Pengertian Interaksi Kota Dan Jenis Beserta Contohnya

Pengertian Interaksi Kota



Interaksi kota yakni hubungan saling mensugesti antara satu kota dan kota lainnya. Jika dikaji secara mendalam, penyebab pesatnya pertumbuhan ekonomi kota antara lain disebabkan lantaran adanya interaksi antarkota dan adanya daya serap dan “arus penanaman modal”. Arus penanaman modal memang masih cenderung spesialuntuk mengelompok dan berada di pusat-pusat aktivitas ekonomi, yaitu di perkotaan. Kurang meratanya penempatan lokasi proyek penanaman modal memang semakin meningkatkan kesentidakboleh pertumbuhan ekonomi antara daerah yang satu dan daerah lain.


misal Interaksi


Sebagai contoh, dan tahun 1981 hingga tahun 1987, DKI Jakarta sudah mendapatkan 37% dan seluruh jumlah proyek penanaman modal dalam negeri di Indonesia, sedangkan sebanyak 40,6% tersebar di empat provinsi di Jawa, 22,4% lainnya tersebar di 22 Provinsi di luar Jawa. Untuk Proyek Penanaman Modal Asing, DKI Jakarta mendapatkan 25,38%, 39,68% tersebar di empat provinsi di Jawa, dan 34,94% lainnya tersebar di Luar Jawa. Selain itu, pada tahun 2000 ini tiruana akad kontribusi Indonesia terhadap Dana Moneter Internasional juga ditandat angani di Jakarta.

Melihat kondisi distribusi arus penanaman modal di. negara kita, sanggup diamati bahwa daerah perkotaan cenderung lebih banyak mendapatkan atau ditempati sebagian besar proyek penanaman modal. melaluiataubersamaini demikian, timpangnya distribusi penanaman modal tersebut akan semakin memicu peningkatan arus urbanisasi. Di lain pihak, akumulasi kegiatan-kegiatan sector industri ini pada gilirannya akan semakin mengacu pada penurunan kualitas hidup di perkotaan, termasuk susahnya memecahkan problematika lingkungan pemukiman, limbah industri, duduk kasus penyediaan air membersihkan, dan lain sebagainya.

Salah satu alternatif untuk menghambat laju arus urbanisasi yakni melakukan pemerataan lokasi proyekp royek penanaman modal hingga ke daerah pedesaan dan daerah pedalaman. Daerah-daerah yang dipandang cukup strategis dan pertimbangan sosial ekonomi, serta strategis di dalam potensi sumber daya alam yang memadai, harus diupayakan prioritas pembangunannya. Jika di daerah pedesaan di kemudian han berkembang aktivitas ekonominya lantaran adanya proyek perianaman modal, makaperkembangannya akan memmenolong daerah pedesaan dan sekaligus akan bisa menghambat arus urbanisasi. Mengapa demikian, lantaran semakin bermacam-macam peluang kerja yang bisa dibuka dan tumbuh di daerah pedesaan, orang akan enggan untuk beranjak ke kota.

melaluiataubersamaini adanya interaksi kota dengan wilayah desa juga akan membawa dampak positif. Semakin intensif interaksi kota dengan desa maka membuka peluang bagi desa untuk semakin berkembang.

Pusat-pusat perkotaan di dunia ketiga remaja ini mengalami krisis dalam banyak sekali dimensi, yang ditandai dengan semakin bertambahnya penduduk. Meskipun usaha-usaha penciptaan peluang lapangan kerja diperbesar, tetapi jumlah pengangguran belum semakin berkurang lantaran tingginya tingkat pertambahan penduduk. Jaenteng jalan-jalan juga sudah ditingkatkan bahkan pembangunan jalan bebas kendala (tol) sudah dirintis di banyak sekali tempat, namun keadaan kemudian lintas masih terasa bertambah kacau. Sebagian besar perumahan rakyat sudah dibangun, tetapi penduduk yang tinggal di gubuk-gubuk liar juga terus bertambah. Usahau saha ini menghabiskan dana, metode, dan manajemen jauh melebihi jumlah yang diperoleh daerah pedesaan. Walau demikian, usaha-usaha ini belum mencapai hasil yang berarti bagi dominan penduduk kota, khususnya kelompok-kelompok miskin.

Selama beberapa dekade belakangan ini, kota-kota besar sudah menirigkatkan pembangunan akomodasi umum dan akomodasi sosial secara besar-bemasukan, khususnya pramasukana yang bekerjasama dengan sektor ekonomi modern. Berbagai jenis pramasukana pemerintahan juga mengalami pembangunan yang pesat. Namun demikian, lingkungan kehidupan pemukiman kaum gelandangan semakin membengkak. Selain itu juga terjadi migrasi ke kota secara besar-bemasukan hingga mencapai tingkat permasalahan yang sukar dipecahkan. Kualitas lingkungan bagi sebagian besar penduduk tidak semakin baik, bahkan semakin buruk.

Munculnya efek-efek sampingan pembangunan daerah perkotaan terletak pada kurang tepatnya perencanaan. Hingga dikala in pembangunan perkotaan masih berkiblat pada perencanaan kota ala barat. Teori-teori tadi sama sekali tidak bisa diterapkan untuk menjawaban tuntutan-tuntutan duduk kasus yang muncul di Indonesia. Perencanaan tersebut spesialuntuk bekerjasama dengan kebutuhan-kebutuhan suatu kota negara maju. Kenyataannya, pelaksanaan perencanaan itu sudah terlanjur berlangsung di negara kita. Padahal, kondisi wilayah dan sosial budaya masyarakat kita belum bisa disamakan dengan negara maju.

Apabila kita melihat kota Jakarta yang disebut sebagai kota metropolitan di Indonesia. Sebenarnya masih belum tertata dengan baik. Sekali lagi duduk kasus penduduk belum bisa teratasi dengan baik. Lihatlah di sepanjang jalan-jalan protokol di Jakarta. Gedung-gedung yang berdiri dengan megahnya, daerah di belakang gedung-gedung megah tersebut masih banyak rumahr umah yang tidak layak.

Kondisi ibarat itu, tolong-menolong juga ialah citra dan adanya interaksi di wilayah kota tersebut. Dominasi beberapa kelompok menjadikan hal yang kurang yummy bagi kelompok lain.

Kondisi tersebut juga menjadikan wilayah kota menjadi daerah yang tidak serasi. Untuk mengatasi hal itu, tempat-tempat permukiman golongan miskin perkotaan dipindahkan sedikit demi sedikit. Bahkan diusahakan dihilangkan sama sekali biar kota kelihatan indah. Tanaht anah di perkotaan dibebaskan untuk persiapan pembangunan yang lebih baik. Gambaran ini ialah tanda-tanda umum kota-kota besar yang secara perlahan-lahan bergerak ke arah corak kota metropolitan ala barat. Semua itu diusahakan untuk mempersembahkan citra bahwa jurang perbedaan antara kota negara berkembang dan kota negara maju sudah terjembatani, meskipun tiruana itu dibangun dengan pengorbanan beberaa penduduk kota. melaluiataubersamaini demikian, usahau saha pembangunan kota yang berlangsung banyak diharapkan untuk sanggup memecahkan kondisi kemiskinan kota remaja ini. Munculnya gaya hidup modern remaja ini dikaitkan dengan duduk kasus internasional yang mau tidak mau harus dihadapi negara-negara berkembang menyongsong periode globalisasi.

Dalam upaya mengatasi terjadinya booming kota, yaitu perkembangan kota yang cepat tapi tidak terarah, maka perencanaan pembangunan daerah perkotaan di negara berkembang memerlukan taktik baru. Strategi ini didasarkan pada teori-teori perencanaan kota yang lebih adaptif dengan kondisi-kondisi negara berkembang itu sendiri. Hal itu diharapkan lantaran teori-teori perencanaan kota ala barat tidak selalu sempurna dipakai untuk mengatasi masalah-masalah urbanisasi di negara berkembang dan negara miskin.
Sumber Pustaka: Regina

Belum ada Komentar untuk "Pengertian Interaksi Kota Dan Jenis Beserta Contohnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel