Download Makalah Adat Bisnis Dan Risiko Asuransi



2.1. PENGERTIAN ETIKA BISNIS 
Etika yaitu tatanan nilai susila dan standar sikap yang membentuk dasar bagi orang-orang dalam suatu organisasi sewaktu mereka membuat keputusan dan berinteraksi dengan pihak stakeholder dalam perusahaan.
Tujuan adat yaitu untuk memungkinkan individu membuat banyak sekali pilihan di antara sikap alternatif.
Etika bisnis merupakan suatu arahan etik perilalku pengusaha menurut nilai-nilai susila dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaaan atau bisnis.
Secara sederhana yang dimaksud dengan adat bisnis yaitu cara-cara untuk melaksanakan kegiatan bisnis, yang meliputi seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini meliputi bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan aturan yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, alasannya yaitu dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), menunjukkan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laris adat bisnis, yaitu :
§  Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh alasannya yaitu itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang sanggup memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
§  Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya mempunyai hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laris tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan mengakibatkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
§  Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam menunjukkan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.



2.1.1. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Keputusan Bisnis
Etika bisnis dalam perusahaan mempunyai tugas yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan mempunyai daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan membuat nilai (value-creation) yang tinggi, dibutuhkan suatu landasan. .
Ada beberapa kelompok yang sanggup menghipnotis kepentingan bisnis diantaranya:
a.       Para pengusaha dan  kawan usaha
b.      Perusahaan pemasok materi baku
c.       Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
d.      Pemerintah yang mengatur kelancaran kegiatan usaha
e.       Bank penyandang dana perusahaan
f.       Investor penanam  modal
g.      Masyarakat umum yanag dilayani
h.      Pelanggan yang membeli produk

2.1.2. Prinsip dalam Etika Bisnis
Dalam adat bisnis berlaku prinsip-prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh para pelaku bisnis. Etika bisnis mempunyai prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman semoga mempunyai standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang adat susila sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip adat bisnis sebagai berikut:

1.      Prinsip Otonomi
Yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak menurut kesadaran perihal apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara susila atas keputusan yang diambil.

2.      Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan usang apabila tidak berlandaskan kejujuran alasannya yaitu kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal, kejujuran dalam pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam korelasi kerja dan lain-lain).

3.      Prinsip Keadilan
Bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.

4.      Prinsip Saling Menguntungkan
Agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula untuk berbisnis yang kompetitif.

5.      Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam menjalankan perjuangan bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan semoga tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.
Di samping 5 prinsip diatas, dalam membuat adat bisnis ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1.      Pengendalian diri
2.      Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
3.      Mempertahankan jati diri dan tidak gampang untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan isu dan teknologi
4.      Menciptakan persaingan yang sehat
5.      Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6.      Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7.      Mampu menyatakan yang benar itu benar
8.      Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha berpengaruh dan golongan pengusaha ke bawah
9.      Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10.  Kembangkan kesadaran dan rasa mempunyai terhadap apa yang telah disepakati
11.  Perlu adanya sebagian adat bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa  peraturan perundang-undangan.

Perilaku Etis penting dibutuhkan untuk sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Pentingnya adat bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif baik lingkup makro ataupun mikro.
1.      Perspektif Makro
Pertumbuhan suatu negara tergantung pada efektivitas dan efisiensi sistem pasar dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi yang dibutuhkan supaya sistem sanggup bekerja secara efektif dan efisien adalah:
§  Adanya hak mempunyai dan mengelola properti swasta
§  Adanya kebebasan menentukan dalam perdagangan barang dan jasa
§  Adanya ketersediaan isu yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa
Jika salah satu subsistem dalam sistem pasar ini melaksanakan sikap yang tidak etis, maka hal ini akan menghipnotis keseimbangan sistem dan mengambat pertumbuhan sistem secara makro.
2.      Perspektif Mikro
Dalam lingkup mikro sikap etis identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam lingkup mikro terdapat rantai korelasi dimana pemasok (supplier), perusahaan, konsumen, karyawan saling bekerjasama dalam kegiatan bisnis yang saling mempengaruhi. Tiap mata rantai di dalam korelasi harus selalu menjaga adat sehingga kepercayaan yang mendasari korelasi bisnis sanggup terjaga dengan baik.



2.2 TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah Tanggung Jawab Social Perusahaan yaitu suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.Contoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melaksanakan kegiatan yang sanggup meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, proteksi beasiswa untuk anak tidak mampu, proteksi dana untuk pemeliharaan kemudahan umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berkhasiat untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.

2.2.1. Macam-Macam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Menurut zimmerer ada beberapa pertanggungjwaban perusahaan, yaitu:
1.      Tanggung jawab terhadap lingkungan.
Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus memperhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan, contohnya tidak membuang limbah yang mencemari lingkungan.
2.      Tanggung jawab terhadap karyawan
Menurut zimmerer Tanggung jawab terhadap karyawan sanggup dilakukan dengan cara:
·         Menghormati dan mendengarkan pendapat karyawan
·         Meminta Masukan kepada karyawan
·         Memberi kepercayaan kepada karyawan
·         Memberi imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan biak
·         Selalu menekankan kepercayaan kepada karyawan
·         Tanggung jawab terhadap pelanggan.

Tanggung jawab terhadap pelanggan ada dua kategori:
·         Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
·         Memberikan harga barang dan jasa yang adil dan wajar

3.      Tanggung Jawab terhadap investor
Tanggung Jawab terhadap investor yaitu menyediakan pengembalian investasi yang menarik, menyerupai memaksimumkan laba
4.      Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap Masyarakat sekitarnya, contohnya menyediakan pekerjaan dan membuat kesehatan serta bantuan terhadap mayararakat sekitarnya.

2.2.2    MANFAAT ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan mempunyai tanggung jawab sosial adalah:
1.      Perusahaan yang etis dan mempunyai tanggung jawab social mendapat rasa hormat dari steakholder
2.      Perusahaan yang mempunyai adat bisnis yang baik dan mempunyai tanggung jawab social akan mendapat kepercayaan dari konsumen dan masyarakat sekitar.
3.      Perusahaan yang mempunyai tanggung jawab social terhadap lingkungan akan membantu dalam pembangunan kawasan sekitar perusahaan
4.      Menghindarkan dari konflik internal dan lingkungan sekitar perusahaan
5.      Tanggung  jawab social Secara tidak eksklusif Membantu dalam promosi perusahaan
6.      Kerangka kerja yang kokoh memandu  manager dan karyawan perusahaan sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin komplek
7.      Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh dampak yang merusak berkaitan dengan reputasi
8.      Banyak perusahaan yang menerapkan sikap etis dan tanggung jawab social sanggup menambah uang dalam bisnis mereka biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem mekanisme yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang jago serta adat perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.


2.3 RISIKO DAN ASURANSI

2.3.1 Risiko
Pengertian risiko dalam asuransi yaitu ketidakpastian akan terjadinya suatu
insiden yang sanggup menjadikan kerugian ekonomis.
Berdasarkan sifatnya risiko dibagi menjadi risiko murni dan risiko spekulatif
  • Risiko murni yaitu risiko yg dilihat dari segi kerugiannya saja, missalnya menghadapi kesulitan atau kehilangan dalam hubungannya dengan mencairkan dan pada waktu tanggal jatuh tempo sebagai tanggapan pailitnya bank atau eksekutif bank ygb bersangkutan melarikan diri dengan membawa uang nasabah, dengan demikian deposan tersebut menderita kerugian.
  • Risiko spekulatif yg melahirkan dua kemungkinan. Di satu pihak lain sanggup menjadikan keuntungan, contohnya A menjual mobilnya pada B dengan harga yg murah, di satu pihak merugikan bagi A di satu pihak menguntungkan bagi B

Risiko menurut objek yg di kenal sanggup di bagi menjadi tiga potongan :
  • Risiko perseorangan atau pribadi (personal risk)
  • Risiko harta kekayaan ( property risk)
  • Risijo tanggung jawab (liability risk)


ASURANSI

 2.3.2 Asuransi

Asuransi yaitu salah satu bentuk pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain. Pengertian asuransi yang lain yaitu merupakan suatu pelimpahan risiko dari pihak pertama kepada pihak lain. Dalam pelimpahan dikuasai oleh aturan-aturan hukum dan berlakunya prinsip-prinsip serta anutan yang secara universal yang dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain.

Dari segi ekonomi, asuransi berarti suatu pengumpulan dana yang sanggup dipakai
untuk menutup atau memberi ganti rugi kepada orang yang mengalami kerugian.

manfaat asuransi

  • sebagai bentuk pengendalian risiko (secara finansial)


Asuransi juga mempunyai banyak sekali manfaat yang diklasifikasikan ke dalam fungsi utama, fungsi skunder, dan fungsi tambahan.

Fungsi utama asuransi

  • sebagai pengalihan risiko
  • pengumpulan dana dan premi yang seimbang
  •  
Fungsi sekunder asuransi

  • untuk  merangsang
  • pertumbuhan usaha
  • mencegah kerugian
  • pengendalian kerugian
  • memiliki manfaat sosial dan sebagai tabungan.

Fungsi suplemen asuransi

  • sebagai investasi dana .

Tidak semua risiko sanggup diasuransikan. Resiko-risiko yang sanggup diasuransikan
yaitu : risiko yang sanggup diukur dengan uang, risiko homogen (risiko yang sama dan cukup banyak dijamin oleh asuransi), risiko murni (risiko ini tidak mendatangkan keuntungan), risiko partikular (risiko dari sumber individu), risiko yang terjadi secara tiba-tiba (accidental), insurable interest (tertanggung mempunyai kepentingan atas obyek pertanggungan) dan risiko yang tidak bertentangan dengan hukum.















BAB III
PE
NUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika bisnis yaitu suatu arahan etik sikap pengusaha menurut nilai-nilai susila dan norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaan atau berusaha.
Tanggungjawab sosial bisnis merupakan kegiatan perusahaan sebagai integral guna kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi dan tanggungjawab sosial Hodgetts & Kuratko (1990) secara lebih spesifik memasukkan tanggung jawab terhadap lingkungan, energi, praktik bisnis yang baik/adil, tanggungjawab terhadap tenaga kerja dan kemanusiaan,
risiko dalam asuransi yaitu ketidakpastian akan terjadinya suatu insiden yang sanggup menjadikan kerugian ekonomis. Asuransi yaitu salah satu bentuk pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain.














DAFTAR PUSTAKA

Solihin, Ismail. 2006. Pengantar bisnis Pengenalan Mudah Dan Studi Kasus. Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Bisnis.  Kencana Prenada Media Group.

www.cakzainul.blogspot.com

www.anneahira.co
m














Belum ada Komentar untuk "Download Makalah Adat Bisnis Dan Risiko Asuransi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel