Albert Bandura. Teori Kognitif Sosial

Teori kognitif sosial (social learning theory) yang dikembangkan oleh Albert Bandura merupakan nama gres dari teori mencar ilmu sosial. Perubahan nama ini dilakukan sekitar simpulan dekade 1970-an dan awal 1980-an. Teori kognitif sosial Bandura merupakan pengembangan dari gagasan Miller dan Dollard wacana mencar ilmu menggandakan (imitative learning). Bandura berusaha mengelaborasi kembali proses mencar ilmu sosial dengan faktor-faktor kognitif dan behavioral yang memengaruhi seseorang dalam proses tersebut.

Konsep utama dari teori kognitif sosial yaitu proses mencar ilmu dengan mengamati. Jika ada seorang “model” di dalam lingkungan internal individu (misalnya teman, orang tua, kakak) atau dilingkungan publik—seperti artis, olahragawan, ilmuwan, spiritualis, dan sebagainya—maka proses mencar ilmu individu akan terjadi dengan cara memerhatikan model tersebut. Terkadang, sikap seseorang bisa muncul hanya disebabkan oleh proses modeling (meniru model).

Modeling
Modeling atau peniruan merupakan reproduksi sikap seseorang secara pribadi dan mekanis. Sebagai contoh, seorang ibu mengajarkan kepada anaknya cara mengikat sepatu dengan memeragakan berulang kali sehingga si anak bisa melakukannya sendiri. Maka, proses tersebut disebut sebagai modeling.

Sebagai tambahan, pada proses peniruan interpersonal, proses modeling juga sanggup terlihat pada narasumber yang ditampilkan oleh media. Misalnya, seseorang bisa menggandakan cara memasak makanan ringan anggun dalam sebuah program masakan di televisi. Namun demikian, tidak semua narasumber sanggup memengaruhi khalayak. Dalam kasus ini, teori kognitif sosial kembali pada konsep dasar wacana rewards and punishment (imbalan dan hukuman) dalam konteks mencar ilmu sosial.

Penguatan
Teori kognitif sosial juga mendasarkan proses mencar ilmu pada konsep penguatan. Dalam hal ini, proses penguatan bekerja melalui dua efek. Pertama, inhibitory effects. Efek ini terjadi ketika seseorang melihat model yang diberi eksekusi lantaran melaksanakan sikap tertentu. Misalnya, penangkapan dan vonis eksekusi terhadap seorang artis populer lantaran terlibat dalam pembuatan film porno. Dengan mengamati pengalaman model tersebut, kemungkinan seseorang akan mengikuti perbuatan sang artis populer itu akan semakin berkurang.

Kedua, disinhibitory effects. Efek ini terjadi ketika seseorang melihat model diberi penghargaan atau imbalan atas suatu perilaku. Misalnya, dalam kontes tabrak talenta di televisi ditampilkan sekelompok pengamen jalanan yang berhasil memenangkan hadiah ratusan juta rupiah. Kelompok itu juga ditawari menjadi bintang iklan dan bermain dalam sinetron berkat kesuksesan dalam kontes tersebut. Berdasarkan teori kognitif sosial, masyarakat cenderung akan mencoba mengikuti jejak para pengamen jalanan berprestasi tersebut.

Efek-efek yang dikemukakan tidak bergantung pada imbalan dan hukuman. Efek dipengaruhi oleh penguatan atas sesuatu yang dialami orang lain, tetapi dirasakan seseorang sebagai pengalamannya sendiri (vicarious reinforcement). Menurut Bandura, vicarious reinforcement terjadi lantaran adanya konsep pengharapan hasil (outcome expectations) dan keinginan akan hasil (outcome expectancies).

Outcome expectations mengatakan bahwa ketika seseorang melihat model diberi penghargaan dan hukuman, ia akan berharap mendapat hasil yang sama kalau melaksanakan sikap identik dengan model. Ia akan menyebarkan pengharapannya wacana suatu situasi untuk mendapat suatu hasil dari perilakunya sebelum benar-benar mengalami sendiri situasi tersebut.

Selanjutnya, seseorang mengikat nilai dari pengharapan tersebut dalam bentuk outcome expectancies. Harapan-harapan ini mempertimbangkan sejauh mana penguatan tertentu yang diamati itu dipandang sebagai sebuah imbalan atau hukuman. Misalnya, seseorang memang menanggap bahwa sikap artis yang merekam video porno memang pantas untuk dihukum. Akan tetapi, teori kognitif sosial juga mempertimbangkan kemungkinan sikap serupa yang dilakukan orang lain dalam video porno justru mendapat imbalan, contohnya berupa simpati atau tidak diajukan ke pengadilan lantaran dianggap sebagai korban. Padahal, ketika melaksanakan adegan porno tersebut, ia dan si artis sama-sama melakukannya secara sadar. Hal ini tentu saja akan memengaruhi sejauh mana proses mencar ilmu sosial akan terjadi.

Identifikasi diri
Konsep utama lainnya yaitu identifikasi diri (self identification) terhadap model. Teori kognitif sosial menyebutkan kalau seseorang mencicipi relasi psikologis yang besar lengan berkuasa dengan sang model, proses mencar ilmu sosial akan terjadi secara lebih kuat. Identifikasi muncul pada diri seseorang mulai dari ingin menggandakan hingga berusaha menjadi menyerupai sang model dengan beberapa kualitas yang lebih baik. Sebagai contoh, seorang anak mengidolakan seorang atlet sepak bola. Ia mungkin akan menggandakan dengan cara memakai kostum sang atlet atau mengonsumsi makanan yang biasa dikonsumsinya.

Self-efficacy

Teori kognitif sosial juga mempertimbangkan pentingnya kemampuan individu sebagai “pengamat” untuk menampilkan sebuah sikap khusus sekaligus doktrin yang dimilikinya. Kepercayaan ini disebut self-efficacy (efikasi diri). Dalam hal ini, efikasi diri dipandang sebagai sebuah prasyarat kritis dari perubahan perilaku.

Contoh efikasi diri yaitu tayangan cara pembuatan makanan ringan anggun bika di televisi. Teori kognitif sosial menyebutkan bahwa tidak semua orang akan mencar ilmu menciptakan makanan ringan anggun bika. Ada sebagian orang yang terbiasa membeli makanan ringan anggun bika siap saji dan mempunyai keyakinan bahwa menciptakan makanan ringan anggun tersebut sendiri merupakan hal yang sia-sia dan sanggup dibeli dengan harga yang tidak mahal. Dalam hal ini, orang tersebut dianggap mempunyai tingkat efikasi diri yang rendah. Akibatnya, ia enggan mencar ilmu memasak makanan ringan anggun bika dari tayangan televisi.

Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta


Download

Baca Juga
1. Albert Bandura. Biografi Psikolog
2. Albert Bandura. Teori Agresi

Belum ada Komentar untuk "Albert Bandura. Teori Kognitif Sosial"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel