Download Makalah Ghazwul Fikri (Pengertian, Sejarah Dan Bidang Bidang Yang Diserengan Dalam Ghazwul Fikri)

PENDAHULUAN


A.  LATAR BELAKANG
            Kesadaran terhadap adanya musuh menciptakan kita semakin peka terhadap apa yang bersama-sama terjadi dan ketika itulah kita akan terbebas dari muslihat atau paling tidak kita bisa mengantisipasi muslihat yang mungkin terjadi pada diri kita dan mungkin sanggup mencelakakan kita. Salah satu di antara permasalahan yang paling penting untuk disadari oleh umat Islam, khususnya pada ketika kini ini yakni tentang ghazwul fikri (perang pemikiran) yakni suatu penemuan pemikiran atau suatu gerakan yang sangat hebat dalam problem pemikiran
            Invasi atau serangan pemikiran atau dalam bahasa Arab dinamakan ghazwul fikri dan dalam basaha Inggris disebut sebagai brain washing, thought control, menticide yakni istilah yang menunjuk kepada suatu jadwal yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur oleh musuh-musuh Islam untuk melaksanakan pendangkalan pemikira  dan basuh otak kepada kaum muslimin, dengan tujuan biar kaum muslimin tundu  dan mengikuti cara hidup mereka sehingga melanggengkan kepentingan mereka untuk menjajah sumber daya milik kaum muslimin.
            Invasi pemikiran (atau ghazwul fikri selanjutnya disingkat GF) dilakukan oleh para musuh Islam dengan pertimbangan-pertimbangan bahwa dibandingkan dengan melaksanakan peperangan militer/fisik, maka ghazwul fikr mempunyai kelebihan- kelebihan menyerupai murah tidak butuh waktu yang lama. Sejarah ghazwul fikri sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama kali melakukannya
yakni Iblis la’natullah ketika berkata kepada Adam as : “Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak sanggup hidup abadi” (QS 7/20). Dalam perkataannya ini Iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang kalian lantaran itu akan bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh Adam as, tetapi Iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan alasan pelarangan Allah yang dibuatnya sendiri dan ia tahu bahwa Adam as tidak punya pengetahuan wacana alasannya tersebut.
B.  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud ghazwul fikri?
2.      Apa tujuan ghazwul fikri?
3.      Apa imbas dari ghazwul fikri?
           

           
           


BAB II
PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN GHAZWUL FIKRI
            Ghazwul fikri berasal dari kata ghazwul dan al-fikr, yang secara harfiah sanggup diartikan “Perang Pemikiran”. Maksudnya ialah upaya-upaya gencar pihak musuh-musuh Allah untuk meracuni pikiran umat Islam biar jauh dari Islamnya, kemudian akhirnya membenci Islam, dan pada tingkat simpulan Islam dibutuhkan habis hingga ke akar-akarnya.
            Secara istilah, Ghazwul Fikri adalah penyerangan dengan banyak sekali cara terhadap pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal – hal yang benar alasannya sudah tercampur aduk dengan hal – hal yang tidak islami.
B.  SEJARAH GHAZWUL FIKRI
            Sejarah Ghazwul Fikri (GF) sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama kali melakukannya yakni iblis laknatullah ketika berkata kepada Adam as., “ Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak sanggup hidup abadi. “ (Q.S.Al – A’Raaf:20)
            Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang kalian…karena itu akan bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh Adam as., tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT. Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan bantalan an pelarangan Allah yang dibentuk sendiri. Iblis tahu bahwa Adam as tidak punya pengetahuan wacana alasannya tersebut. Demikianlah para murid–murid iblis dimasa kini selalu berusaha melakukan ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta dan informasi yang ada sesuai dengan maksud jahatnya. Setan melakukannya dengan cara yang sangat halus dan licin. Akibatnya, hanya orang–orang yang dirahmati Allah SWT yang bisa mengetahuinya.
C.      Tujuan ghazwul fikr
            Tujuan dilakukan ghazwul fikr biar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap gaya, sikap dan pola pikir barat, menyerupai dalam Q.S. Al Israa:73 yang artinya “ Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kau dari apa yang telah kami wahyukan kepadamu, biar kau menciptakan yang lain secara bohong terhadap kami, dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kau jadi sahabat yang setia. “ Q.S. Al Israa:74 yang artinya “ Dan kalau kami tidak memperkuatkan (hati)mu, pasti kau hampir condong sedikit kepada mereka.” Q.S. Al Israa:75yang artinya “ Kalau terjadi demikian, benar – benarlah kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat – lipat ganda didunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda setelah mati, dan kau tidak akan menerima seorang penolongpun terhadap kami.” Dan Q.S.Al Israa:76 yang artinya “Dan sesungguhnya benar – benar mereka hamper membuatmu gelisah di negeri (mekah) untuk mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, pasti sepeninggalmu mereka tidak tinggal sebentar saja.”
            Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya yakni biar kaum muslimin mengikuti sebagian dari gaya, sikap dan pola pikir mereka. Sebagaimana disebutkan dalam Q.S.Ad-Dukhan: 25 yang artinya “ Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan.” Dan Q.S.Ad Dukhan:26 yang artinya “ Dan kebun – kebun serta daerah – daerah yang indah – indah.”
            Pada tahap ini dibutuhkan kaum muslimin beriman pada sebagiannya ayat – ayat Al – Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi kafir terhadap sebagian yang lainnya. Sebagaimana dalam Q.S.Al Baqarah: 85 yang artinya “ Kemudian kau (bani israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan dari pada kau dari kampong halaman. Kamu bantu membantu terhadap mereka dengan menciptakan dosa dan permusuhan tetapi kalau mereka dating kepadamu sebagai tawanan, kau tebus mereka. Padahal mengusir itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kau beriman pada sebagian Al Kitab (taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah jawaban bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari simpulan zaman mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat, Allah tidak lengah dari apa yang kau perbuat.”
            Pada tahap akhir, mereka menginginkan biar generasi kaum muslimin mengikuti syahwat dan meninggalkan shalat. Sebagaimana dalam Q.S.Maryam:59 yang artinya “ Maka datanglah setelah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia – nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka akan menemui kesesatan.”
D.    BIDANG-BIDANG YANG DISERANG
1.       Pendidikan
            Pendidikan yakni aspek penting yang menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa. Oleh alasannya itu, bidang pendidikan merupakan sasaran utama dari ghazwul fikri (GF). Ghazwul fikri (GF) yang dilakukan dibidang pendidikan, diantaranya dengan menciptakan sedikitnya porsi pendidikan agama di sekolah – sekolah umum (hanya 2 jam sepekan).
            Hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki oleh para siswa. Dengan lemahnya basis agama mereka, maka terjadilah tawuran, seks bebas pelajar yang meningkatkan AIDS, penyalahgunaan narkoba, vandalism, dan sebagaimananya. Ini yakni dampak jangka pendek. Sedangkan dampak jangka panjangnya lebih berbahaya, yaitu rendahnya kualitas pemahaman agama para calon pemimpin bangsa dimasa depan.Ghazwul fikri (GF) lainnya dibidang ini yakni pada teknis belajarnya yang campur baur antara laki-laki dan perempuan yang terang tidak sesuai dan banyak menjadikan pelanggaran terhadap syariat.
2.      Sejarah
Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan diadaptasi dengan semangat islam. Materi wacana sejarah dunia dan ilmu pengetahuan telah ghazwul fikri (GF) habis–habisan sehingga egara tidak ditemui sama sekali pemaparan wacana sejarah para ilmuan islam dan sumbangannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
            Dalam sejarah yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang pada akhirnya menciptakan generasi muda menjadi silau dengan tokoh – tokoh kafir dan minder terhadap sejarahnya sendiri. Ketika berbicara wacana sejarah islam, di benak mereka hanyalah terbayang sejarah peperangan dengan pedang dan darah sebagaimana yang selalu digambarkan dalam beling mata barat.
            Hal ini lebih diperparah dengan sejarah nasional dan penamaan perguruan tinggi tinggi, gedung – gedung, perlambangan, penghargaan dan sentra ilmu lainnya dengan bahasa Hindu Sanksekerta, sehinga semakin hilanglah mutiara kegemilangan islam dihati para generasi muda.
3.      Ekonomi
Ghazwul fikri (GF) yang terjadi dibidang ekonomi yakni konsekuensi dari motto ekonomi yaitu, mencari laba sebesar – besarnya dengan pengorbanan sekecil – kecilnya. Ketika motto ini ditelan habis – habisan tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak lagi memperhatikan halal atau haram, yang penting yakni bagaimana supaya untung sebesar – besarnya.
            Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu monopoli, riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai monopoli sudah tidak perlu dibahas lagi, cukup kalau dikatakan bahwa Amerika Serikat sendiri telah diberlakukan UU anti – trust (bagaimana di Indonesia?). Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan pada tempatnya kalau dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank tanpa bunga (bagi hasil), ajaran MUI, ajaran Universita Al Azhar Mesir, komitmen para ulama islam dunia menandakan ancaman bunga bank dan haramnya dalam islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat, semoga dengan perkembangan era reformasi ketika ini sanggup diperbaiki.
4.      Ilmu alam dan egara
Ghazwul fikri (GF) yang terjadi dibidang ekonomi yakni konsekuensi dari motto ekonomi yaitu, mencari laba sebesar – besarnya dengan pengorbanan sekecil – kecilnya. Ketika motto ini ditelan habis – habisan tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak lagi memperhatikan halal atau haram, yang penting yakni bagaimana supaya untung sebesar – besarnya. Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu monopoli, riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai monopoli sudah tidak perlu dibahas lagi, cukup kalau dikatakan bahwa Amerika Serikat sendiri telah diberlakukan UU anti – trust (bagaimana di Indonesia?). Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan pada tempatnya kalau dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank tanpa bunga (bagi hasil), ajaran MUI, ajaran Universita Al Azhar Mesir, komitmen para ulama islam dunia menandakan ancaman bunga bank dan haramnya dalam islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat, semoga dengan perkembangan era reformasi ketika ini sanggup diperbaiki.
5.      Bahasa
Ghazwul fikri (GF) dibidang bahasa yakni dengantidak diajarkannya bahasa Al–Qur’an di sekolah–sekolah lantaran menganggapnya tidak perlu. Hal yang nampaknya remeh ini bersama-sama sanagt besar kesudahannya dan menjadi peristiwa bagi kaum muslimin Indonesia secara umum. Dengan tidak memahami Al–Qur’an, secara umum dikuasai kaum muslimin menjadi tidak mengerti apa kandungan Al–Qur’an, menyerupai firman Allah dalam surah Al Baqarah: 78 artinya “ Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al–Kitab (taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga–duga “. Akibatnya, Al–Qur’an menjadi sekedar bacaan tanpa arti (Al–Qur’an hanya dinikmati iramanya menyerupai layaknya lagu – lagu dan nyayian belaka, yang akhirnya ditinggalkan menyerupai yang disebutkan dalam surah Al Furqaan:30 yang artinya “ Berkata Rasul: Ya tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al–Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan “ dan surah Al Furqaan:31 yang artinya “ Dan menyerupai itulah, setelah kami adakan bagi tiap–tiap nabi, musuh dari orang–orang yang berdosa dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.“).
            Dampak lain dari kebodohan terhadap bahasa Al–Qur’an yakni terputusnya korelasi kaum muslimin dengan perbendaharaan ilmu–ilmu keislaman yang telah disusun dan dibukukan selama egara 1000 tahun oleh para pakar dan ilmuwan islam terdahulu yang jumlahnya mencapai jutaan judul buku, meliputi bidang – bidang akidah, tafsir, hadist, fiqih, sirah, tarikh, ulumul qur’an, tazkiyyah dan sebagainya.
6.    Hukum
Ghazwul fikri (GF) pada aspek egar yakni penggunaan contoh negara warisan negaral yang masih dipertahankan sebagai egar yang berlaku, reduksi, dan pembatalan egar Allah SWT dan Rasul–Nya. Rasa takut dan alergi terhadap segala yang berbau syariat islam merupakan keberhasilanghazwul fikri (GF) dibidang ini. Penggambaran potong tangan bagi pencuri dan rajam bagi penzina selalu ditonjolkan ketika pembicaraan–pembicaraan wacana kemungkinan adopsi terhadap beberapa egar islam. Mereka melupakan bahwa egar islam berpihak (melindungi) korban kejahatan, sehingga eksekusi keras dijatuhkan kepada pelaku kejahatan biar perbuatannya tidak terulang dan orang lain takut untuk berbuat yang sama. Sebaliknya, egar barat berpihak (melindungi) pelaku kejahatan, sehingga dengan eksekusi tersebut memungkinkannya untuk mengulang lagi kejahatannya lantaran ringannya eksekusi tersebut.

7.    Pengiriman pelajar dan mahasiswa ke Luar Negeri
Ghazwul fikri (GF) dibidang ini terjadi dalam dua aspek, yaitu : Brain drain dan Brain Washing. Brain drain adalah pelarian para intelektual dari negara–negara islam ke negara–negara maju lantaran insentif yang lebih besar dan akomodasi hidup yang lebih glamor bagi para pekerja disana. Hal ini mengakibatkan lambatnya pembangunan di egara – egara islam dan semakin cepatnya kemajuan di egara–egara barat.
            Data penelitian tahun 1996 menyebutkan bahwa perbandingan SDM bergelar doctor (S3) di Indonesia gres 60 per sejuta penduduk, di Amerika Serikat dan Eropa antara 2500–3000 orang per sejuta, dan di Israel mencapai 16.000 per sejuta penduduk. Sementara brain washing (cuci otak) dialami oleh para intelektual yang sebagian besar berangkat ke egara–egara barat tanpa dibekali dengan dasar–dasar keislaman yang cukup. Akibatnya, mereka pulang dengan membawa pola egar dan sikap yang bertentangan dengan nilai–nilai islam. Bahkan secara sadar atau tidak, mereka ikut andil dalam membantu melanggengkan kepentingan barat di egara mereka.
8.      Media Massa
Berbicara mengenai ghazwul fikri (GF) yang terjadi dalam media massa, maka sanggup dipilah pada aspek – aspek sebagai berikut :
a.       Aspek kehadirannya
            Terjadinya perubahan penjadwalan acara sehari – hari dalam keluarga muslim, missal TV. Dulu selepas maghrib, anak – anak biasanya mengaji dan mencar ilmu agama. Sekarang, selepas maghrib anak – anak menonton jadwal – jadwal TV yang kebanyakan merusak dan tidak bermanfaat. Sementara bagi para dewasa dan orang renta dibandingkan dating ke pengajian dan majlis – majlis taklim, mereka lebih bahagia menghabiskan waktunya dengan menonton TV.
            Sebenarnya TV sanggup menjadi srana dakwah yang luar biasa (sesuai dengan teori komunikasi yang menyatkan bahwa media audio – visual mempunyai imbas yang tertinggi dalam membentuk kepribadian baik pada tingkat individu maupun masyarakat) asal dikemas dan dirancang sesuai dengan nilai – nilai islam.
a.       Aspek Isinya
Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa yang merupakan produkghazwul fikri (GF) diantaranya yakni mengenai penokohan – penokohan atau orang – orang yang diidolakan. Media massa yang ada tidak berusaha ikut mendidik bangsa dan masyarakat dengan menokohkan para ulama, ilmuwan, dan orang – orang yang sanggup mendorong membangun bangsa biar mencapai kemajuan IMTAK dan IPTEK sebagaimana yang digembar–gemborkan. Tetapi sebaliknya, justru tokoh yang terus menerus diekspos dan ditampilkan yakni para selebriti yang menjalankan gaya hidup borjuis, menghambur – hamburkan uang (tabdzir), jauh dari mempunyai IPTEK apalagi nilai – nilai agama.
            Hal ini terang besar dampaknya pada generasi muda dalam menentukan dan menentukan gaya hidup, cita – citanya dan tentunya pada kualitas bangsa dan Negara. Rpoduk lain darighazwul fikri (GF) yang menonjol dalam media TV, contohnya porsi film – film islami yang sanggup dikatakan tidak ada. Film yang diputar 90% yakni film bergaya barat, sisanya yakni film nasional (yang juga bergaya barat), film – film mandarin, dan film – film india.

           
BAB III
PENUTUPAN

A.  KESIMPULAN
Efek globalisasi semakin terasa terasa, begitupun ghazwul fikri semakin terasa terutama di beberapa aspek di antaranya aspek pendidikan, politik, pemerintahan, ekonomi dan sosial. Oleh lantaran itu, kita sebagai generasi muda islam hendaklah memahami akan ancaman dan aspek-aspek yang menghipnotis kepribadian, moral bahkan aqidah.
Dengan asas pemahaman pendidikan agama yang benar, yang menghasilkan akhlak, kebijaksanaan pekerti yang baik sehingga menjadikan keluarga, lingkungan dan negara bangun dari keterpurukan penjajahan ideologis yang mengancam semua muslim indonesia.
Generasi islam merupakan generasi penerus bangsa yang di tangannya terdapat cita-cta perbaikan bangsa, generasi muda yakni para pemimpin masa depan yang harus sanggup membaca situasi dan kondisi atas permasalahan ketika ini dengan pengendalian di jalan islam.
Dengan kata lain generasi mudalah yang harus ada dibarisan pertama dalam menentang ghazwul fikri terhadap muslim indonesia lantaran generasi muda mempunyai potensi menyerupai berfikir positif, peluang, kemauan keras, kemampuan untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yang variatif.







                       



Belum ada Komentar untuk "Download Makalah Ghazwul Fikri (Pengertian, Sejarah Dan Bidang Bidang Yang Diserengan Dalam Ghazwul Fikri)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel