Hasil-Hasil Budaya Insan Purba Di Indonesia
Hasil-hasil Budaya Manusia Purba Di Indonesia
Kebudayaan yaitu sebuah hasil ajaran insan yang dilakukan dengan sadar, yaitu sadar untuk apa segala sesuatu itu dilakukan atau diperbuat. Kebudayaan yang dibentuk oleh insan bertujuan untuk sanggup memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga sifat kebudayaan insan sanggup dibedakan atas kebudayaan yang bersifat material atau kebendaan dan kebudayaan yang bersifat rohani.
Kebudayaan Material atau Kebendaan
Manusia mulai mengenal kebudayaan material (benda) saat mereka mulai membutuhkannya. Kebudayaan material yang mereka kenal pada awalnya berupa alat-alat yang sanggup memmenolong untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti peralatan berburu, peralatan untuk mengumpulkan masakan atau meramu.
Peralatan yang sanggup mereka buat pada masa kehidupan berburu dan mengumpulkan masakan atau meramu ialah peralatan yang sangat sederhana. Peralatan mereka berupa peralatan dan kerikil maupun dan tulang. Batu yang dijadikan alat-alat untuk memmenolong memenuhi kebutuhan hidupnya berupa kerikil kali. Batu kali tersebut dibelah dan pecahan yang dianggap tajam dipergunakan untuk membelah kayu atau bambu. Bahkan alat-alat dan bath itu juga sanggup dipergunakan untuk memmenolong menangkap hewan buruannya. Sedangkan alat-alat dan tulang itu berasal dan tulangt ulang hewan buruannya. Alat-alat dan tulang dipergunakan untuk menggemburkan tanah dan mencari ubi-ubian. Kebudayaan mereka yang populer pada masa itu ibarat kapak perimbas, kapak penetak, kapak genggam, pahat genggam dan lain-lain.
Dalam perkembangan benikutnya, nalar pikiran insan semakin maju, maka peralatan-peralatan kehidupan yang dibuatnya pun bertambah bagus. Manusia tidak saja membelah kerikil yang sanggup dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi mereka sudah mulai mengasahnya. Batu-batu yang dijadikan alat-alat perlengkapan kehidupannya diasah atau diupam walaupun belum sempurna. Perkembangan peralatan-peralatan mi terjadi pada masa Mesolitikum saat insan sudah mulai memikirkan untuk hidup menetap, walaupun sebagian besar di antara mereka masih hidup berpindah-pindah (nomaden). Hasil kebudayaan yang berhasil ditemukan ibarat kapak genggam Sumatera, kapak pendek (Bache courte), pebble, flakes dan lain-lain.
Kebudayaan kerikil sebagai hasil karya insan Indonesia masa lampau terus mengalami perkembangannya. Bahkan perkembangan itu semakin terang tampak pada masa kehidupan insan bercocok tanam. Pada masa ini, jiwa seni insan mulai tumbuh. Hal mi disebabkan lantaran insan mulai mempunyai waktu senggang yang cukup lama, yaitu dan masa menanam hingga pguan tiba. Dalam kehidupan bercocok tanam liii insan menentukan daerah tinggal dengan menetap pada suatu lokasi dalam kehidupan berkelompok. Dalam kehidupan ibarat in maka hasil kebudayaan mereka mengalami peningkatan, lantaran mereka mulai memdiberi hiasan-hiasan pada peralatan-peralatan yang dibuatnya. Di samping itu, bath yang dipergunakan sebagai peralatan-peralatan yaitu bath-bath pilihan homogen bath Kalsedon. Sehingga peralatan-peralatan yang mereka buat terlihat sangat indah, di antaranya kapak persegi, kapak lonjong dan lain-lain.
Sementara itu, nalar pikiran insan terus berkembang. Bahkan dan zaman ke zaman maupun dan generasi-generasi mengalami perkembangan sesuai dengan contoh pikir insan pada zamannya. Terlebih lagi dalam kehidupan menetap dan bercocok tanam, contoh pikiran insan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dalam perkembangan diberikutnya insan mulai mengenal logam sebagai materi dasar untuk membuat peralatan-peralatan yang diharapkan atau yang dibutuhkannya.
Bangsa Indonesia mulai mengenal peralatan-peralatan dan logam dalam bentuk logam campuran, yaitu logam tembaga dengan timah yang disebut perunggu. Manusia membuat peralatan-peralatan dan logam perunggu sesuai dengan kebutuharmya ibarat peralatan rumah tangga, peralatan bertani atau berburu, atau membuat benda-benda perhiasan. Tetapi tidak tiruana insan sanggup membuat peralatan-peralatan dan logam mi, ada orang-orang yang hebat dalam membuat peralatan-peralatan dan logam. Orang ith disebut undagi dan daerah pembuatan benda-benda dan logam disebut perundagian. Peralatan-peralatan yang terbuat dan logam di antaranya kapak corong atau kapak sepatu, nekara, baskom perunggu, banyak sekali benthk embel-embel perunggu dan lain-lain.
Di samping ith, insan sudah pula mengenal dan mengolah biji-biji besi untuk membuat peralatan-peralatan yang dibutuhkannya, tetapi akungnya benda-benda dan besi tidak berhasil ditemukan oleh para ahli, lantaran besi sanggup lapuk atau hancur.
melaluiataubersamaini demikian, kebudayaan material insan mengalami perkembangan dan awal insan mengenal kebudayaan hingga kepada tingkat-tingkat kehidupan selanjutnya.
Kebudayaan Rohani
Kebudayaan rohani mulai muncul dalam kehidupan insan semenjak insan mengenal sistem keyakinan dalam hidupnya. Munculnya system keyakinan dalam kehidupan insan sudah berlangsung semenjak kehidupan insan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini diketahui melalui inovasi kuburan.
Penemuan kuburan ith menunjukkan bahwa masyarakat sudah mempunyai anggapan tertentu dan mempersembahkan penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal. Masyarakal- juga sudah mempunyai konsep ihwal apa yang terjadi dengan seseorang yang meninggal. Mereka percaya bahwa orang yang meninggal rohnya pe i ke suath daerah lain. Bahkan jikalau orang yang meninggal mer”iliki dampak atau diberilmu, maka masyarakat selalu berharap minta pesan yang tersirat atau perlindungaƱ jikalau terjadi kesusahan.
Inti keyakinan terus berkembang dan zaman ke zaman. Penghormatan dan pemujaan kepada roh nenek moyang terlihat pada peninggalan-peninggalan berupa tugu-tugu bath seprti pada bangunan-bangunan masa Megalitikum. Bangunan-bangupan Megalitikum banyak ditemukan pada tempat-tempat yang tinggi, yaitu di puncak bukit, di lereng pegunungan atau tempat-tempat yang lebih tinggi dan daratan sekitarnya. Hal ini muncul dan ungkapan masyarakat bahwa roh nenek moyang berada pada suatu daerah yang lebih tinggi.
Untuk menelusuri keyakinan awal dan masyarakat Indonesia, para hebat mengadakan penelitian terhadap banyak sekali bangunan atau kuburan dan masa Megalitikum. Dan hasil penelitian itu, para hebat sejarah menerima citra terkena banyak sekali kebiasaan yang bekerjasama dengan keyakinan masa itu. Bahkan hingga sekarang, kita masih sanggup melihat upacara-upacara tradisi Megalitikum dan banyak sekali suku bangsa di Indonesia. Sistem keyakinan insan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kepercayaan insan tidak spesialuntuk terbatas kepada keyakinan terhadap roh nenek moyang saja, tetapi insan mulai berbagi kepercayaannya.
Melalui perkembangan contoh pikir manusia, insan mulai menyadari keberadaan hidupnya yang berada di tengah-tengah alam semesta. Manusia mulai menyadari dan mencicipi adanya kekuatan yang maha dahsyat atau maha besar di luar dirinya sendiri. Bahkan kekuatan itu senantiasa ada sepanjang masa. Kekuatan itulah yang kemudian diketahui berasal dan kekuatan Tuhan Yang Mahaesa. Tuhan yang menciptakan, menghidupkan,nemelthara, membinasakan seisi alam semesta ini.
Dan keyakinan itu, selanjutnya berkembang keyakinan yang bersifat animisme, dinamisme dan monoisme. Animisme ialah suatu keyakinan bahwa setiap benda mempunyai roh atau jiwa. Dinamisme ialah suatu keyakinan bahwa setiap benda mempunyai kekuatan mistik dan Monoisme ialah suatu keyakinan terhaap Tuhan Yang Maha Esa.
Sumber Pustaka: Erlangga
Belum ada Komentar untuk "Hasil-Hasil Budaya Insan Purba Di Indonesia"
Posting Komentar