Fungsi Partai Politik Sebagai Sarana Komunikasi, Sosialisasi, Recruitment Dan Pengatur Konflik
Fungsi Partai Politik Sebagai Sarana Komunikasi, Sosialisasi, Recruitment Dan Pengatur Konflik
Partai politik mula-mula dikenal di negara-negara Eropa Barat. Tumbuh dan berkembangnya partai partai politik itu bertolak dan anggapan bahwa rakyat ialah faktor yang hatus diperhitungkan serta diikutsertakan dalam proses politik. Dalarn sejarahnya di kalangan DPR sudah terbentuk kelompok-kelompok kecil yang bermaksud mempelajari persoalanpersoalan politik. Di masyarakat, para pemilih membentuk golongan-golongan sendini yang punya organisasi teratur. Pada final kurun ke- 19, perhimpunan yang bertujuan politik tersebut dinamakan partai politik.
Dalam negara yang bersistem demokrasi parlemen, keberadaan partai politik sudah menjadi syarat mutlak. melaluiataubersamaini adanya anggapan itu, partai-partai politik sudah tumbuh secara impulsif dan berkembang sebagai penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemenintah di lain pihak. Para jago beropini bahwa partai politik sebagai manifestasi dan suatu sistem politik yang sudah modern atau sedang dalam proses memodernisasikan dirinya.
Benikut ini akan dibahas terkena beberapa fungsi dan partai politik.
Partai Politik bekerja sebagaimana mestinya sebagai Sarana Komunikasi Politik
Salah satu kiprah partai politik yaitu menenima dan menampung tiruana aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa untuk mengurangi kesimpangsiuran pendapat yang beredar dalam masyarakat. Sesudah itu dirumuskan dan diajukan sebagai seruan kebijaksanaan. Usul kecerdikan diajukan kepada pemerintah sebagai kegiatan partai. melaluiataubersamaini demikian, tuntutan dan kepentingan masyarakat yang disampaikan kepada pemerintah oleh partai politik dijadikan kecerdikan umum. Itulah sebabnya partai politik dipandang sebagai media mediator antara rakyat dengan pemerintah atau dengan kata lain partai politik sebagai masukana komunikasi politik antara pihak yang memerintah dan pihak yang diperintah.
Partai Politik bekerja sebagaimana mestinya sebagai Sarana Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik dalam ilmu politik sanggup diartikan sebagai suatu proses yang harus dilalui oleh seseorang untuk memahami tanda-tanda politik yang umumnya berlaku di dalam masyarakat di mana ia berada. Proses pemahaman ml berlangsung secara sedikit demi sedikit semenjak dan masa kanak-kanak hlngga dewasa. Sosialisasi politik juga mencakup beberapa aspek proses penyampaian norma-norma dan nilai-nilai oleh masyarakat dan satu generasi ke generasi diberikut.
melaluiataubersamaini adanya sosialisasi politik, setiap orang diperlukan sanggup mengetahui dan menghayati, kemudian sanggup mengamalkan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Oleh lantaran itu, partai politik hams berperan aktif menanamkan norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. melaluiataubersamaini demikian, masyarakat akan sanggup menyadari hak dan kewajibannya sebagai masyarakat negara. Adapun cara-cara yang dilakukan dalam proses sosialisasi politik itu, antara lain melalui ceramah-ceramah politik, kursus-kursus, penataran, dan sebagainya.
Di samping itu partai politik hams bisa menumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat bahwa partai politik dalam kegiatannya benar-benar memperjuangkan kepentingan masyarakat pada umumnya bukan spesialuntuk semata-mata kepentingan partai atau golongannya.
Partai Politik bekerja sebagaimana mestinya sebagai Sarana Recruitment Polilik
Partai politik sebagai masukana recruitment politik, artinya partai politik mencari dan mengajak orang-orang tertentu untuk menjadi anggota partai. Orang-orang yang dimaksud yaitu mereka yang memahami masalah-masalah politik, organisasi, kepemimpinan, dan mempunyai kelebihan-kelebihan lainnya. Untuk mengajak mereka, cara-cara yang ditempuh bisa dengan kontak pribadi, persuasi, dan lain-lain. Selain dan itu, partai politik sanggup pula mengadakan kaderisasi anggota partai. Kaderisasi mi dimaksudkan untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin di masa menhadir.
Partai Politik bekerja sebagaimana mestinya sebagai Sarana Pengatur Konflik
Dalam suasana demokrasi persaingan atau perbedaan pendapat antargolongan masyarakat sering terjadi. Persaingan atau perbedaan pendapat yang timbul bahwasanya ialah sesuatu yang masuk akal saja. Namun, apabila dibiarkan tidak tidak mungkin akan mengakibatkan terganggunya kestabilan keamanan dalam pemerintahan. Oleh lantaran itu, dalam situasi yang demikian peranan partai politik sangat diharapkan, guna mengurangi atau mengatasi perperihalan-perperihalan tersebut. Adapun caranya yaitu membuat hukum permainan atau mengajak pihak-pihak yang berperihalan untuk kembali kepada aturan-aturan permainan yapg sudah ada. Maksudnya yaitu semoga tiruana pihak sanggup menyadari bahwa konflik spesialuntuk sanggup diselesaikan dengan musyawarah untuk mufakat dan tidak dengan perselisihan yang berlarut-larut.
Namun, seringkali yang terjadi partai tidak berperan sesuai dengan fungsinya, yakni sebagai masukana pengatur konflik. Dalam situasi persaingan antargolongan masyarakat, partai justru memanfaatkan peluang itu untuk kepentingannya dan sama sekali tidak memmenolong menuntaskan konflik. Itulah sebabnya di beberapa negara barn, sudah membawa aneka macam akibat, contohnya di Pakistan (1958) partai politik dibubarkan, di beberapa negara Afrika, serta negara-negara Eropa timur spesialuntuk diperkenankan adanya partai tunggal atau satu partai politik.
Sumber Pustaka: Yudhistira
Belum ada Komentar untuk "Fungsi Partai Politik Sebagai Sarana Komunikasi, Sosialisasi, Recruitment Dan Pengatur Konflik"
Posting Komentar