Harry Harlow. Teori Relasi Interpersonal
Harlow mendesain eksperimen lain yang juga memakai monyet Rhesus. Harlow meletakkan enam bayi monyet di dalam enam sangkar yang berlubang-lubang dengan jarak tertentu antarkandang. Dari lubang-lubang itu, bayi monyet sanggup saling melihat, mencium bau, serta mendengar bunyi satu sama lain.
Akan tetapi, tidak ada kontak fisik sedikit pun di antara mereka. Hal ini disebut Harlow sebagai eksperimen isolasi parsial. Demi keperluan penelitian ini, monyet-monyet yang menjadi objek pengamatan diisolasi parsial selama 15 tahun.
Dari eksperimen ini, Harlow menemukan bahwa isolasi parsial mengakibatkan kelainan psikis pada monyet, menyerupai menunjukkan tatapan kosong, berputar-putar di kandang, serta melukai diri sendiri. Ketika masa awal monyet-monyet diisolasi secara sosial, mereka tampak shock secara emosi dengan mencengkeram dan menggoyang-goyangkan tubuhnya. Salah satu dari enam monyet, sehabis diisolasi selama 3 bulan menolak untuk makan, kemudian meninggal 5 hari kemudian. Setelah diautopsi, ternyata ia mengidap penyakit mental anoreksia emosional.
Harlow mencoba mengumpulkan kembali para monyet yang telah diisolasi selama 6 bulan dengan teman-temannya yang dibesarkan secara normal. Harlow menemukan bahwa sikap dan respons sosial mereka sedikit lumpuh. Bahkan sehabis 12 bulan, setiap monyet mengalami keruntuhan insting sosial secara total. Di antara indikatornya ialah monyet-monyet itu tidak mengenal lagi ibu mereka.
Dari sini, Harlow menyimpulkan bahwa relasi interpersonal secara fisik yaitu salah satu kebutuhan utama makhluk hidup. Apabila hal ini tidak dipenuhi maka individu akan mengalami pelemahan sikap dan respons sosial. Ia akan mengalami stres berat yang disebabkan oleh sistem pituitari-adrenal sehingga memicu peningkatan kortisol plasma dan hormon adrenokortikotropik. Harlow menyatakan bahwa psikis individu akan menjadi positif dan sehat—setelah mengalami isolasi sosial—dengan cara menstimulasi respons hipofisis-adrenal.
Isolasi parsial ini disebut oleh Harlow sebagai model depresi atau kelainan psikis manusia. Setelah melaksanakan penelitian tersebut, Harlow menyusun sistem rehabilitasi serta banyak sekali bentuk terapi. Terapi yang dikembangkan Harlow yaitu aparatur yang sanggup dipakai untuk mencapai kondisi normal dan keseimbangan batin manusia.
Meskipun eksperimen Harlow terkesan sangat kejam, tetapi dengan hal itu ia banyak menyumbangkan pengetahuan dan bukti-bukti penting mengenai banyak hal, terutama cinta dan kasih sayang. Pengaruhnya tidak hanya berlaku dalam psikologi, tetapi juga gerakan konservasi satwa. Setelah penelitiannya, sejumlah kalangan mendirikan organisasi konservasi (perlindungan) hewan di Amerika Serikat. Sebuah teater mengenai kehidupan dan karya Harlow berjudul “The Harry Harlow Project” diproduksi Victoria dan disiarkan secara nasional di Australia.
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. Harry Harlow. Biografi Psikolog
2. Harry Harlow. Teori Cinta dan Kasih Sayang
Dari eksperimen ini, Harlow menemukan bahwa isolasi parsial mengakibatkan kelainan psikis pada monyet, menyerupai menunjukkan tatapan kosong, berputar-putar di kandang, serta melukai diri sendiri. Ketika masa awal monyet-monyet diisolasi secara sosial, mereka tampak shock secara emosi dengan mencengkeram dan menggoyang-goyangkan tubuhnya. Salah satu dari enam monyet, sehabis diisolasi selama 3 bulan menolak untuk makan, kemudian meninggal 5 hari kemudian. Setelah diautopsi, ternyata ia mengidap penyakit mental anoreksia emosional.
Harlow mencoba mengumpulkan kembali para monyet yang telah diisolasi selama 6 bulan dengan teman-temannya yang dibesarkan secara normal. Harlow menemukan bahwa sikap dan respons sosial mereka sedikit lumpuh. Bahkan sehabis 12 bulan, setiap monyet mengalami keruntuhan insting sosial secara total. Di antara indikatornya ialah monyet-monyet itu tidak mengenal lagi ibu mereka.
Dari sini, Harlow menyimpulkan bahwa relasi interpersonal secara fisik yaitu salah satu kebutuhan utama makhluk hidup. Apabila hal ini tidak dipenuhi maka individu akan mengalami pelemahan sikap dan respons sosial. Ia akan mengalami stres berat yang disebabkan oleh sistem pituitari-adrenal sehingga memicu peningkatan kortisol plasma dan hormon adrenokortikotropik. Harlow menyatakan bahwa psikis individu akan menjadi positif dan sehat—setelah mengalami isolasi sosial—dengan cara menstimulasi respons hipofisis-adrenal.
Isolasi parsial ini disebut oleh Harlow sebagai model depresi atau kelainan psikis manusia. Setelah melaksanakan penelitian tersebut, Harlow menyusun sistem rehabilitasi serta banyak sekali bentuk terapi. Terapi yang dikembangkan Harlow yaitu aparatur yang sanggup dipakai untuk mencapai kondisi normal dan keseimbangan batin manusia.
Meskipun eksperimen Harlow terkesan sangat kejam, tetapi dengan hal itu ia banyak menyumbangkan pengetahuan dan bukti-bukti penting mengenai banyak hal, terutama cinta dan kasih sayang. Pengaruhnya tidak hanya berlaku dalam psikologi, tetapi juga gerakan konservasi satwa. Setelah penelitiannya, sejumlah kalangan mendirikan organisasi konservasi (perlindungan) hewan di Amerika Serikat. Sebuah teater mengenai kehidupan dan karya Harlow berjudul “The Harry Harlow Project” diproduksi Victoria dan disiarkan secara nasional di Australia.
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. Harry Harlow. Biografi Psikolog
2. Harry Harlow. Teori Cinta dan Kasih Sayang
Belum ada Komentar untuk "Harry Harlow. Teori Relasi Interpersonal"
Posting Komentar