Dampak Postif Dan Negatif Dari Intensifikasi Pertanian

Dampak Intensifikasi Pertanian


Dalam teknologi pertanian dikenal istilah intensifikasi pertanian. Yang dimaksud dengan intensifikasi pertanian ialah mengusahakan pertanian secara intensif biar diperoleh hasil yang optimal (hasil yang seharusnya, bukan hasil yang terbaik). Dalam intensifikasi pertanian biasanya diperhatikan duduk perkara pengadaan bibit, pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pemguanan, dan acara pasca pguan. Jika dilakukan tanpa kendali, maka upaya peningkatan hasil itu sanggup menjadikan pengaruh yang tidak diinginkan.

Berikut akan dijelaskan pengaruh dan pengolahan tanah, pemupukan, penyemprotan dan penanaman monokultur.



Dampak dan Pengolahan Tanah

Seringkali terlihat para petani mengolah tanah dengan membajak sawahnya. Ketika petani membajak, sawah dialiri air sampai tergenang, dan terkadang kelebihan air dialirkan ke got dan kesudahannya masuk ke sungai. Jadi, di sawah terjadi pembersihan unsur hara yang selanjutnya dimembuang ke sungai. Akibatnya kerindangan sawah semakin berkurang.

Dampak dan Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk mempersembahkan zat masakan yang optimal kepada tanaman, biar tumbuhan sanggup mempersembahkan hasil yang cukup. Pemupukan dengan pupuk buatan sanggup mengakibatkan tanah menjadi asam (pH tanah menurun). Jika tanah menjadi asam, produktivitas tumbuhan pertanian akan merosot. Selain itu, unsur nitrogen yang terkandung di dalam pupuk sanggup menyebabka terbentuknya larutan nitrit di dalam tanah. Larutan nitrit itu sanggup meresap ke dalam sumur penduduk yang berdekatan.

Air sumur yang mengandung nitrit sanggup mengakibatkan munculnya penyakit bayi biru (blue baby), yakni badan bayi yang kebiru-biruan alasannya belum sempurnanya oksigen. Bayi yang belum sempurnanya oksigen akan mengalaini gangguan pert umbuhan otak.

Pemupukan yang hiperbola dan larut ke dalam air juga sanggup mengakibatkan meningkatkan kerindangan sungai (eutrofikasi). Ganggang dan tumbuhan sungai, inisalnya eceng gondok, tumbuh dengan rindang. Akibatnya hewanh ewan air akan belum sempurnanya oksigen sehingga mengalaini kematian. Selain itu, meningkatnva kerindangan tumbuhan air sanggup mengakibatkan terjadinva pendangkalan pada waduk dan bendungan.

Pupuk hijau dan pupuk sangkar ialah pupuk yang sanggup memperbaiki struktur tanah, menggemburkan tanah, dan juga menvuhurkan tanah. Untuk mengurangi pengaruh negatif penerapan pupuk buatan perlu diselingi dengan penerapan pupuk sangkar dan pupuk hijau.

Dampak dan Pestisida

Di potongan terlampau sudah diuraikan pengaruh negative dan penerapan pestisida (inisal insektisida). Untuk mengurangi pengaruh tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan ialah diberikut ini.
  1. Tidak mencuci peralatan penvemprot di sungai atau di bersahabat sumur biar tidak mencemari sungai atau sumur penduduk. Cucilah peralatan di daerah khusus dan limbahnya dibuarig secara khusus pula (inisal dibuatkan lubang yang jauh dan pemukiman).
  2. Tidak memmembuang sisa obat di sembarang tempat. Buanglah sisa obat di daerah khusus yang tidak mencemari sungai atau sumur penduduk.
  3. Tidak memakai obat melebihi takaran (disebut over dosis).
  4. Mengurangi penerapan pestisida dengan memberantas hama secara mekanik (inisal ditangkap, kemudian dimatikan), dan secara biologis (inisal memakai serangga predator). Pemberantasan secara biologis dengan serangga atau binatang predator dimaksudkan biar binatang predator yang dilepaskan di lingkungan memangsa hama tanaman.
Serangga predator dipelihara terlebih lampau, dikembangbiakkan, kemudian dilepaskan di sawah atau perkebunan. Pemberantasan secara biologis deinikian itu tidak menjadikan penc emaran lingkungan.

Dampak dan Penana man Monokultur

Orang yang melaksanakan intensifikasi pertanian cenderung melaksanakan pertanian monokultur. Pertanian monokultur ialah pertanian dengan menanam tumbuhan sejenis. Inisalnya sawah ditanaini padi saja, jaging saja, atau kedelai saja. Tujuan menanam secara monokultur ialah meningkatkan hasil pertanian.

Dan teori keguakaragaman hayati kita mengetahui bahwa lingkungan yang meiniliki keguakaragaman tinggi ialah lingkungan yang mantap, sedangkan lingkungan yang meiniliki keguakaragaman rendah ialah lingkungan yang tidak mantap. Lingkungan yang mantap ialah lingkUngan yang tahan terhadap gangguan dan luar.

Penanaman monokultur mengakibatkan terbentuknyalingkungan pertanian yang tidak mantap. Buktinya tanah pertanian harus diolah, dipupuk, dan disemprot dengan insektisida. Jika tidak, tumbuhan pertanian simpel terjangkit hama dan penyakit. Jika tumbuhan pertanian terjangkit hama, maka dalam waktu cepat hama itu akan menyerang wllayah yang luas. Petani tidak sanggup pguan alasannya tanamannya tersering hama.

Agar lingkungan pertanian menjadi lebih mantap, maka diupayakan menanam banyak sekali jenis tanaman. Jagung ditanam bersamaan dengan kacang, cabai, kacang panjang, atau lainnya. Upaya menanam berguaka ragam tumbuhan ini disebut sebagai pertanian tumpang sari (polikultur). melaluiataubersamaini pertanian tumpang sari, lingkungan pertanian menjadi lebih mantap. Hama yang menyerang tumbuhan yang satu mungkin sanggup dikendalikan (dimangsa) oleh predator yang hidup di tumbuhan yang lain. Di lingkungan itu, terjadi interaksi antar komponen biotik yang ada. Hanya saja, produktivitasnya agak berkurang. Keuntungannya, petani sanggup menghemat biaya (tidak membeli obat pestisida), pguanan sanggup berlangsung berkali-kali.
Sumber Pustaka: Erlangga

Belum ada Komentar untuk "Dampak Postif Dan Negatif Dari Intensifikasi Pertanian"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel