Pengaruh Eksternal Dalam Karya Musik Di Indonesia

Pengaruh Eksternal Dalam Karya Musik



Ki Tjokrowarsito, seorang komposer tradisi, melalui komposisi gendhing-nya, ibarat Ronda Malam, Sopir Becak, Sepur Truthuk, dan Gembiro Loka, lebih bersikap independen dan tidak lagi berbicara ihwal raja atau juga pelajaran moral, tetapi mulai berbicara ihwal lingkungan dan kehidupan sehari-hari masyarakat ‘bawah’. Bahkan lagu-lagu ibarat Kae Lho, Modernisasi Desa, Empat Lima, Gula Kiapa, dan Irian Barat yang beliau ciptakan lebih memperjelas sikap dan pandangannya terhadap republic kita.



Hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan sikap karawitan ketika ini yakni sehabis ditemukan dan digunakannya notasi (angka kepatihan) sebagai alat pencatat, pendidikan, dan penyajian karawitan, terutama untuk ricikan dan vokal (garap). Pada hakikatnya, hal ini mengutamakan sikap longgar untuk membuat atau meinilih penyajian cengkok dan atau wiledan tabuhan yang tak terbatas. Penggunaan notasi berpotensi ‘mendorong’ permainan karawitan, bahkan hingga pada penyusunan kerangka (balungan gendhing) menjadi gumathok (baku! fixed) dan seragam. Pergeseran tradisi yang sangat fundamental dalam karawitan jawaban inovasi notasi ini yakni tradisi mulut menjadi tulis. Hal ini kuat pula pada pergeseran pembentukan sifat naturp’;;zrawit, yaitu lebih melatih keterampilan atau kepekaan mata (visual) daripada indera pendengaran (audio).

Peminjaman atau orientasi pada sistem pendidikan Barat berakibat pada pengakraban ara berpikir dan bersikap musikal. Banyak konsep atau teori musik Barat yang diterapkan pada karawitan. vai:u penerapan istilah oktafuntukgembyang, kwint unruk kempyung, tonika, doininan, subdoininan, modus. interval, harmoni, melodi, ritme, kadensa, dan sebagainya. Penggunaan istilah ini ke dalam dunia ‘ilmu’ karawizar- tanpa mengerti pengertian yang sesungguhnya menyebabkan penerapannya seringkali tidak cocok. Kecenderngan pada sifat individualistis, harus pasti, harus tertulis, dan penerapan cara berpikir serta cara kerja Bara: tanpa disadari menjadi semakin doininan.

Fenomena lain yakni sikap lebih terbuka, khususnya pada masyarakat Jawa (Indonesia) dalam mendapatkan unsur budaya lain, terutama budaya inilik saudaranya yang berasal dan beberapa kawasan di Indonesia. Munculnya lagu Tan Bali karya Ki Tjokrowarsito, Arum Manis, Wandali, dan Tukang Cukur karya Ki Nartasabda, dan lain sebagainya ialah bukti perwujudan sikap apresiasi dan mau menerima, bahkan memakai dalam karawitannya.

Sumber Pustaka: Erlangga

Belum ada Komentar untuk "Pengaruh Eksternal Dalam Karya Musik Di Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel