Hubungan Aneka Macam Aktivitas Dalam Suatu Wilayah (Horizontal, Vertikal, Komplementer)

Untuk membantu penelaahan perihal aneka macam korelasi acara dalam suatu wilayah, kita buatkan suatu pembagian terstruktur mengenai hubungan- korelasi yang sederhana berikut ini. Secara terpisah akan kita pertimbangkan aneka macam hubungan, antara lain:

Untuk membantu penelaahan perihal aneka macam korelasi acara dalam suatu wilayah Hubungan Berbagai Kegiatan Dalam Suatu Wilayah (Horizontal, Vertikal, Komplementer)

(1) hubungan-hubungan "vertikal"
(2) hubungan-hubungan "horisontal" dan
(3) hubungan-hubungan "komplementer".


Melengkapi pengertian perihal hubungan-hubungan tersebut di atas, intinya korelasi lokasi dari dua acara sanggup berupa penarikan acara secara timbal balik (disebut dengan positive linkages) atau sanggup juga berupa penolakan acara (negative linkages) secara timbal balik. Hubungan bersifat positif bila acara yang satu bersifat mendorong timbulnya atau menumbuh¬kembangkannya acara yang lain dalam artian timbal batik. Sementara itu, korelasi bersifat negatif bila tumbuh- berkembangnya acara yang satu justru menyebabkan acara yang lain menjadi menurun secara timbal balik.


HUBUNGAN VERTIKAL (VERTICAL LINKAGES)

Jika output suatu acara di suatu wilayah merupakan input atau masukan untuk acara lainnya, maka biaya pengangkutan (transport cost) akan berkurang dengan saling berdekatannya dua jenis acara tersebut. Kehadiran kegiatan¬-kegiatan semacam itu dalam suatu wilayah akan menambah "daya tarik" wilayah tersebut sebagai daerah lokasi bagi acara lainnya. Makara biasanya rangkaian yang bersifat vertikal (vertical-linkage) akan merupakan pula penarikan kegiatan-¬kegiatan secara timbal balik (mutual attraction).
Tetapi jarang sekali penarikan yang demikian akan mempunyai kekuatan yang sama dari kedua arah. Kita sanggup membedakan aneka macam duduk masalah dimana rangkaian yang ada lebih bersifat "mengarah ke belakang (backward)" atau sanggup pula lebih bersifat "mengarah kemuka" (forward)".

Dengan rangkaian acara yang mengarah ke belakang (backward-linkage) berarti penarikan acara secara timbal-balik mempunyai arti yang penting, khususnya dalam melengkapi suatu kegiatan. Atau dengan kata lain, satu acara yang berorientasikan kepada mengembangnya pasar (market oriented activity) timbul oleh adanya suatu acara penjualan tertentu. Kegiatan yang demikian dinamakan dengan rangkaian acara yang mengarah ke belakang, oleh lantaran acara tersebut eksklusif melibatkan satu tanggapan kepada satu acara lainnya jauh ke belakang yaitu dalam suatu urutan operasi yang merubah input utama menyerupai sumber-sumber alam dan sumberdaya insan menjadi barang-barang konsumsi akhir.


Salah satu teladan yakni "daya penyebaran" dari berkembangnya sektor pupuk urea tablet (PUT) yang sanggup menarik pertumbuhan sektor-sektor lainnya, menyerupai sektor padi, sebagai sektor masukan dalam pertumbuhan ekonomi industri dalam suatu wilayah. Tumbuh dan berkembangnya sektor industri pupuk urea tablet (PUT) untuk padi pada suatu wilayah dengan semakin berkembangnya komoditas padi sanggup dipergunakan sebagai gambaran. Pengembangan industri pupuk urea tablet tersebut merupakan acara dalam pengembangan input yang sifatnya mengarah ke belakang, sebagai salah satu "penarik" yang diberikan oleh pengembangan sektor komoditas padi. Contoh lain yakni pengembangan produsen kaleng yang mendorong tumbuh dan berkembangnya sektor industri pengolahan makanan dalam kalengan.



Rangkaian acara yang mengarah ke belakang ini sudah menjadi umum, lantaran pada kenyataannya banyak sekali acara dari setiap wilayah memprodusir dan berorientasikan untuk pasar wilayah. Dengan membesarnya suatu wilayah (baik dalam luas wilayah, penduduk dan kesempatan kerjanya), maka kepentingan pasar intern secara relatif menjadi lebih besar pula. Bermukimnya kegiatan¬kegiatan di sebuah wilayah yang mencakup perdagangan para pengecer dan pedagang besar; sebagian besar jasa konsumen, perusahaan, pemerintahan wilayah, bangunan, industri barang- barang yang cepat rusak (perishable products atau "bulky products" menyerupai es krim, roti, surat kabar, minuman segar, kerikil kerikil dan semen bangunan) rupanya dirangsang oleh adanya pertambahan pendapatan dan kesempatan kerja di wilayah sebagai tanggapan pertambahan pendapatan dan kesempatan kerja di wilayah secara keseluruhan. Dengan demikian sanggup disimpulkan bahwa adanya acara di atas merupakan tanggapan dari rangkaian acara yang mengarah ke belakang.



Selanjutnya, rangkaian acara yang mengarah kemuka (forward linkage) sanggup berarti suatu dorongan perubahan yang berpengaruh dipindahkan kepada acara lainnya jauh kemuka dalam suatu urutan operasi perubahan sumberdaya. Kegiatan yang dipengaruhi oleh suatu rangkaian yang mengarah ke muka harus sensitif (mempunyai "derajad kepekaan" yang tinggi) terhadap harga dan penawaran input-inputnya secara wilayah (disebut dengan orientasi input). Sekelompok rangkaian acara yang mengarah kemuka mencakup kegiatan-kegiatan yang memakai produk sampingan dari acara lainnya pada wilayah yang sama: menyerupai contohnya pabrik- pabrik perekat, pupuk, atau penyamak kulit akan berlokasi dimana terdapat banyak acara pabrik pengalengan ikan, pendinginan dan pembungkusan daging. Juga penawaran produk tersebut eksklusif digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang mempunyai tanur kerikil bara sendiri. Terdapatnya pabrik baja dengan sistem "rolling" dan fasilitas-fasilitas pembuatan produk simpulan yang berasal dari baja tersebut, umumnya dipandang sebagai faktor penentu dan menentukan lokasi industri besi logam, lantaran murahnya baja yang ditawarkan dan mungkin pula pelayananya yang lebih cepat.



Sebagai tambahan, dari aneka macam penghematan-penghematan ekstern dari suatu proses aglomerasi (yaitu proses yang memperlihatkan penghematan ekonomi dalam suatu wilayah atau acara lantaran terjadinya penurunan biaya sebagai tanggapan lebih berdekatannya lokasi-lokasi industri), sanggup dimasukkan pula kedalamnya keuntungan-keuntungan lokasi dari suatu penyediaan beberapa input menyerupai materi baku, barang pembantu, reparasi atau penyewaan peralatan dan juga tenaga kerja terlatih. Pentingnya penyediaan jasa perusahaan lokal yang baik untuk perkembangan suatu wilayah, terutama untuk pembangunan jenis acara gres di suatu wilayah usang kelamaan telah diketahui pada akhir-akhir ini. Peranan "prasarana" (seperti penyediaan fasilitas-fasilitas umum yang utama dan jasa jasa) telah di"benarkan" kepentingannya dalam kaitannya dengan perjuangan pembangunan mata rantai acara yang mengarah ke belakang, dan dalam pembangunan wilayah-wilayah berpendapatan rendah dalam aneka macam wilayah.


HUBUNGAN HORISONTAL (HORIZONTAL LINKAGES)

Peranan hubungan-hubungan horisontal dibahas termasuk di dalamnya duduk masalah persaingan antar acara atau unit-unit acara baik untuk pasar-pasar dan juga untuk input-input. Berbeda dengan penarikan secara timbal balik yang terdapat pada hubungan-hubungan vertikal, maka imbas lokasi dari hubungan-¬hubungan horisontal dalam hal ini lebih merupakan penolakan kegiatan-kegiatan yang timbal-balik.


Pengertian yang paling penting, terutama dikaitkan dengan pertumbuhan dan pembangunan wilayah yakni persaingan kegiatan- acara yang berbeda dari sumber-sumber lokal yang langka dan sulit dikembangkan (khususnya menyerupai kualitas sumberdaya insan atau pekerja yang bermacam-macam, terdapatnya daerah lokasi ditepi sungai atau daerah lokasi yang baik, bersih, sejuk dan bebas dari polusi). Kehadiran acara gres yang memakai sumber-sumber alam menyerupai di atas akan cenderung meningkatkan biaya bagi penggunaan atau eksploitasi sumber-sumber tersebut dan mungkin selanjutnya akan menghambat dan bahkan meniadakan sumber- sumber yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan lainnya. Dalam persaingan semacam ini maka wilayah secara keseluruhan akan berada dalam keadaan yang berbahaya dalam artian akan menghadapi dengan apa yang disebut dengan "masalah pengurasan sumberdaya". Suatu teladan pertanyaan yang ada hubungannya dan penting bagi akal wilayah yakni sebagai berikut ini:



Apakah akan membiarkan air yang mengalir di wilayah dan daerah tinggal di pinggiran sungai terkuras habis dan terkena polusi oleh pemakaian air di industri-industri, atau akan melindunginya untuk kepentingan penggunaannya bagi permukiman, lembaga-lembaga dan rekreasi.

Demikian pula, haruskah usaha-usaha wilayah untuk menambah kesempatan-kesempatan kerja berbentuk perjuangan yang menarik kegiatan-kegiatan gres dengan jumlah kesempatan kerja yang sebesar- besarnya tanpa melihat sifat-sifatnya; atau haruskah prioritas diberikan pada kegiatan-kegiatan gres dengan upah yang tinggi dan yang memperlihatkan kesempatan untuk kemajuan dan peningkatan pengetahuan seseorang serta yang sanggup menarik tenaga kerja pendatang berkualitas tinggi.


Haruskah sisa tanah yang belum termanfaatkan yang ada di masyarakat digunakan untuk suatu lapangan terbang, suatu jalur operasi pertambangan, suatu pembangunan wilayah elite dengan kepadatan penduduk yang rendah, sebuah proyek perumahan untuk peluncuran peluru kendali atau sebagai wilayah perindustrian.



Sampai seberapa jauh masyarakat akan "mengijinkan" asap industri (polusi), demi pendapatan yang sanggup diperoleh oleh produsen yang bersangkutan dan pajak yang mereka bayarkan.



Semua kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk menjawab pertanyaan di atas harus dihadapi oleh setiap penduduk, lembaga-lembaga yang bertanggung jawab dan berwenang eksklusif serta perencana-perencana kota atau perencana-¬perencana wilayah secara lebih luas. Kebijaksanaan tersebut akan timbul tanggapan rangkaian kegiatan- acara secara horisontal dalam bentuk persaingan antar penggunaan sumber-sumber setempat yang langka (scarce).


HUBUNGAN KOMPLEMENTER (COMPLEMENTARY LINKAGES)

Bahasan perihal hubungan-hubungan komplementer diantara aneka macam acara dalam suatu wilayah pada hakekatnya selalu dikaitkan dengan masalah¬masalah yang bekerjasama dengan penghematan ekstem (Location Patterns). Efek lokasi akan merupakan penarikan acara secara timbal balik (mutual attraction), bila penambahan satu acara didalam sebuah wilayah merangsang pertumbuhan dari acara yang komplementer (saling melengkapi).

a. Penarikan acara secara timbal-balik diantara produsen pemakai barang-barang komplementer.

Contoh penarikan yang demikian sanggup ditemui pada industri barang-barang "mode" dan "toserba" atau "shopping goods". Toserba yakni daerah penjualan barang-barang konsumsi dimana konsumen di dalam proses menseleksi dan membeli barang-barang tersebut sanggup membandingkan kegunaan, kualitas, harga, dan corak dari barang tersebut. Sebagai contoh, contohnya topi wanita, perabot rumah tangga, kemeja/gaun wanita, sepatu dan pakaian jadi wanita, kendaraan beroda empat yang siap digunakan dan perkakas penting lainnya.


Dengan datangnya produsen-produsen tambahan (yang baru) ke dalam suatu wilayah, maka mereka akan menolong produsen-produsen yang sudah ada dengan membangun status wilayah menjadi semacam daerah yang diidamkan oleh para pembeli barang dan para jasa produsen tersebut. Dengan demikian hal ini menjadi daya tarik khusus bagi para konsumen lantaran macam ragam barang dan jasa yang ditawarkan. Ini disebabkan lantaran pembeli-pembeli tadi akan mencari aneka macam ragam dan jenis barang tersebut dan mempunyai kesempatan untuk membandingkan barang-barang tersebut serta "pergi keluar-masuk pertokoan". Seperti contohnya perusahaan pertokoan serba ada yang banyak dijumpai di aneka macam wilayah akhir-akhir ini, baik di Jakarta, Surabaya bahkan kota-kota lainnya yang telah berkembang demikian besarnya atas dasar pertimbangan-pertimbangan di atas.



Sesungguhnya dalam proses tersebut terdapat suatu rangkaian acara dua tahap (a two-step linkage), yang sanggup dipisahkan menjadi:



1. efek rangkaian acara yang mengarah kemuka, oleh lantaran "tertarik"nya produsen gres akan menarik banyak konsumen atau pembeli suatu barang ke satu wilayah, dan



2. efek rangkaian acara yang mengarah ke belakang, oleh lantaran dengan lebih banyaknya ajakan dari pembeli barang-barang tersebut sanggup memperlihatkan daya tarik suatu wilayah, sehingga jumlah produsen yang lebih banyak tetap bertahan jumlahnya.



Akan tetapi, efek rangkaian semacam di atas tidak hanya terbatas seluruhnya oleh hanya menyerupai teladan dari keberadaan "toserba" saja. Dapat saja pertimbangan pengembangan wilayah sebagai tanggapan dari variabel lainnya. Kita ambil teladan di luar negeri, contohnya di suatu wilayah di Amerika menyerupai Pittsburg yang sesuai untuk permasalahan yang demikian. Pada tahun-tahun terakhir ini, aneka macam macam pimpinan masyarakat telah mendorong Pittsburgh untuk membangun status perserikatan umum (major league status) sebagai perancang dan produsen untuk jalan lintas (transit) perkotaan guna memenuhi asumsi ajakan yang sedang meningkat dari wilayah perkotaan yang luas di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Berbagai macam ragam input dibutuhkan untuk membantu acara jalan lintas ini: menyerupai perjuangan pembuatan komponen-komponen dan penyediaan bahan-bahan, ahli-ahli perancang yang populer di bidang teknologi pengangkutan dan perencanaan perkotaan, ahli-ahli ekonomi perkotaan dan ekonomi wilayah dan konsultan-konsultan serta akomodasi penelitian yang terspesialisasikan. Kegiatan-kegiatan yang bermacam ragam sebagai perhiasan dari keseluruhan acara tersebut demikian luasnya, sehingga usaha-usaha yang utama telah mencapai sukses dan perusahaan-perusahaan di Pittsburgh menerima daerah sentra untuk "order" atau pesanan pembuatan sistem jalan lintas yang lebih banyak. Pemasok aneka macam input ke daerah tersebut di atas juga akan berkembang dan menjadi lebih banyak jumlahnya. Pada akhirnya, kesanggupan dan keahlian mereka sanggup meningkatkan kepakaran serta reputasinya sebagai kontraktor-kontraktor utama.



Kesemuanya yakni citra perihal kegiatan-kegiatan komplementer dalam rangka pembangunan wilayah.


b. Penarikan acara secara timbal balik diantara produsen produsen pemakai yang penyediaan barangnya saling bersambungan (jointly supplied products)

Suatu teladan perihal jenis yang kedua dari rangkaian acara komplementer (disertai dengan pengaruhnya dari penarikan lokasi yang timbal balik) intinya merupakan kebalikan dari rangkaian acara (mungkin sebagian besar) yang tidak hanya mengeluarkan satu barang saja, tetapi juga menghasilkan majemuk barang yang berbeda, dimana barang tersebut merupakan barang yang penting dan bernilai, disebut dengan produk sampingan (by products). Suatu acara wilayah yang melengkapi sebuah pasar dengan salah satu produk utama, sanggup saja akan membantu kelangsungan acara penyediaan untuk acara penyediaan bagi produk yang kedua, yang seringkali merupakan produk sampingannya. Akibatnya barang yang dihasilkan oleh produsen yang kedua ini, sanggup diperoleh dengan lebih gampang dan lebih murah untuk kelang¬sungan acara yang ketiga yang memakai barang tersebut sebagai materi bakunya. Selanjutnya ketiga acara ini akan berada dalam keadaan yang saling membantu dan menarik secara timbal-balik.


Terdapat banyak teladan dari hasil acara yang demikian, menyerupai halnya pada industri barang-barang kimia, yang seringkali lantaran sifat produksinya sanggup menghasilkan aneka macam kombinasi produk sampingan. Produsen-produsen pabrik peleburan besi dan baja yang memakai batubara sebagai materi bakarnya, menghasilkan juga gas dan macam-macam materi kimia hidrokarbon. Bahan ini sanggup digunakan sebagai materi bangunan berupa bata, disamping produk-produk lainnya menyerupai karet sintesis zat warna dan barang-barang pharmasi. Adanya industri-industri yang memakai produk sampingan dari pabrik-pabrik dengan proses destilasi batubara pada wilayah yang sama, akan meningkatkan penghasilan dari pengusaha pabrik ini. Dalam bidang pertanian banyak dijumpai contoh-contoh perihal "joint product" semacam ini, contohnya saja antara gula dan tetes. Keadaan demikian bahkan sanggup merupakan faktor yang menentukan dalam keputusan¬keputusan industri yang bersangkutan untuk memperluas atau memindahkan daerah lokasi perusahaan. Jika pengusaha ini memperluas hasil outputnya, maka berarti akan selalu tersedianya penawaran wilayah (supply regional) yang lebih besar (dan mungkin sanggup lebih murah dan terjamin) dari produk sampingan yang dikeluarkannya. Sebaliknya pada gilirannya akan menciptakan wilayah menjadi lebih menarik sebagai lokasi industri yang memakai produk-produk tersebut.



Seperti telah dibahas dimuka, rangkaian acara komplementer diantara produsen-produsen dari barang-barang yang permintaannya saling bekerjasama ini (jointly demanded products) sanggup dipecah menjadi dua rangkaian acara yang terpisah. Pengaruh rangkaian acara yang mengarah ke belakang akan terjadi, bila terdapat tambahan ajakan dari adanya produksi barang atau komoditas yang gres didirikan. Pertambahan ajakan ini akan menyebabkan diperluasnya hasil output dari barang atau komoditas sampingan yang terjadi. Selanjutnya tanggapan ekspansi penyediaan produk sampingan tersebut, akan tetap menarik produsen- produsen lainnya yang memakai produk tersebut ke wilayah sekitarnya.



Rangkaian-rangkaian acara secara komplementer yang telah kita bahas, tentunya sanggup diterima tanpa memandang apakah proses-proses secara komplementer sedang diusahakan oleh perusahaan secara sendiri-sendiri atau oleh perusahaan yang sama. Sebagai contoh, contohnya masalah produsen besi baja dan tanur arang kokasnya. la mungkin akan menentukan pengolahan destilasi outputnya dengan satu atau lebih proses-proses tambahan, dan bahkan akan eksklusif memproduksikan dalam bentuk barang konsumsi simpulan daripada menjual arang kokas tersebut secara mentah ke perusahaan- perusahaan yang lain.


c. Rangkaian acara komplementer dan penghematan penghematan skala serta aglomerasi.

Industriawan-industriawan pakaian mode dan sebagian besar industri-¬industri yang memanfaatkan terdapatnya "external-economy" (keuntungan¬-keuntungan ekonomi yang timbul tanggapan adanya aglomerasi), mempunyai kecenderungan untuk berkelompok menjadi satu. Hal ini terjadi lantaran mereka semuanya akan tertarik untuk saling berdekatan tanggapan adanya dua macam rangkaian acara komplementer, yaitu diantara produsen-produsen pemakai barang komplementer dan diantara produsen-produsen pemakai barang yang penyediaannya saling bersambungan (jointly supplied products). Sebagai contoh, industriawan pakaian mode akan mencari suatu pola pengelompokan yang demikian: (1) sanggup memperlihatkan suatu laba di lokasinya tersebut tanggapan terdapatnya aneka macam ragam penawaran barang-barang yang sanggup menarik banyak pembeli, dan (2) bahwa aneka macam barang input yang ada sanggup diperoleh dengan cepat dan murah dari supplier-supplier yang sudah terspesialisasikan, yang dimungkinkan oleh adanya pemberian penyediaan (omset) yang besar dari suatu pengelompokan perusahaan-perusahaan besar. Dengan demikian sanggup kita lihat bahwa penghematan-penghematan ekstern dari aglomerasi sanggup merupakan penghematan-penghematan skala, sekaligus merupakan rangkaian acara ekonomi yang memperlihatkan dampak ganda ke arah ke belakang dan rangkaian yang mengarah kemuka.


Demikian ulasan artikel kami tentang Hubungan Berbagai Kegiatan Dalam Suatu Wilayah (Horizontal, Vertikal, Komplementer) . Semoga bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung. 

Sumber : Rudi Wibowo dan Soetriono, 2004, Konsep, Teori, dan Landasan Analisis Wilayah, Bayu Media, Malang

Belum ada Komentar untuk "Hubungan Aneka Macam Aktivitas Dalam Suatu Wilayah (Horizontal, Vertikal, Komplementer)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel