara kenaikan harga output dengan kenaikan harga input. Peningkatan tajam harga barang atau jasa sanggup menimbulkan tuntutan kenaikan upah oleh serikat pekerja guna memenuhi standar hidup anggotanya.
Ketika perusahaan menyetujui kendikan upah tersebut, hal ini akan mendorong harga output untuk naik lagi lantaran perusahaan berusaha mempertahankan laba yang sudah diperolehnya. Harga yang lebih tinggi ini akan kembali direspon dengan tuntutan kenaikan upah lebih lanjut dan seterusnya.
C. Asal Inflasi
Terdapat dua macam inflasi menurut aialnya: (1) imported inflation; dan (2) inflasi dalam negeri. Berikut yakni klarifikasi lebih lanjut dari masing-masing inflasi tersebut.
- Imported Inflation
Inflasi ini timbul lantaran adanya inflasi di luar negeri yang menjadikan naiknya harga barang di dalam negeri. Jenis inflasi ini banyak dialami oleh negara-negara sedang berkembang yang sebagian besar perjuangan produksinya mempengunakan materi dan alat dari luar negeri.
Misalnya, inflasi yang terjadi di Jepang menimbulkan inflasi pula di Indonesia lantaran kenaikan harga materi cat, materi foto, kendaraan, dan materi apa saja yang berasal dari sana membawa akibak naiknya harga-harga produksi di Indonesia. Inflasi tersebut terjadi lantaran menurut kaitan antarnegara yang timbul dari perdagangan internasional.
Penularan inflasi dari luar sanggup juga terjadi lewat kenaikan barang ekspor. Bila harga barang ekspor naik maka ini juga berarti kenaikan penghasilan eksportir. Lebih jauh kenaikan penghasilan ini akan menambah permintaan. Bertambahnya permintaan berakibat pada demand pull inflation.
Selain itu, jika barang-barang ekspor naik (karet, kayu, dan sebagainya), maka biaya produksi dan barang yang memakai barang tersebut dalam proses produksinya akan naik sehingga harga jual akan naik juga (cost push inflation). Inflasi yang berasal dari luar negeri ini sanggup dinetralisir oleh pemerintah melalui kebijakan perpajakan dan moneter.
- Inflasi dari Dalam Negeri
Inflasi ini berasal murni dari gejolak perekonomian dalam negeri, baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran. Dari sisi permintaan, meningkatnya investasi swasta dalam negeri akan memacu permintaan dalam negeri.
Bertambahnya permintaan ini pada kesudahannya akan menghasilkan demand pull inflation. Sementara dari sisi penawaran, kenaikan harga BBM yang ialah barang produksi akan menaikkan harga penawaran. Kenaikan harga penawaran akan menimbulkan costpush inflation.
Daftar Pustaka: PT. Phibeta Aneka Gama
Belum ada Komentar untuk "Jenis Dan Penyebab Inflasi"
Posting Komentar