Georg Simmel. Lebih-Hidup Dan Melampaui-Kehidupan

Wilayah lain fatwa Simmel, sosiologi filosofisnya, yaitu perwujudan yang lebih umum dari fatwa dialektisnya. Dalam mendiskusikan kemunculan struktur-struktur sosial dan budaya, Simmel mengambil suatu pendirian yang sangat seakan-akan dengan ide-ide Marx*. Marx memakai konsep pemberhalaan komoditas untuk menggambarkan pemisahan di antara insan dan produk-produknya. Bagi Marx*, pemisahan tersebut mencapai puncaknya di dalam kapitalisme, yang hanya sanggup diatasi di dalam masyarakat sosialis masa depan, sehingga merupakan suatu fenomena historis yang spesifik. Akan tetapi, bagi Simmel pemisahan itu menempel di dalam hakikat hidup manusia. Di dalam istilah filosofis, ada suatu pertentangan alami dan tidak terhindarkan antara “lebih-hidup” dan “melampaui-kehidupan” (Oakes, 1984: 6; Weingartner, 1959).

Isu mengenai lebih-hidup dan melampaui-kehidupan sangat penting di dalam esai Simmel “Sifat Transenden Kehidupan” (1918/1971). Seperti yang dikesankan oleh judulnya dan dibentuk terang oleh Simmel, “Transendensi imanen di dalam kehidupan” 1918/1971: 361). Manusia mempunyai suatu kecakapan transenden secara rangkap. Pertama, alasannya yaitu kecakapan kreatif mereka yang gelisah (lebih-hidup), insan bisa melampaui dirinya sendiri. Kedua, kemampuan kreatif yang gelisah tersebut memungkinkan insan untuk terus-menerus menghasilkan sekumpulan objek yang melampaui mereka. Keberadaan objektif fenomena tersebut (melampaui-kehidupan) pada karenanya bertentangan secara tidak terdamaikan dengan daya-daya kreatif (lebih-hidup) yang menghasilkan objek-objek itu pertama kali. Dengan kata lain, kehidupan sosial “menciptakan dan membebaskan dari dirinya sesuatu bukan kehidupan, tetapi ‘yang mempunyai signifikansi sendiri dan mengikuti hukumnya sendiri” (Weingartner, mengutip Simmel, 1959: 53). Kehidupan ditemukan di dalam kesatuan, dan konflik, di antara keduanya. Seperti disimpulkan Simmel, “Kehidupan menemukan esensinya, prosesnya, sebagai lebih-hidup dan melampaui-kehidupan” (1918/1971: 374).

Oleh alasannya yaitu itu, alasannya yaitu konsepsi-konsepsi metafisikanya, Simmel karenanya hingga pada suatu penggambaran dunia yang jauh lebih bersahabat dengan Weber daripada dengan Marx*. Seperti Weber*, Simmel melihat dunia menjadi suatu kerangkeng besi kebudayaan objektif yang semakin tidak sanggup dihindari manusia. Hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam postingan perihal komponen-komponen utama realitas sosial.

Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Download

Baca Juga
1. Georg Simmel. Biografi
2. Georg Simmel. Kebudayaan Objektif
3. Georg Simmel. Bentuk-Bentuk dan Tipe-Tipe Interaksi Sosial
4. Georg Simmel. Geometri Sosial
5. Georg Simmel. Kerahasiaan; Sebuah Geometri Sosial
6. Georg Simmel. The Philosphy of Money
7. Georg Simmel. Level-Level dan Wilayah-Wilayah Perhatian
8. Georg Simmel. Pemikiran Dialektis
9. Georg Simmel. Bentuk-Bentuk Sosial; Superordinasi dan Subordinasi
10. Georg Simmel. Fesyen
11. Georg Simmel. Kebudayaan Individual (Subjektif) dan Kebudayaan Objektif
12. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
13. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Formal

Belum ada Komentar untuk "Georg Simmel. Lebih-Hidup Dan Melampaui-Kehidupan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel