Erich Fromm. Normalitas Dan Kebebasan
Menurut Fromm, ciri insan normal atau bermental sehat ialah bisa bekerja produktif sesuai dengan tuntutan lingkungan sosialnya. Tidak hanya itu, orang juga bisa berpartisipasi dalam kehidupan sosial yang penuh cinta. Fromm menyatakan bahwa normalitas ialah keadaan optimal dari pertumbuhan (kemandirian) dan kebahagiaan (kebersamaan) individu.
Pada dasarnya, ada dua cara untuk memperoleh makna dan kebersamaan dalam kehidupan. Pertama, mencapai kebebasan positif, yakni berusaha menyatu dengan orang lain tanpa harus mengorbankan kebebasan dan integritas pribadi.
Ini yakni pendekatan optimis dan altruistis, yakni menghubungkan diri sendiri dengan orang lain melalui kerja dan cinta serta mulut perasaan dan kemampuan intelektual yang ikhlas dan terbuka. Oleh Fromm, hal ini disebut pendekatan humanistik yang menciptakan seseorang tidak merasa kesepian dan tertekan. Sebab, dia menjadi saudara bagi insan lainnya.
Kedua, memperoleh rasa kondusif dengan meninggalkan kebebasan dan menyerahkan sepenuhnya individualitas kepada sesuatu—bisa berwujud insan atau lembaga—yang sanggup memberi rasa aman. Solusi semacam ini sanggup menghilangkan kecemasan alasannya yakni kesendirian dan ketidakberdayaan. Namun, dampaknya menjadi negatif alasannya yakni tidak mengizinkan insan mengekspresikan atau membuatkan dirinya.
Cara memperoleh rasa kondusif dengan berlindung di bawah kekuatan lain disebut Fromm sebagai prosedur pelarian dari kebebasan. Mekanisme pelarian semacam itu—sepanjang hanya dipakai sesekali—adalah dorongan yang normal pada semua orang, baik individual maupun kolektif.
Menurut Fromm, ada tiga prosedur pelarian dari kebebasan yang terpenting.
a. Otoritarianisme (authoritarianism)
Otoritarianisme ialah kecenderungan untuk menyerahkan kemandirian diri dan menggabungkan dengan sesuatu di luar dirinya untuk memperoleh kekuatan yang dirasa tidak dimiliki.
Kebutuhan untuk bergabung dengan partner yang mempunyai kekuatan boleh jadi termasuk masokisme (merupakan hasil dari perasaan dasar tidak berdaya, lemah, inferior sehingga kekuatan itu tertuju atau menindas dirinya) dan sadisme (bentuk neurotik yang lebih parah dan berbahaya dibanding masokisme, alasannya yakni mengancam orang lain).
b. Perusakan (destructiveness)
Perusakan yakni pencarian terhadap kekuatan tanpa membangun hubungan dengan pihak luar, tetapi melalui perjuangan merusak kekuatan orang lain. Baik individu maupun negara sanggup menggunakan taktik destruktif dalam rangka memperoleh perasaan besar lengan berkuasa yang dirasa hilang. Pada dasarnya, perusakan berakar pada perasaan kesepian, isolasi, serta tak berdaya.
c. Penyesuaian (conformity)
Penyesuaian yakni upaya penyerahan individualitas menjadi apa saja yang diinginkan oleh kekuatan dari luar dirinya. Hal ini merupakan bentuk pelarian diri dari perasaan kesepian dan isolasi.
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. Erich Fromm. Biografi Psikolog
2. Erich Fromm. Psikososial Humanistik
3. Erich Fromm. Masyarakat dan Eksistensi Manusia
4. Erich Fromm. Eksistensi Manusia
5. Erich Fromm. Kebutuhan Manusia
6. Erich Fromm. Alam Bawah Sadar Sosial
Pada dasarnya, ada dua cara untuk memperoleh makna dan kebersamaan dalam kehidupan. Pertama, mencapai kebebasan positif, yakni berusaha menyatu dengan orang lain tanpa harus mengorbankan kebebasan dan integritas pribadi.
Kedua, memperoleh rasa kondusif dengan meninggalkan kebebasan dan menyerahkan sepenuhnya individualitas kepada sesuatu—bisa berwujud insan atau lembaga—yang sanggup memberi rasa aman. Solusi semacam ini sanggup menghilangkan kecemasan alasannya yakni kesendirian dan ketidakberdayaan. Namun, dampaknya menjadi negatif alasannya yakni tidak mengizinkan insan mengekspresikan atau membuatkan dirinya.
Cara memperoleh rasa kondusif dengan berlindung di bawah kekuatan lain disebut Fromm sebagai prosedur pelarian dari kebebasan. Mekanisme pelarian semacam itu—sepanjang hanya dipakai sesekali—adalah dorongan yang normal pada semua orang, baik individual maupun kolektif.
Menurut Fromm, ada tiga prosedur pelarian dari kebebasan yang terpenting.
a. Otoritarianisme (authoritarianism)
Otoritarianisme ialah kecenderungan untuk menyerahkan kemandirian diri dan menggabungkan dengan sesuatu di luar dirinya untuk memperoleh kekuatan yang dirasa tidak dimiliki.
b. Perusakan (destructiveness)
Perusakan yakni pencarian terhadap kekuatan tanpa membangun hubungan dengan pihak luar, tetapi melalui perjuangan merusak kekuatan orang lain. Baik individu maupun negara sanggup menggunakan taktik destruktif dalam rangka memperoleh perasaan besar lengan berkuasa yang dirasa hilang. Pada dasarnya, perusakan berakar pada perasaan kesepian, isolasi, serta tak berdaya.
c. Penyesuaian (conformity)
Penyesuaian yakni upaya penyerahan individualitas menjadi apa saja yang diinginkan oleh kekuatan dari luar dirinya. Hal ini merupakan bentuk pelarian diri dari perasaan kesepian dan isolasi.
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. Erich Fromm. Biografi Psikolog
2. Erich Fromm. Psikososial Humanistik
3. Erich Fromm. Masyarakat dan Eksistensi Manusia
4. Erich Fromm. Eksistensi Manusia
5. Erich Fromm. Kebutuhan Manusia
6. Erich Fromm. Alam Bawah Sadar Sosial
Belum ada Komentar untuk "Erich Fromm. Normalitas Dan Kebebasan"
Posting Komentar