Perkembangan Gapi ( Campuran Politik Indonesia)

Perkembangan GAPI



GAPI hendak mengadakan aksi, menuntut pemerintah dengan mengadakan dewan legislatif yang disusun dan dipilih oleh rakyat Indonesia dan kepada dewan legislatif itulah pemerintah harus bertanggung jawaban. Jika tuntutan GAPI itu diluluskan oleh pemerintah, GAPI akan mengajak seluruh rakyat untuk mengimbangi kemurahan hati pemerintah. Itulah jawabanan pergerakan nasional terhadap pemerintah alasannya yakni penolakan Petisi Sutarjo.

Pada tanggal 24 Oktober 1939 GAPI membentuk sebuah tubuh Kongres Rakyat Indonesia (KRI) yang bertujuan untuk membahagiakan dan memakmurkan penduduk. Kegiatan GAPI selanjutnya dilakukan oleh KRI dengan mengadakan kongres-kongres. “Indonesia Berparlemen” tetap ialah tujuan utama GAPI selain memajukan masalah-masalah sosiale konomi. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi, lagu Indonesia Raya menjadi lagu kebangsaan dan bendera Merah Putih menjadi bendera Indonesia.

Pemerintah mempersembahkan reaksi hambar terhadap resolusi GAPI dan sangat diakungkan alasannya yakni ia tidak akan memdiberi perubahan sebelum perang selesai. Untuk ini tiruana pemerintah spesialuntuk menjawaban dengan membentuk Komisi Visman. Meskipun demikian GAPI terus menempuh demi tercapainya “Indonesia Berparlemen”. Jelas bahwa GAPI benar-benar merealisasikan pikiran rakyat yang menginginkan negara yang bangun sendiri.



Untuk lebih mengefektifkan usaha GAPI, KRI yang sudah ada itu diubah menjadi Majelis Rakyat Indonesia (MRI) dalam sebuah konferensi di Yogyakarta pada tanggal 14 Septermber 1941. MRI dianggap tubuh perwakilan segenap rakyat Indonesia yang akan mencapai kesentosaan dan kemuliaan menurut demokrasi. Kepentingan rakyatlah yang harus dilampaukan di banyak sekali bidang. Sebagai satu federasi, maka yang duduk dalam dewan pimpinan yakni GAPI, MIAI, dan PVPN, berturut-turut mewakili federasi organisasi politik, organisasi Islam, dan Federasi Serikat Sekerja dan Pegawai Negeri.

Setiap organisasi yang menjadi wadah federasi partai politik memiliki organ-organ pelaksanaan. Hal ini sanggup dibanding-bandingkan antara PPPKI dengan kongres Indonesia Raya, GAPI dengan KRI, dan Dewan Pimpinan dengan MRI. Organisasi yang terakhir mi dipandang sebagai bentuk yang paling maju alasannya yakni di dalamnya tergabung tidak spesialuntuk organisasi politik, tetapi juga organisasi sosial dan keagamaan. Pemilihan Pengurus Dewan Pimpinan yang diadakan pada bulan November 1941 menentukan Mr. Sartono sebagai ketua. Persiapan ke arah kongres MRI bulan Mei 1942 sudah dilakukan. 

Seperti biasanya organisasi yang federatif tidak bisa bertahan usang alasannya yakni didalamnya terdapat perbedaan pendapat maka satu persatu keluar dan federasi itu. Bulan Desember 1941, PSII keluar dan CAPT. Meskipun demikian organisasi ml menghadiri kongres Rakyat Indonesia di Yogya pada tanggal 13 September 1942 yang juga didukung oleh MIAI, PVPN, Kongres Perempuan Indonesia, Isteri Indonesia, Perti, PSII, Parindra, Gerindo, Pasundan, PIT, PPM, PAT, NU, PPBB, Muhammadiyah, PMM, dan Taman Siswa yang tiruananya mendukung pendirian MRI.
Sumber Pustaka: Erlangga

Belum ada Komentar untuk "Perkembangan Gapi ( Campuran Politik Indonesia)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel