Penderitaan Rakyat Di Bawah Penjajahan

Penderitaan Rakyat Di Bawah Penjajahan


Berikut ini yaitu di bawah penjajahan beberapa negara yang pernah lekakukan penjajahan di Indonesia.

Penderitaan rakyat di bawah penjajahan Portugis dan Spanyol


Bangsa Barat yang pertama kali hadir di Indonesia yaitu Portugis. Tujuan yang pertama yaitu berdagang yang kemudian dilanjutkan dengan membuatkan agama. Mereka hadir ke Maluku dan Ternate. Melihat kekayaan rempah-rempah, ibarat cengkih, pala, dan sejenisnya di kedua kawasan itu, Portugis berusaha menguasainya. Semula rakyat Ternate menyambut baik kehadiran mereka. 



Karena hubungan yang baik dengan Portugis, Raja Ternate memdiberi peluang kepada Portugis. Untuk mendirikan benteng guna melindungi Ternate dan serangan musuh. Sebagai imbalannya, Portugis didiberi hak monopoli dagang cengkih melalui suatu perjanjian. Akibatnya, rakyat Ternate menjadi tertekan. Mereka tidak lagi menjual cengkihnya dengan bebas. Harga cengkih diputuskan oleh Portugis dengan serendah-rendahnya. Keadaan ini mengubah hubungan baik mereka menjadi hubungan permusuhan.

Kehadiran Portugis diikuti oleh Spanyol pada tahun 1521. Keduanya sama-sama serakah ingin menguasai perdagangan cengkih. Terjadilah perselisihan. Alchirnya, kedua bangsa ini membuat perjanjian Saragosa yang isinya Portugis tetap di Maluku, sedangkan Spanyol di Filipina.

Sejak zaman Portugis ini efek dan penjajahan sudah dirasakan oleh rakyat. Ta tidak sanggup bebas menjual hasil perkebunan rempah-rempah. Perdagangan dimonopoli Portugis dengan harga rendah sehingga rakyat semakin miskin.

Penderitaan rakyat di bawah penjajahan Belanda dan Inggris



Pertama kali Belanda hadir di Indonesia pada tahun 1596 dengan dipimpin Cornelis de Houtman. Seperti halnya Portugis, maksud kehadirannya Belanda pada awalnya yaitu untuk berdagang. Untuk menghindari terjadinya persaingan antarpedagang Belanda maka dibuat Vereenegde Oost Indische Compagnie (VOC) atau Persekutuan Perusahaan Dagang Hindia Timur. Orang Indonesia menyebut VOC dengan istilah kompeni. Agar VOC sanggup berkembang maka pemerintah Belanda memdiberi hak oktroi, yaitu hak untuk sanggup bertindak ibarat negara. Misalnya, mempunyai tentara, mengangkat pegawai, mencetak uang, dan sebagainya. VOC dipimpin oleh seorang gubernur jendral.

Keserakahan VOC mulai tampak setelah dilaksanakannya monopoli dagang. Rakyat mulai tertindas. Hasil rempah-rempah harus dijual ke Kompeni dengan harga yang rendah. Kompeni mulai bertindak agresif terhadap penduduk. Mereka tak segan-segan melaksanakan penganiayaan, penangkapan, dan pembunuhan.

Kekerasan kompeni menjadikan semangat juang bagi rakyat Indonesia. Timbullah perlawanan terhadap kekuasaan Kompeni, antara lain perlawanan Mataram yang dipimpin Sultan Agung, perlawanan UntungSuropati, Trunojoyo, Sultan Hassanudin di Makkasar, dan Sultan Nuku di Tidore. Guna menghadapi Inggris dan mempertahankan pulau Jawa, Belanda mengangkat Gubernur Jendral Herman Willem Daendels. Pada masa Daendels, dilaksanakan kerja paksa atau rodi, antara lain pembuatan jalan 1.000 Km dan Anyer hingga Panarukan. Kesengsaraan rakyat yang lain timbul akhir pajak yang tinggi. rakyat
harus menjual hasil buminya ke Belanda dengan harga rendah.

Pada tahun 181 1-1816 Indonesia diambil alih oleh Inggris dan Belanda. Inggris mengirim Thomas Stamford Raffles. Saat itu terjadi perubahan di bidang ekonoini dan pemerintahan. Kebijakan Daendels wacana pajak tanah diganti dengan sewa tanah. Namun demikian, Inggris tidak usang di Indonesia. Atas perjanjian dengan Belanda, Inggris harus mengembalikan Indonesia kepada Belanda. Sesudah pernah diambil alih oleh Inggris, Belanda berkuasa lagi di Indonesia yang dipimpin oleh Van Den Bosch. Pada dikala ini diberlakukan tanam paksa (cultur stelsety.. Artinya, rakyat wajib menanam tanaman perkebunan yang akhirnya diatur oleh kekuasaan Belanda. Sebenarnya hukum tanam paksa cukup baik, namun alasannya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanannya maka timbullah kesengsaraan. Hal ini dilakukan oleh orang-orang Indonesia sendiri yang menjilat Belanda untuk memperoleh laba yang besar dengan mengorbankan bangsanya sendiri. Akibat tanam paksa, antara lain rakyat tertindas, kemelaratan, kemiskinan, wabah penyakit, dan kematian.

Kejayaan Belanda sudah menjadikan perlawanan dan bangsa Indonesia. Tidak rela rakyat diperbudak oleh Belanda, muncullah perlawanan dan tokoh-tokoh, ibarat Pattimura (Maluku), Tuanku Imam Bonjol (Sumatra Barat), Pangeran Diponegoro (Yogyakarta), Ketut Jelantik (Bali), PangeranAntasari (Kalimantan), Cut Nya Dien, Teuku Umar dan Tengku Cik Di Tiro (Aceh), dan sebagainya. Perjuangan bangsa Indonesia dikala itu belum berhasil melepaskan din dan cengkeraman penjajah. Belanda menerapkan de vide et impera (adu domba dan kuasai). Perjuangan terus berkobar hingga berdirinya organisasi modern, ibarat Budi Utomo, Sarekat Islam, Partai Indonesia Raya, Partai Nasional Indonesia, dan lain-lain.

Penderitaan rakyat di bawah penjajahan Jepang



Masa pendudukan Jepang di. In.donesia dimulai pada 9 Maret 1942. Kehadiran Jepang pada mulanya disambur bangga oleh rakyat Indonesia. Mereka menarikdanunik simpati bangsa Indonesia dengan menyebarluaskan propaganda, ibarat Indonesia dan Nippon yaitu sederajat, Jepang saudara bau tanah bangsa Indonesia. Selain itu, mereka mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera Hinomaru berdampingan untuk menjadikan kesan Pada kenyataannya, Jepang tidak tidak sama dengan penjajah Belanda dan Inggris. Bahkan Jepang dianggap lebih kejam. Jepang mengurus sumber daya alam dan memeras sumber daya insan Indonesia.

Pemerasan sumber daya alam Indonesia dilakukan dengan cara sebagai diberikut.
  1. Semua hasil pertanian dan peternakan harus diserahkan kepada Jepang.
  2. Semua hasil tambang, hutan, dan perkebunan diangkut ke Jepang.
  3. Tanah pertanian dijadikan perkebunan untuk kepentingan industri Jepang.
Pemerasan terhadap sumber daya manusia Indonesia melalui cara diberilcut ini.
  • Romusha, yaitu kerja paksa tanpa upah untuk membuat jalan, jembatan, dan lapangan udara deini kepentingan bangsa Jepang.
  • Kinrohosi, yakni kerja paksa tanpa upah bagi tokoh-tokoh masyarakat.
  • Wajib militer bagi kepentinganjepang, ibarat Seinendan (barisan pemuda), Keibodan(pemmenolong polisi), Fujinkai (barisan wanita), Gakutotai (barisan pelajar), dan Heiho (pasukan Jepang yang berasal dan penduduk pnibumi).
Penindasan yang dilakukan Jepang membuat bangsa Indonesia menderita, baik fisik maupun mental. Kesengsaraan fisik, antara lain kemiskinan, kelaparan, wabah penyakit, dan kematian, sedangkan penderitaan segara mental berupa kebodohan dan keterbelakangan. Dan citra kehidupan di masa penjajahan tersebut sanggup dipahaini bahwa penjajahan akan menjadikan kesengsaraan.
Sumber Pustaka: Bumi Aksara

Belum ada Komentar untuk "Penderitaan Rakyat Di Bawah Penjajahan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel