Rancangan Sampel Non-Probabilitas (Non-Probability Sampling Design)

Pada rancangan sampel nonprobabilitas, penarikan sampel tidak penuh dilakukan dengan memakai aturan probabilitas, artinya bahwa tidak semua unit populasi mempunyai kesempatan untuk menjad sampel penelitian. Hal ini lantaran sifat populasi itu sendiri yang heterogen sehingga terdapat diskrimasi tertentu dalam unit-unit populasi. oleh lantaran itu harus ada perlakukan lainnya.

 penarikan sampel tidak penuh dilakukan dengan memakai aturan probabilitas Rancangan Sampel Non-Probabilitas (Non-Probability Sampling Design)

Untuk memakai rancangan ini, peneliti membutuhkan kejelian ekstra dalam mengamati sifat-sifat tertentu sehingga nantinya sanggup secara akurat menentukan teknik mana yang harus di pakai dalam menentukan sampel penelitian. tampa kejelian dalam mengamati sifat-sifat populasi, jangan berharap teknik yang digunakan akan sesuai dengan keadaan gotong royong dari populasi.

Ada beberapa sifat populasi, yang jika tidak terjadi tumpang tindih satu dengan yang lainnya, maka terlihat sifat-sifat sebagai berikut:


Populasi Berstrata

Sifat dari populasi ibarat ini yakni terdiri dari unit-unit yang sifatnya berstrata (Berlapis). Unit populasi yakni golongan-golongan, kelompok-kelompok dan sebagainya yang mempunyai sifat bertingkat atau berlapis yang jelas. Misalnya, suatu penelitian yang berpopulasi pedagang dikota surabaya. Pedagang-pedagang tersebut sanggup dibagi menjadi: pedagang kecil, pedagang menengah, dan pedagang besar. jika popolasi penelitian mahasiswa, maka sanggup di bagikan menjadi mahasiswa semester I, II, III, IV hingga dengan semester VIII. Pendek kata bahwa sifat strata dari suatu populasi, selalu mengelompokkan unit-unit populasi dalam tingkatan atau lapisan yang paling tidak ada dua lapisan, yaitu lapisan bawah dan lapisan atas. 

Populasi berstrata, biasanya berbentuk paramida, paramida terbalik atau paramida bersegi empat. Pada bentuk piramida, menutu biasanya lapisan-lapisan lebih banyak didominasi selalu menduduki lapisan yang paling bawah piramida, sebaliknya, lapisan-lapisan paling atas biasanya dipenuhi oleh lapisan minoritas. 


Populasi Area

Sifat Populasi area yakni sangat gampang ditentukan, asalkan penelitian mengetahui batas-batas area tersebut. jika penelitian memakai pembatasan suatu are dilihat dari pembatasan sistem pemerintahan, maka unit populasi yakni dukuh, desa, kecamatan, kabupaten dan seterusnya. Kalau kita mengadakan penelitian terhdapa acara koperasi di jawa timur, mungkin pembagian area koperasid apat menurut tempat kerja masing-masing koperasi tesebut, dan sebagainya.


Populasi Cluster

populasi ini mengatakan unit-unit yang berumpun atau berkelompok, tanpa ada pada tingkatan masing-masing kelompok atau rumpun yang ada. jika populasinya yakni umat beragama, maka ada umat: Kristern, Protestan, Hindu, Budha, dan Islam. Kalau etnis menurut etnis, maka ada penduduk: jawa, ambon batak, madura, kalimantan irian, sulawesi, tionghoa, dan sebagainya. 


Populasi dengan Beraneka Sifat

Mungkin peneliti sedikit mengurus pikirannya, jika ia menghadapi penelitian dengan populasi yang beraneka sfat. Kesulitan awal yang dihadapi yakni pada ketika mengadakan pemantauan terhadap keanekaragaman populasi. Sekilas, Populasi kelihatannya berstrata, lantaran memang unit-unit populasi berstrata. akan tetapi jika diamati lebih jauh lagi gotong royong tidak berstrata saja, tetepi juga merupakan rumpun-rumpun tertentu, bahkan sanggup dilihat lebih terang bahwa unit-unit populasi mempunyai wilayah-wilayah tertentu.

Dalam rancangan nonprobabilitas, pemantauan sifat-sifat populasi yang akurat saja tidak atau belum menjamin dihasilkannya sampel yang representatif. kemudian sifat populasi dipadukan dengan tujuan atau permasalahan itu sendiri, dari hal tersebut diambil sampel yang representatif. Pengambilan sampel melalui rancangan probabilitas, ibarat dari beberapa macam bentuk, ibarat :

#1. Stratified Sampling
Rancangan ini digunakan apabila populasi mengambarkan sifat berstrata. ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan pada waktu memakai teknik sampling, yaitu:

  • Stiap unit strata harus mempunyai kriteria yang jelas, yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan anggota unit strata.
  • Setiap unit strata harus sanggup diketahui secara niscaya jumlah angotanya. 
#2. Area Sampling
Teknik ini digunakan apabila populasi penelitian yakni populasi area. populasi yang berada pada tempat besar kemudian dibagi menjadi daerah-daerah kecilyang terang batasannya. untuk keperluan penelitian ini peneliti memerlukan peta atau potret udara dari tempat yang diteliti yang digunakan untuk menentukan segmen-segmen wilayah yang dalam teknik ini menjadi unit-unit populasi.

#3. Cluster Sampling
Kalau kita mengadakan penelitian, pada penelitian tersebut mengisyaratkan populasi dalam bentuk unit-unit khusus ibarat agama, golongan, suku, bangsa, atau sanggup dikatakana populasi kita yakni populasi cluster, maka pengguaan teknik cluster sampling yakni tanggapan dari pernyataan bagaimana kita menarik sampel dari populasi sampel ibarat ini. 

#4. Sampling Gugus Bertahap
kalau kita mengadakan penelitian dengan populasi dari sebuah propinsi, sedangkan yang harus menjadi sampel yakni sepuluh  desa saja. ini berarti kita harus menyeleksi sekian banyak desa yang ada dalam popinsi tersebut untuk dijadikan sampel. Oleh lantaran itu, Teknik sampling gugus sedikit demi sedikit sanggup digunakan untuk kerperluan tersebut.


#5. Proposional Sampling
Teknik sampling ini agak lebih leluasa dalam penggunaannya, maksudnya teknik ini sanggup digunakan pada populasi berstrata, populasi area atau populasi cluster. Hal yang penting dalam penggunaan teknik ini yakni penggunaan perwakilan yang berimbang, lantaran itulah sebelum memakai teknik ini, peneliti harus mengenal lebih dulu ciri-ciri tertentu dari populasi yang ada.

#6. Porposive Sampling
Teknik sampling ini digunakan pada penelitian-penelitian yang lebih mengutamakan tujuan-tujuan penelitian dari pada sifat-sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian. walaupun demikian, untuk memakai teknik ini peneliti peneliti seharunya orang yang pakar terhadap karakteristik populasi. Berdasarkan pengetahuan yang jeli terhadap popuasi, maka unit-unit populasi yang dianggap "Kunci", diambil sebagai sampel peneliti.

#7. Quota Sampling
Teknik sampling ini mempunyai sifat yang tidak jauh dari porposive sampling, yaitu lebih memntingkan tujuan penelitian dalam menentukan sampling penelitian. Sampel penelitian yakni unit populasi yang telah ditentukan terlebih dahulu, maka quota sampling digunakan hanya untuk menentukan unit populasi yang akan dijadikan dalam sampel penelitian. Unit populasi yang menjadi sampel penelitian, selanjutnya di interview atau di beri quisioner.

#8. Incidental Sampling
teknik sampling ini yakni teknik yang paling diragunak akan menghasilkan sampel yang representatif, hal ini disebabkan oleh sifat " Kebetulan" dalam menentukan sampel. penelitian yang biasa memakai teknik samplin ini yakni penelitian yang populasinya yakni individu yang sukar untuk ditemui dengan alasan sibuk, tidak mau diganggu, tidak bersedia menjadi responden atau alasan lainnya. 

#9. Double Sampling 
Biasanya juga teknik ini juga disebut dengan sampling kembar. Teknik ini amat bermanfaat bagi penelitian yang populasinya besar yang pengumpulan datanya memakai angket melalui jawa pos. umpamanya, kita meneliti ihwal kecenderuangan pembaca harian KOMPAS dalam menentukan rubik yang disukai. Untuk penelitian ini, peneliti mengembangkan angket keseluruh penggan harian Kompas. 

#10. Multifarious Sampling
Tidak selamanya dalam banyak sekali penelitian, populasi mempunyai memeliki saifat yang gampang diamati oleh peneliti. terbanyak dalam penelitian ilmu-ilmu sosial, penelitian menemui populasi dengan beraneka sifat tertentu dan terkadang sifat tersebut saling tumpang tindih. Multifarious Sampling sesungguhanya merupakan kombinasi dari bebrapa teknik sampling, baik probabilitas maupun non-probabilitas. Makanya beberapa penelitian juga menyebutkan teknik ini sebagai "Combined Sampling".

Demikian Ulasan Artikel yang membahas ihwal  Rancangan Sampel Non-Probabilitas (Non-Probability Sampling Design) yang kami resume dari buku Metode Penelitian Kuantiatif yang ditulis oleh Burhan Bungin pada tahun 2005 yang dicetak oleh penerbit Kencana Prenada media group yang ada di jakarta. Semoga bermanfaat bagi makalah anda dan Terima kasih telh berkunjung

Belum ada Komentar untuk "Rancangan Sampel Non-Probabilitas (Non-Probability Sampling Design)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel