Contoh Sikap Produsen Marjinal
Produsen, sebagaimana pada konsumen, mempunyai sikap tersendiri. Perilaku produsen seringkali disebut teori produksi. Teori produksi menggambarkan sikap produsen dalam memproduksi barang atau jasa. Dalam penerapannya, teori ini tidak sanggup dipisahkan dari aturan produksi marjinal yang semakin menurun.
Teori produksi yang sederhana menggambarkan keterkaitan antara jumlah produksi dengan faktor produksi yang dipakai dalam proses produksi, atau dengan kata lain, teori produksi memuat klarifikasi terkena dinamika relasi antara input dan output produksi. Pada ketika melaksanakan analisis, kita anggap saja jumlah tenaga kerja yang dipakai sanggup berubah, tetapi jumlah modal, luas tanah, dan teknologi yang dipakai ialah tetap.
Telah kita ketahui, dalam produksi dibutuhkan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. Dalam hal ini, setiap penambahan satu unit faktor produksi akan menambah sejumlah unit produk. Sebagai contoh, embel-embel jumlah tenaga kerja akan mengakibatkan jumlah output bertambah, meskipun jumlah faktor produksi lainnya dianggap tetap.
Penambahan output semacam ini dinamakan produksi marjinal. melaluiataubersamaini kata lain, produksi marjinal dari suatu faktor produksi ialah output (keluaran) ekstfia yang dihasilkan oleh embel-embel satu unit faktor produksi.
Untuk mengetahui produksi marjinal, terlebih lampau kita perlu mengetahui dua hal. Hal pertama ialah penambahan jumlah tenaga kerja. Hal kedua ialah penambahan jumlah produksi secara keseluruhan atau penambahan total produksi. Lebih jauh, dari kedua hal tersebut sanggup juga diketahui produksi rata-rata. Jika dirumuskan secara matematis, produksi marjinal (MP) akan menjadi sebagai diberikut.
Hukum Produksi Marjinal yang Semakin Menurun Hubungan antara total produksi, produksi marjinal, dan produksi rata-rata mengakibatkan aturan produksi marjinal yang semakin menurun (the law of diminishing marginal retum).
Menurut aturan ini, apabila faktor produksi (tenaga kerja) ditambah terus menerus sebanyak unit tertentu, pada mulanya total produksi akan semakin meningkat. Akan tetapi, sesuddh produksi mencapai tingkat tertentu, produksi marjinal atau embel-embel produksi akan semakin menurun sampai alhasil akan mencapai titik negatif.
Perhatikan Tabel 4.3 semoga lebih jelas. Tabel tersebut memper-lihatkan produksi suatu barang pertanian di atas sebidang tanah yang tetap luasnya, tetapi jumlah tenaga kerja bertambah terus. Kolom pertama mengatakan penerapan luas tanah yang tetap. Kolom kedua mengatakan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Kolom ketiga, keempat, dan kelima mengatakan total produksi, produksi marjinal, dan produksi rata-rata.
Dari Tabel 4.3 sanggup dibentuk grafik sebagaimana terlihat pada Peraga 4.3. Dari Tabel 4.3 dan Peraga 4.3, proses produksi sanggup dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama terjadi pada penerapan tenaga kerja 1 sampai 3 unit.
Pada tahap ini, terlihat bahwa embel-embel produksi nyata dan meningkat akhir embel-embel penerapan tenaga kerja sebanyak satu unit. Produksi marjinal dengan demikian ialah nyata dan meningkat. Tahap kedua terjadi pada penerapan tenaga kerja 4 sampai 7 unit.
Di tahap ini, embel-embel produksi tetap positif, tetapi mulai menurun. Di tahap akhir, atau tahap ketiga, embel-embel produksi sudah negatif, atau dengan kata lain, penambahan tenaga kerja justru mengurangi total produksi.
Tahap-tahap produksi ini mencerminkan bahwa produksi marjinal semakin menurun (diminishing return). Pada tahap-tahap awal, produksi marjinal nyata dan terus meningkat, dan kemudian pada titik tertentu mengalami penurunan.
Pada tahap akhir, produksi marjinal bernilai negatif dan mengakibatkan penurunan total produksi. Gejala inilah yang disebut aturan produksi marjinal yang semakin menurun (the law of diminishing marginal return).
Produksi yang Sama Pada tingkatan-tingkatan produksi tertentu, proses produksi memi-liki jumlah output yang sama meskipun memakai sejumlah kombinasi faktor produksi yang tidak sama. Ini dikarenakan satu faktor produksi sanggup mensubstitusi faktor produksi yang lain. Perhatikan Tabel 4.4 semoga lebih jelas. Dari tabel tersebut sanggup dibentuk grafik sebagaimana terlihat pada Peraga 4.4.
Dari Tabel 4.4 dan Peraga 4.4, terlihat bahwa ada tiga cara berproduksi, antara lain cara 1, 2, dan 3, yang mempunyai tingkat produksi yang sama, meskipun mempunyai kombinasi penerapan faktor produksi yang tidak sama.
Teknik pertama ialah dengan memakai 2 orang tenaga kerja dan 7 unit itnodal, cara kedua ialah dengan memakai 3 orang tcnaga kerja dan 5 unit modal, cara ketiga ialah dengan melIcombinasikan 4 orang tenaga kerja dan 4 unit modal. Hasil penerapan banyak sekali kombinasi faktor produksi itu sama-sama berupa 100 meter kain batik. Kurva ini dinamakan kurva produksi yang sama (isoquant curve).
Daftar Pustaka: PT. Phibeta Aneka Gama
Belum ada Komentar untuk "Contoh Sikap Produsen Marjinal"
Posting Komentar