Kronologi Sejarah Dan Latar Belakang Perumusan Teks Proklamasi

Sesudah rombongan dari Rengasdengklok datang di Jakarta, mereka pribadi berkumpul di rumah Laksamana Maeda. Hal ini dimaksudkan semoga tidak timbul kecurigaan di pihak Jepang. Pada malam itu juga, Soekarno-Hatta menemui Somobuco (Kepala Pemerintahan Umum) Mayor Jendral Nishimura untuk menjajaki sikapnya terkena pelaksanaan Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Jawaban yang didapat dari pertemuan itu sangat mengejutkan Soekarno-hatta, alasannya yakni pemerintah Jepang melarang kemerdekaan tetapi diharuskan mempertahankan status quo hingga hadirnya Sekutu.

After the entourage of Rengasdengklok arrived in Jakarta, they directly gathered in the home of Admiral Maeda. This matter was meant in order not to arise suspicion of Japguase party. That very night, Soekarno-Hatta saw Somobuco (the head public government) Major-General Nishimura to probe of his attitude about the realization of the proclamation of independence of Indonesia. Soekarno-Hatta were very astonished to get the answer from the meeting, because the government of Japguase orohibited the independence but obliged to maintain the status quo until the coming of the Ally.

That meeting did not change the plan which had been agreed on with young men, then they returned to Admiral Maeda's house. Some members of the Committee of Preparation of Indonesia Independence had been present in that house and agreed to form a formulator team of text consisted of Soekarno, Hatta and Achmad Soebardjo and witnessed by Sayuti Melik, Sukarni and B.M Diah.

Pertemuan itu tidak mengubah rencana yang sudah disahkan bersama para pemuda, maka mereka ppn kembali ke rumah Laksamana Maeda. Di rumah itu, sudah hadir sebagian anggota PPKI dan disahkan dibuat tim perumus teks yang terdiri dari Soekarno, Hatta dan Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Sayuti Melik, Sukarni dan B.M. Diah.

Soekarno ordered Achmad Soebardjo to cite the words of Jakarta Charter June 22, 1945 especially part of its opening namely "By the grace of God, the Indonesian people declare the independence" as opening words of the proclamation text. Afterwards, it was approved what was witten was "We are Indonesian nation herewith declare the independence of Indonesia". That sentence was quoted from the third paragraph of Jakarta Charter

Soekarno memerintahkan Achmad Soebardjo untuk mengutip kata-kata dari Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 terutama bagiaripembukaannya yaitu "Atas Berkat Rakhmat Allah maka rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaannya" sebagai kata pembuka teks proklamasi. Sesudah itu, disahkan bahwa yang di tulis yakni "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia". Kalimat itu dikutip dari alinea ketiga Piagam Jakarta.

Drs. Moh.Hatta added the second sentence which read "the things concerning the power transfer is carried out thoroughly and as fast as possible". After this text had been written and read off, so at the instance of Sukarni the text was signed by Soekarno-Hatta on behalf of all Indonesian people.

Drs. Moh.Hatta menambahkan kal imat kedua yang berbunyi "hal-hal yang terkena pemindahan kekuasaan diselenggarakan secara seksama dalam tempohyang sesingkat-singkatnya" Sesudah teks ini final ditulis dan dibacakan, maka atas undangan Sukarni teks itu ditanhadirani oleh Soekarno-Hatta atas nama seluruh rakyat Indonesia.

This document was typed by Sayuti Melik with a few changes as: Naskah ini diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan menyerupai :
a. Tempoh became Tempo - Tempoh menjadi Tempo
b. The proxies of Indonesian nation became on behalf of Indonesian nation - Wakil-wakil bangsa Indonesia menjadi Atas nama bangsa Indonesia
c. Djakarta 17-8-`05 became Djakarta, day 17 Boelan 8 tahoen - 05 Djakarta 17-8-'05 menjadi Djakarta, hari 17 Boelan 8 tahoen `05
 

Bung Hatta asked BM. Diah to multiply that copy and strived for its spread to entire Indonesia. Bung Hatta asked Adam Malik, the head of-ficer of Japguase press agency for help to broadcast the news of the proclamation to entire Indonesia.

Bung Hatta meminta BM. Diah untuk memperbanyak naskah itu dan mengupayakan untuk penyebarannya ke seluruh Indonesia. Bung Hatta meminta menolongan Adam Malik pimpinan pegawai kantor diberita Jepang untuk menyiarkan diberita Proklamasi itu ke seluruh Indonesia.

Concerning the place to read the proclamation text, Sukarni proposed to be carried out at IKADA field (now MONAS field), but this tawaran was refused by Soekarno and he suggested to be done just at his resi-dency, it was at 56 East Pegangsaan Road at 10.00 a.m.

Mengenai kawasan pembacaan teks Proklamasi tersebut, Sukarni mengusulkan semoga dilakukan di Lapangan IKADA (sekarang lapangan MONAS), namun usulan ini ditolak oleh Soekarno dan ia mengusulkan semoga dilakukan di kediamannya saja, yaitu jalan Pegangsaan Timur No.56 pada pukul 10.00 pagi.

Sumber Pustaka: Yrama Widya

Bagikan Artikel ini