Bentuk Perubahan Sosial Secara Cepat (Revolusi)

Bentuk Perubahan Sosial Secara Cepat (Revolusi)

Perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat dinamakan revolusi. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi sanggup direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih lampau dan sanggup dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan bahwasanya relatif alasannya yakni revolusi pun sanggup memakan waktu lama. Misalnya, revolusi industri di Inggris ialah perubahan dan produksi tanpa mesin menuju ke tahap produksi dengan memakai mesin.

Perubahan tersebut dianggap cepat alasannya yakni sanggup mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat ibarat sistem kekeluargaan dan korelasi antara buruh dan majikan dalam waktu yang relatif cepat. Suatu revolusi sanggup juga berlangsung dengan dilampaui suatu pemberontakan. misalnya, revolusi kemerdekaan di Indonesia dan revolusi Perancis. Secara sosiologis, persyaratan diberikut ini harus dipenuhi biar suatu revolusi sanggup tercapai.

1. Harus ada impian dan masyarakat banyak untuk mengadakan perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan dan harus ada impian untuk mencapai keadaan yang lebih baik. misalnya, revolusi Perancis.
2. Ada seorang peinimpin atau sekelompok orang yang bisa meinimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan. misalnya, revolusi di Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro.
3. Ada peinimpin yang sanggup menampung impian atau aspirasi dan rakyat untuk kemudian merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu kegiatan kerja.
4. Ada tujuan konkrit yang sanggup dicapai. Artinva, tujuan itu sanggup dilihat oleh masyarakat dan dilengkapi oeh suatu ideologi tertentu.
5. Ada momentum yang sempurna untuk mengadakan revolusi, vaitu dikala di mana keadaan sudah sempurna dan baik untuk mengadakan suatu gerakan. misalnya, revolusi 17 Agustus yang terjadi di Indonesia yakni suatu momentum yang tepat. Kemerdekaan ialah impian rakyat Indonesia yang waktu itu sudah mencicipi kejamnva perlakuan penjajah. Hal ini dibarengi dengan munculnya sosok peinimpin yang sanggup menampung aspirasi rakvat serta waktu pencetusan yang sempurna di mana dikala itu terjadi kekosongan pemenintahan setelah menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.

Sumber Pustaka: ESIS

Bagikan Artikel ini