Georg Simmel. Struktur-Struktur Sosial
Simmel tidak banyak membicarakan secara eksklusif wacana struktur-struktur masyarakat berskala besar. Sesungguhnya, terkadang, alasannya ialah fokusnya pada interaksi, ia menyangkal adanya level realitas sosial. Suatu pola yang baik dari hal itu ditemukan di dalam usahanya untuk mendefinisikan masyarakat, daerah ia menolak pendirian realis yang dicontohkan oleh Emile Durkheim* bahwa masyarakat ialah suatu entitas material yang nyata. Lewis Coser* mencatat, “dia tidak melihat masyarakat sebagai suatu benda atau sebagai suatu organisme” (1965: 5).
Simmel juga tidak merasa nyaman dengan konsepsi nominalis bahwa masyarakat tidak lain dari suatu himpunan individu-individu yang terisolasi. Dia menganut pendirian menengah, yang membayangkan masyarakat sebagai sekumpulan interaksi (Spykmann, 1925/1966: 88). “Masyarakat hanya nama bagi sejumlah individu yang bekerjasama melalui ‘interaksi’” (Simmel, dikutip di dalam Coser. 1965: 5).
Meskipun Simmel menyatakan pendirian interaksionis itu, di dalam banyak karyanya ia bekerja sebagai seorang realis, seolah-olah masyarakat ialah suatu struktur material yang nyata. Kemudian, ada suatu pertentangan fundamental di dalam karya Simmel mengenai level struktur-sosial. Simmel mencatat, “Masyarakat melampaui individu, dan menjalani kehidupannya sendiri yang mengikuti hukum-hukumnya sendiri. Masyarakat, juga, menghadapi individu dengan keteguhan historis, imperatif” (1908/1950a: 258). Coser* menangkap aspek aliran Simmel itu: “struktur-struktur superindividual yang lebih besar—negara, klan, keluarga, kota, serikat buruh—ternyata tidak lain dari kristalisasi interaksi ini, bahkan sekalipun mereka sanggup memperoleh otonomi dan permanensi dan menghadapi para individu seolah-olah mereka ialah kekuasaan yang asing” (1965: 5). Rudolp Heberle merumuskan inti yang intinya sama: “Orang hampir tidak sanggup menghindar dari kesan bahwa pandangan-pandangan Simmel atas masyarakat sebagai faktor-faktor struktural yang saling mempengaruhi, di dalamnya insan tampak sebagai objek-objek pasif daripada sebagai aktor-aktor yang hidup dan berkeinginan” (1965: 117).
Pemecahan untuk paradoks tersebut terletak di dalam perbedaan di antara sosiologi formal Simmel, di mana ia cenderung setia kepada pandangan interaksionis atas masyarakat, dan pandangan historis dan sosiologis filosofisnya, yang berarti ia jauh lebih condong untuk melihat masyarakat sebagai suatu struktur sosial independen yang bersifat memaksa. Di dalam sosiologi-sosiologi belakangan, ia melihat masyarakat sebagai bab dari proses-proses perkembangan kebudayaan objektif yang lebih luas, yang membuatnya cemas. Meskipun kebudayaan objektif paling baik dilihat sebagai bab dari ranah budaya, Simmel memasukkan pertumbuhan struktur-struktur sosial berskala besar sebagai bab dari proses itu. Bahwa Simmel mengaitkan pertumbuhan struktur-struktur sosial dengan penyebaran kebudayaan objektif, terang di dalam pernyataan ini: “Meningkatnya objektivikasi kebudayaan kita, yang fenomenanya terdiri dari unsur-unsur yang semakin impersonal dan yang semakin kurang menyerap totalitas subjektif individu... juga meliputi struktur-struktur sosial” (1908/1950b: 318). Selain itu, untuk memperjelas kekerabatan di antara masyarakat dan kebudayaan objektif, pernyataan itu menghasilkan pemikiran-pemikiran Simmel pada level budaya realitas sosial.
Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Download
Baca Juga
1. Georg Simmel. Biografi
2. Georg Simmel. Kebudayaan Objektif
3. Georg Simmel. Bentuk-Bentuk dan Tipe-Tipe Interaksi Sosial
4. Georg Simmel. Geometri Sosial
5. Georg Simmel. Kerahasiaan; Sebuah Geometri Sosial
6. Georg Simmel. The Philosphy of Money
7. Georg Simmel. Level-Level dan Wilayah-Wilayah Perhatian
8. Georg Simmel. Pemikiran Dialektis
9. Georg Simmel. Bentuk-Bentuk Sosial; Superordinasi dan Subordinasi
10. Georg Simmel. Fesyen
11. Georg Simmel. Kebudayaan Individual (Subjektif) dan Kebudayaan Objektif
12. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
13. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Formal
14. Georg Simmel. Lebih-Hidup dan Melampaui-Kehidupan
15. Georg Simmel. Tentang Kesadaran Individual
16. Georg Simmel. Interaksi Sosial (“Asosiasi”)
17. Georg Simmel. Tipe-tipe Sosial
Meskipun Simmel menyatakan pendirian interaksionis itu, di dalam banyak karyanya ia bekerja sebagai seorang realis, seolah-olah masyarakat ialah suatu struktur material yang nyata. Kemudian, ada suatu pertentangan fundamental di dalam karya Simmel mengenai level struktur-sosial. Simmel mencatat, “Masyarakat melampaui individu, dan menjalani kehidupannya sendiri yang mengikuti hukum-hukumnya sendiri. Masyarakat, juga, menghadapi individu dengan keteguhan historis, imperatif” (1908/1950a: 258). Coser* menangkap aspek aliran Simmel itu: “struktur-struktur superindividual yang lebih besar—negara, klan, keluarga, kota, serikat buruh—ternyata tidak lain dari kristalisasi interaksi ini, bahkan sekalipun mereka sanggup memperoleh otonomi dan permanensi dan menghadapi para individu seolah-olah mereka ialah kekuasaan yang asing” (1965: 5). Rudolp Heberle merumuskan inti yang intinya sama: “Orang hampir tidak sanggup menghindar dari kesan bahwa pandangan-pandangan Simmel atas masyarakat sebagai faktor-faktor struktural yang saling mempengaruhi, di dalamnya insan tampak sebagai objek-objek pasif daripada sebagai aktor-aktor yang hidup dan berkeinginan” (1965: 117).
Pemecahan untuk paradoks tersebut terletak di dalam perbedaan di antara sosiologi formal Simmel, di mana ia cenderung setia kepada pandangan interaksionis atas masyarakat, dan pandangan historis dan sosiologis filosofisnya, yang berarti ia jauh lebih condong untuk melihat masyarakat sebagai suatu struktur sosial independen yang bersifat memaksa. Di dalam sosiologi-sosiologi belakangan, ia melihat masyarakat sebagai bab dari proses-proses perkembangan kebudayaan objektif yang lebih luas, yang membuatnya cemas. Meskipun kebudayaan objektif paling baik dilihat sebagai bab dari ranah budaya, Simmel memasukkan pertumbuhan struktur-struktur sosial berskala besar sebagai bab dari proses itu. Bahwa Simmel mengaitkan pertumbuhan struktur-struktur sosial dengan penyebaran kebudayaan objektif, terang di dalam pernyataan ini: “Meningkatnya objektivikasi kebudayaan kita, yang fenomenanya terdiri dari unsur-unsur yang semakin impersonal dan yang semakin kurang menyerap totalitas subjektif individu... juga meliputi struktur-struktur sosial” (1908/1950b: 318). Selain itu, untuk memperjelas kekerabatan di antara masyarakat dan kebudayaan objektif, pernyataan itu menghasilkan pemikiran-pemikiran Simmel pada level budaya realitas sosial.
Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Download
Baca Juga
1. Georg Simmel. Biografi
2. Georg Simmel. Kebudayaan Objektif
3. Georg Simmel. Bentuk-Bentuk dan Tipe-Tipe Interaksi Sosial
4. Georg Simmel. Geometri Sosial
5. Georg Simmel. Kerahasiaan; Sebuah Geometri Sosial
6. Georg Simmel. The Philosphy of Money
7. Georg Simmel. Level-Level dan Wilayah-Wilayah Perhatian
8. Georg Simmel. Pemikiran Dialektis
9. Georg Simmel. Bentuk-Bentuk Sosial; Superordinasi dan Subordinasi
10. Georg Simmel. Fesyen
11. Georg Simmel. Kebudayaan Individual (Subjektif) dan Kebudayaan Objektif
12. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
13. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Formal
14. Georg Simmel. Lebih-Hidup dan Melampaui-Kehidupan
15. Georg Simmel. Tentang Kesadaran Individual
16. Georg Simmel. Interaksi Sosial (“Asosiasi”)
17. Georg Simmel. Tipe-tipe Sosial
Belum ada Komentar untuk "Georg Simmel. Struktur-Struktur Sosial"
Posting Komentar