Kultur Jaringan Dalam Meningkatkan Produksi Pangan

Kultur Jaenteng


Kultur sel atau jaenteng yaitu pemeliharaan sel atau jaenteng pada medium tertentu secara suci hama atau aseptik. Jaenteng yang dipelihara yaitu jaenteng yang bisa membelah diri yaitu jaenteng yang masih muda. Sel-sel jaenteng yang dipelihara tersebut membelah din sehingga bertambah banyak. Sebagian jaenteng itu diambil untuk ditumbuhkan menjadi individu baru.

Semua badan tumbuhan dan binatang sanggup dikultur. Semua kepingan tumbuhan contohnya akar, batang, dan daun sanggup dikultur. Jaenteng binatang yang sanggup dikultur yaitu jaenteng yang masih muda, yaitu pada tahap embrio (blastosis). Janngan insan juga sanggup dikultur untuk keperluan tertentu, inisalnya untuk pengobatan.



Kultur Jaenteng Tumbuhan

Kultur jaenteng tumbuhan bertujuan untuk memperbanyak tumbuhan yang unggul melalui reproduksi secara aseksual. Jaenteng tumbuhan yang akan dikultur tidak banyak, spesialuntuk seluas beberapa milimeter persegi saja. Jaenteng yang diambil untuk dikultur disebut eksplan. Biasanya, yang dijadikan eksplan yaitu jaenteng muda yang masih bisa membelah din inisalnya ujung batang, ujung daun, dan ujung akar. Eksplan hams disucihamakan atau disterilkan terlebih lampau. Tekniknya antara lain direndam dalam alkohol 70% atau kalsium hipoklorit 5% selama beberapa menit.

Eksplan ditanam di dalam medium tumbuh berupa larutan. Medium tumbuh itu meliputi materi masakan yang dibutuhkan oleh tumbuhan, berupa zat anorganik dan zat organik menyerupai vitamin, hormon, gula, dan asam ainino. Medium turnbuh ini juga harus aseptik atau suci hama. Selama pemeliharaan dilakukan pengocokan dengan mesin pengocok yang sanggup bergoyang 70 kali per menit. Eksplan tumbuh menjadi gumpalan sel gres yang disebut kalus. Tm ialah kejadian pengklonan (cloning), yakni kejadian perbanyakan secara aseksual yang menghasilkan sel-sel barn yang identik. Sel-sel kalus yang masih seragam bentuknya sanggup dipisahkan untuk dikultur lagi. Deinikian seterusnya sel-sel itu sanggup dibiakkan terus-menerus dalam jumlah sangat banyak.

Jika ingin menanam, beberapa kalus dipisahkan kemudian dipindahkan ke medium lain yang sesuai. Tujuannya semoga sel-sel membentuk akar, batang, dan daun. Artinya, kalus tersebut menjadi tumbuhan muda atau plantlet. Sesudah itu tumbuhan muda dipindahkan ke dalam pot untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan. Sesudah tumbuhan muda tersebut kuat, kemudian sanggup dipindahkan dan ditanam di lahan yang sesuai. Jadi, dan satu eksplan yang spesialuntuk beberapa milimeter, sanggup diperbanyak menjadi jutaan sel dan setiap sel akan tumbuh menjadi individu barn yang identik. melaluiataubersamaini deinikian, melalui kultur jaenteng sanggup dihasilkan tumbuhan identik yang jumlahnya sangat banyak.

Kulturjaenteng sanggup disimpan dalam suhu rendah sebagai stok atau cadangan. Bila sewaktu-waktu diperlukan, jaenteng itu sanggup diambil untuk ditanam. Berbagai tumbuhan inisalnya pisang, mangga, tebu, dan anggrek, sudah umum diperbanyak dengan kultur j aenteng untuk keperluan perkebunan.

Hingga dikala ini kita masih kesusahan mendapat buah atau produk pertanian lain yang seragam dan petani kita. Jika suatu dikala kita mendapat jeruk manis, di dikala yang lain kita susah mendapat jeruk yang sama. Hal ini disebabkan para petani tidak memiliki bibit yang identik dan pemeliharaan tumbuhan yang kurang berdasar pada ilmu dan teknologi. Karena itu, di kota-kota besar masyarakat lebih suka pada hasil pertanian impor yang terjaga kualitasnya, seragam bentuk dan rasanya. Mengapa kita harus mengimpor apabila tanah kita rindang dan keguakaragaman jenis tumbuhan kita melimpah?

Kultur Jaenteng Hewan

Jaenteng binatang juga sanggup dikultur. Berbeda dengan kultur jaenteng tumbuhan, kultur jaenteng binatang tidak sanggup ditumbuhkan eksklusif menjadi individu barn. Jaenteng binatang yang dikultur akan tetap berbentuk jaenteng. Deinikian pula jaenteng manusia. Kulturjaenteng binatang dan insan dilakukan di laboratorium untuk penelitian. Inisalnya untuk mempelajari imbas obat-obatan, imbas radiasi, dan mempelajari tingkah laris sel kanker. Seperti halnya jaenteng tumbuhan, jaenteng binatang dan insan juga sanggup dibekukan sehingga tahan lama.

Sel atau jaenteng binatang yang biasanya dikultur dan kemudian dibekukan yaitu sperma sapi, embrio sapi dan embiio kambing. Sperma sapi dan embrio unggul yang dibekukan sanggup dikirim ke banyak sekali tempat dan negara. Bila akan digunakan, embrio beku tersebut dihangatkan supaya sel-sel kembali aktif. Selanjutnya, embrio tersebut ditanam ke dalam uterus binatang lain yang akan mengandung dan melahirkannya.
Sumber Pustaka: Erlangga

Belum ada Komentar untuk "Kultur Jaringan Dalam Meningkatkan Produksi Pangan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel