Albert Ellis. Rational Emotive Behavioral Therapy (Rebt)

Ellis menyebarkan terapi tindakan rasional emotif—selanjutnya disebut REBT—ketika sistem psikoanalisis yang lebih memerhatikan sisi irasional insan dianggap mempunyai beberapa kelemahan secara teoretis. Teori Ellis merupakan sebuah pemikiran gres dalam psikoterapi humanistik yang berakar pada filsafat eksistensialisme Kierkegaard*, Nietzsche*, Buber*, Heidegger*, Jaspers*, serta Merleu Ponty*.

Menurut Ellis, insan bersifat rasional sekaligus irasional. Manusia harus dipandang dengan memerhatikan dua sisi tersebut. Sebab, kedua sisi itulah yang membangun emosi dan tindakan seseorang.

Para penganut teori REBT percaya bahwa tidak ada insan yang sanggup disalahkan atas segala sesuatu yang dilakukannya. Akan tetapi, setiap orang bertanggung jawab terhadap semua perilakunya.

1. Prinsip dasar
Prinsip dasar REBT berasal dari perkiraan bahwa pikiran dan emosi bukanlah dua proses yang terpisah. Emosi disebabkan dan dikendalikan oleh pikiran. Emosi merupakan pikiran yang dialihkan dan disangkakan sebagai suatu proses sikap dan kognitif intrinsik.
a. Prinsip-prinsip pikiran irasional
Ellis mengemukakan bahwa ada 12 pikiran irasional yang sanggup menjadikan sikap neurosis atau psikologis.
1) Seseorang yang hidup di dalam masyarakat sanggup diterima atau ditolak oleh orang lain di sekitarnya setiap saat.
2) Seseorang yang hidup di dalam masyarakat harus mempersiapkan diri secara kompeten supaya ia sanggup mencapai kehidupan yang layak sekaligus mempunyai kegunaan secara sosial.
3) Banyak orang dalam kehidupan masyarakat berbuat tidak baik, merusak, jahat dan kejam sehingga ia patut disalahkan dan dieksekusi secara setimpal.
4) Kehidupan insan senantiasa dihadapkan pada aneka macam kemungkinan malapetaka, peristiwa dahsyat, situasi mengerikan, serta kondisi menyeramkan yang harus dihadapi setiap orang.
5) Ketidaksenangan atau penderitaan emosional pada diri seseorang muncul dari tekanan eksternal sehingga ia hanya mempunyai sedikit kemampuan untuk mengontrol perasaannya serta menghilangkan perasaan depresi atau bertentangan dengan keinginannya.
6) Bilamana ada suatu hal yang berbahaya atau menakutkan, seseorang akan berusaha keras menghadapi dan mengatasi depresi ataupun perasaan yang bertentangan dengan keinginannya.
7) Manusia lebih gampang menjauhi kesulitan hidup tertentu dan tanggung jawab daripada berusaha menghadapinya hanya untuk menghargai kedisiplinan.
8) Semua pengalaman masa kemudian sangat penting lantaran kuat sangat kuat terhadap kehidupan seseorang serta memilih perasaan dan sikap seseorang dikala ini.
9) Seseorang akan lebih baik untuk menghindar daripada mengerjakan sesuatu.
10) Seseorang akan mencapai kebahagiaan hidup dengan cara menyenangkan dirinya sendiri.
11) Seseorang akan mencapai suatu derajat tinggi dalam hidupnya untuk mencicipi sesuatu yang menyenangkan atau memerlukan kekuatan supernatural demi mencapai hal itu.
12) Secara umum, seseorang mempunyai nilai sebagaimana insan untuk bergantung pada kebaikan penampilan dan tingkat penerimaan oleh orang lain.

b. Dasar-dasar keyakinan dalam REBT
REBT sanggup diartikan dengan corak konseling yang mengutamakan kebersamaan dan interaksi antara berpikir dengan logika sehat, perasaan, dan perilaku, serta menekankan suatu perubahan mendalam. Corak konseling REBT berpangkal dari beberapa keyakinan ihwal martabat dan proses insan mengubah diri. Sebagian bersifat falsafah, tetapi ada pula yang bersifat psikologi, sebagaimana diuraikan berikut ini.
1) Manusia yaitu makhluk yang mempunyai kekurangan dan keterbatasan sehingga selama hidup di dunia ia harus sanggup berusaha menikmatinya sebaik mungkin.
2) Perilaku insan sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan atau pembawaan.
3) Hidup secara rasional berarti berpikir, berperasaan, dan berperilaku sedemikian rupa sehingga kebahagiaan sanggup dicapai secara efisien dan juga efektif.
4) Manusia mempunyai kecenderungan kuat untuk hidup secara rasional dan sehat.
5) Seseorang kerap berpegang pada keyakinan yang sesungguhnya kurang masuk logika atau irasional.
6) Pikiran-pikiran insan biasanya memakai lambang ekspresi dan dituangkan dalam bentuk bahasa.
7) Bilamana insan tidak senang dan mengalami gejolak perasaan yang tidak menyenangkan serta menurunkan semangat hidup, hal tersebut bukan berpangkal dari insiden dan pengalaman yang telah berlangsung, melainkan pada respons (tanggapannya) yang tidak rasional.
8) Upaya seseorang membantu mencapai taraf kebahagiaan hidup yang lebih baik yaitu dengan hidup secara rasional.
9) Mengubah diri dari berpikir irasional bukan kasus gampang lantaran insan mempunyai kecenderungan untuk mempertahankan keyakinan yang sesungguhnya tidak masuk logika serta perasaan cemas.

2. Proses, Tujuan, dan Karakteristik
Tugas konselor berdasarkan Ellis yaitu untuk membantu klien yang tidak senang dan sedang menghadapi hambatan. Secara spesifik, konselor mempunyai dua kiprah pokok. Pertama, memperlihatkan bahwa kesulitan klien disebabkan oleh terganggunya persepsi serta berkembangnya pikiran yang tidak logis. Kedua, memperbaiki kondisi dengan mengajak klien kembali pada sebab-sebab permulaan sebelum ia menderita penyakit psikis tersebut.

Konselor yang baik akan membantu klien mengubah pikiran, perasaan, serta sikap yang tidak logis. Konselor harus memperlihatkan kepada klien bahwa verbalisasi diri merupakan sumber gangguan emosional. Secara khusus, tujuan konseling REBT yaitu memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan, serta pandangan klien yang irasional menjadi rasional dan logis. Dengan demikian, klien sanggup menyebarkan dan mengaktualisasikan dirinya seoptimal mungkin melalui sikap kognitif dan afektif yang positif. Selain itu, REBT juga dimaksudkan untuk menghilangkan gangguan emosional yang merusak diri sendiri.

a. Hal-hal yang memilih keberhasilan konseling
Keberhasilan atau kegagalan konseling pada umumnya ditandai oleh beberapa hal yang terjadi pada klien berikut ini.
1) Bagaimana minat klien terhadap diri sendiri?
2) Bagaimana minat sosial klien?
3) Apakah klien bisa mengarahkan diri?
4) Seperti apakah toleransi klien terhadap pihak lain?
5) Bagaimana fleksibilitas klien?
6) Apakah klien sanggup mendapatkan situasi ketidakpastian?
7) Seperti apa komitmen klien terhadap sesuatu di luar dirinya?
8) Apakah klien sanggup berpikir ilmiah?
9) Apakah klien mendapatkan dirinya sendiri?
10) Apakah klien berani mengambil risiko?
11) Apakah klien mendapatkan kenyataan hidupnya?

b. Karakteristik REBT
Sementara itu, karakteristik REBT yang digagas Ellis dijelaskan sebagai berikut.
1) Aktif-direktif
Konselor aktif membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalah.
2) Kognitif-eksperensial
Konselor harus fokus pada aspek kognitif dari klien serta mengupayakan pemecahan dilema yang rasional.
3) Emotif-eksperensial
Konselor harus melihat aspek emotif klien dengan mempelajari sumber gangguan emosionalnya sekaligus membongkar akar keyakinan keliru yang mendasari gangguan tersebut.
4) Behavioristik
Konselor harus menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan sikap di dalam diri klien.
5) Kondisional
Terapi harus dilakukan dengan cara menciptakan kondisi tertentu terhadap klien melalui aneka macam teknik pengondisian untuk mencapai tujuan terapi.

c. Gambaran praktik REBT
Gambaran umum ihwal hal-hal yang mesti dilakukan oleh seorang praktisi rasional-emotif (REBT) yaitu sebagai berikut.
1) Mengajak klien untuk menanggalkan ide-ide rasional yang mendasari gangguan emosional dan perilakunya.
2) Menantang klien dengan aneka macam wangsit yang valid dan rasional
3) Menunjukkan kepada klien asas-asas tidak logis dalam berpikir
4) Menggunakan analisis logis untuk mengurangi keyakinan irasional klien
5) Menunjukkan bahwa keyakinan irasional ini bersifat kooperatif
6) Menggunakan humor untuk menantang irasionalitas pemikiran klien
7) Menjelaskan kepada klien bahwa wangsit irasional tersebut sanggup ditempatkan kembali atau didistribusikan pada ide-ide rasional yang harus secara empiris mendasari kehidupannya, serta
8) Mengajarkan cara mengaplikasikan pendekatan ilmiah, objektif dan logis dalam berpikir


3. Teknik-teknik terapi
a. Teknik emotif
1) Teknik assertive training
Teknik ini dipakai untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk terus mengikuti keadaan dengan sikap tertentu yang diinginkan.
2) Teknik sosiodrama
Teknik ini dipakai untuk mengekspresikan aneka macam jenis perasaan yang menekan (negatif) melalui suasana yang didramatisasi.
3) Teknik self modeling
Teknik ini dipakai dengan meminta klien berjanji atau mengadakan komitmen dengan konselor untuk menghilangkan perasaan atau sikap tertentu.
4) Teknik imitasi
Teknik ini meminta klien menirukan secara terus-menerus model sikap tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan perilakunya sendiri yang negatif.

b. Teknik behavioristik
1) Teknik reinforcement
Teknik ini dipakai untuk mendorong klien ke arah sikap yang lebih rasional dan logis dengan jalan memperlihatkan kebanggaan ekspresi (reward) atau sanksi (punishment).
2) Teknik social modeling
Tenik ini dipakai untuk memperlihatkan model perilaku-perilaku gres kepada klien.
3) Teknik live models
Teknik ini dipakai untuk menggambarkan suatu sikap tertentu.

c. Teknik kognitif
1) Home work assignments
Teknik sumbangan kiprah rumah diberikan kepada klien supaya ia berlatih, membiasakan diri, serta menginternalisasikan sistem nilai tertentu berdasarkan contoh sikap yang diharapkan.
2) Teknik assertive
Teknik asertif dipakai untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan sikap tertentu yang diperlukan melalui role playing (bermain peran).

Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta


Download

Baca Juga
Albert Ellis. Biografi Psikolog

Belum ada Komentar untuk "Albert Ellis. Rational Emotive Behavioral Therapy (Rebt)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel