Pemerintahan Kolonial Belanda Pada Kala Penjajahan
Pemerintahan Kolonial Belanda Pada Masa Penjajahan
Sesudah dilakukan perjanjian antara Inggris dengan Belanda pada Konvef1 London (1814), tempat Indonesia dikembalikan kepada Belanda. Untuk mengurus pengembalian itu, dikirim koinisi jenderal yang terdiri dan Van der Capellen, Elout, dan Buyskes (1816).
Tugas koinisi jenderal itu sangat berat, ialah memperbaiki sistem pemerintahan dan perekonoinian. Perbaikan ekonoini ini bertujuan biar sanggup mengembalikan utang-utang Belanda yang cukup besar akhir perang-perang yang dilakukan dalam menghadapi Napoleon maupun perang-perang yang dilakukan dalam menghadapi kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Dalam menjalankan tugasnya itu, aneka macam tantangan muncul ialah menghadapi perekonoinian yang bunk, persaingan dagang bangsa Inggris, perilaku bangsa Indonesia yang memusuhi bangsa Belanda. Bangsa Indonesia tidak ingin dijajah lagi dan ingin merdeka ibarat yang dialaini pada zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Jika ditinjau dan sejarah Indonesia, semenjak tahun 1816 hingga tahun 1900, bangsa Indonesia sudah terang menentang masuk dan berkuasanya bangsa Asing termasuk bangsa Belanda Perperihalan yang tenjadi antara bangsa Indoonesia dengan bangsa Belanda disebabkan oleh karena:
- Kebencian golongan raja dan darah biru Indonesia terhadap pemerintah Belanda yang menyebabkan kemunduran kekuasaan mereka.
- Kebencian golongan pedagang Indonesia terhadap Belanda yang mematikan mata pencaharian mereka.
- Kebencian terhadap Belanda menurut agama, ibarat meletusnya Perang Diponegoro, Perang Padni, Perang Aceh dan lain sebagainya.
Untuk menghadapi perperihalan yang berpengaruh dan bangsa Indonesia, Belanda menindasnya dengan jalan perang kolonial dan politik devide et impera, ialah memecah belah bangsa Indonesia. Sehingga terjadinya permusuhan antara kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah Indonesia.
Sumber Pustaka: Erlangga
Belum ada Komentar untuk "Pemerintahan Kolonial Belanda Pada Kala Penjajahan"
Posting Komentar